Cerita ini tergolong cerita Dewasa dan buat yang masih di bawah umur tolong Skip aja ya.. Thanks 😊
***
Holly adalah seorang wanita kaya raya yang telah memiliki perusahaan minuman anggur di berbagai negara.
Dengan segala macam urusan bisnis yang pa...
Terik matahari membuatku tersadar dan membuka kelopak mataku. Ku tatap langit langit ruangan ini, seketika aku ingat ini adalah kamar yang ia berikan untuk ku.
sekujur tubuhku terasa sangat sakit, bahkan untuk menggeser posisi tidur ku saja rasanya terasa nyeri.
Ku lihat tubuhku masih dalam keadaan telanjang di penuhi bekas cambukan dengan alat yang masih menancap di lubang vagina ku.
Ku coba untuk duduk dan mencabut alat itu. Hingga ku rasa cairan hangat kembali mengalir deras keluar dari lubang vagina ku.
"Ah rasanya lega sekali.."gumam ku
Ku lihat alat itu berbentuk seperti penis berukuran sangat besar. Bahkan aku tak bisa menggenggam dianter nya hanya dengan satu telapak tangan ku. Berarti benar, lubang vagina ku saat ini sudah sangat besar.
Aku kembali meneteskan air mataku ketika ku mengingat kejadian bagaimnaa dia menyiksaku hampir 24 jam tanpa memperdulikan bagaimana kondisi ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mengapa dia sangat tega melakukan semua ini padaku" gumam ku sembari mengusap luka bekas cambukan di tubuhku.
Tanpa sengaja ku lihat secarik kertas diatas roti dan susu yang tersaji di meja samping tempat tidur ku.
'Sunwoo.. Terimakasih telah membuat ku merasa sangat puas. Sebagai imbalan, ayahmu sedang menjalani terapi di rumah sakit terbaik di korea hari ini. Dan ini bukti pelunasan biaya pendidikan adikmu. Jangan lupa habiskan sarapan mu. Maaf aku harus pergi ke kantor pagi ini. Tunggu aku, aku akan pulang jam 10 malam nanti. Oh ya.. Jangan berani lepaskan alat yang menancap di vagina mu. Karna kau pasti akan menancapkan nya lagi. Haha Jangan lupa obati luka mu dengan salep yang sudah ku sediakan. Selamat pagi Sunwoo kelinci ku yang imut'
Dengan penuh rasa kesal ku robek surat itu dan ku lemparkan hingga berhamburan di atas lantai kamar ini.
"Jadi aku benar2 telah menjual tubuh dan kehormatan ku pada nya" ucapku sembari memukuli kepala ku.
Ku ambil buku diary ku dan ku catat semua ungkapan isi hatiku yang tak bisa ku ceritakan pada siapapun. Dengan rasa sakit di tubuh ku, ku coba goreskan pena di atas lembar diary ku.
Aku benar2 sudah tak memiliki harga diri lagi.. Aku hanyalah gadis jalang murahan yang tak berhak memiliki impian lagi. Wanita yang ku fikir malaikat penolongku kini telah berubah.. Atau aku yang memang telah salah menilai nya? Padahal sebelum aku memasuki tempat ini, aku sudah merasa sangat nyaman bahkan jatuh cinta kepadanya. Tapi kini.. Mendapat surat dari nya saja membuatku sangat ketakutan. Bagaimana aku bisa menjalani hidupku kedepan nya? Apakah aku bisa kuat menahan semua rasa sakit ini? Tapi semua ini demi ayah dan juga Jiwoo. Harga diri tak penting lagi jika memang aku bisa menjual harga diriku untuk kesembuhan ayah dan juga masa depan Jiwoo. Meski aku harus di siksa setiap hari oleh seseorang yang kini menganggap ku hanya seekor kelinci peliharaan miliknya.
