21. Ketemu mimi
Panas nya matahari menyengat kulit gadis yang berjalan sendirian menuju rumah nya. Handphone nya lowbat sedangkan uang saku nya habis.
Gadis itu mendesah kesal. "Cape banget," Keluhnya seraya mengelap keringat yang menetes.
Gadis yang ternyata adalah aleisya itu berteduh di bawah pohon mangga. Jarak rumahnya masi lama, sekita 15 menit baru sampai.
"Huh, mendung dong. Panas banget ini mana aku gada uang"
Aleisya menendang kerikil di sampingnya dengan keras. Mata nya membola saat melihat segerombolan laki laki mendekat kepadanya.
"Hai cantik" Sapa salah satu laki laki yang berjumlah delapan orang itu.
Aleisya tersenyum kikuk, keringat dingin mulai membanjiri telapak tangan nya. Teringat bahwa biasanya di novel-novel ada adegan seperti ini.
Laki laki yang berambut keriting maju. "Ko ngelamun sih manis?" kekeh nya seraya mencubit pelan pipi aleisya.
"Eh jangan pegang-pegang" Cetus aleisya.
Laki laki tadi tertawa, "Astaga lucu banget."
Aleisya yang merasa akan tanda-tanda bahaya langsung berdiri dan mendorong kasar badan laki laki keriwil tadi.
Kaki mungilnya berlari dengan kencang. Astaga, kenapa jalanan disini sangat sepi?!
Sedangkan gerombolan laki-laki tadi langsung berlari mengejar mangsa mereka. "WOI JANGAN LARI LO!"
Ya tuhan, aleisya sangat takut. Air mata nya keluar dengan deras.
"Mama papa echa takut" Lirih gadis itu.
Aleisya terpekik kaget saat seseorang menarik tubuhnya bersembunyi di balik dinding. "Ssssttt, you diem yah"
Gadis itu terdiam memandang seorang wanita ew laki laki? di depan nya.
"Dimana cewe tadi?!" Bentak salah satu dari gerombolan tadi.
"Gatau bos, cepet amat larinya kek ying" Jawab yang lain nya.
Aleisya menutup mulutnya untuk tidak bersuara. Keringat dingin sebesar biji jagung menghiasi wajah cantik gadis itu.
"Nah, udah aman."
Aleisya bernafas lega. Mata nya memandang seseorang yang juga memandangnya dengan mata yang berbinar.
"Em makasi ya. Kalo ga ada kamu mungkin aku udah di tangkap sama mereka"
Seseorang di depan nya itu mengangguk. "Sist kalo jalan disini hati-hati, tadi tuch sekumpulan om-om pedo buluk lohh. Nanti kalo sist di tangkap"
Orang tadi menjeda kalimat nya. "Nanti sist di rawr rawr!" Sambungnya.
Aleisya tertawa. Sepertinya orang di depan nya ini adalah bencong, terlihat dari basanya yang mendayu-dayu.
"Oh ya say! nama you siapa nich?"
Aleisya mengulurkan tangan nya. "Aku aleisya. Panggil echa"
"Eyke mimi sist" Mimi tertawa pelan.
"Mimi bencong ya?"
Bukan nya tersinggung dengan pertanyaan aleisya, mimi malah terkekeh kecil. "Iya say. Tapi nichh mimi bukan sembarang bencong lohhh"
"Emang mimi bencong seperti apa?"
"Mimi tuh bencong premium sist! beda sama bencong-bencong di lampu merah"
Aleisya mengangguk meski tidak paham. "Ooooo gituu".
KAMU SEDANG MEMBACA
About taste
Teen FictionKisah klasik tentang albara, Laki laki dengan tatapan datar yang terjebak perjodohan dengan aleisya, Tetangga masa kecilnya yang dia benci. Tentang bara, laki laki yang menyembunyikan perasaan khawatirnya. Dan tentang aleisya, yang diam diam menyemb...