Cerita ini tergolong cerita Dewasa dan buat yang masih di bawah umur tolong Skip aja ya.. Thanks 😊
***
Holly adalah seorang wanita kaya raya yang telah memiliki perusahaan minuman anggur di berbagai negara.
Dengan segala macam urusan bisnis yang pa...
( Maaf baru publish lagi, kemaren bener2 sibuk di rl. hari ini sebenernya schedule nya aku publish ceritaku yang berjudul 'Destiny' tapi karena masih dalam tahap editing jadi aku publish cerita yang ini dulu gapapa ya :D Jujurly semakin banyak vote semakin buat aku semangat nulis lanjutan cerita ini.. Dan kalau semakin sepi vote aku juga jadi ragu buat nulis kelanjutan nya :( Jadi kaya bertanya-tanya sebenernya kalian suka ga sih? Thankyou for all your support.. Happy reading guys !!! )
WARNING 21+++ !!!
(Author Pov)
6 bulan berlalu.. Kini, usia kandungan Sunwoo sudah berjalan 7 bulan. Hoyeon yang telah mengetahui hal ini dari ayah Sunwoo pun tampak lebih sering meluangkan waktunya untuk Sunwoo terutama ketika Sunwoo harus cuekin kondisi kandungan nya.
"Sunwoo.. Setelah ini kau ingin kemana?" tanya Hoyeon yang menggandeng tangan Sunwoo berjalan menuju mobilnya.
"Aku ingin makan jjajangmyeon yang dulu kita makan di dekat bandara Incheon"
"Ah baiklah.. Ayo kita kesana"
"Sekarang unnie?"
"Ya.. Ayoo"
Hoyeon pun benar2 membawa Sunwoo ke tempat makan yang Sunwoo inginkan meski mereka harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam.
"Sunwoo.. Aku akan slalu berusaha mewujudkan semua hal yang kau inginkan selagi aku bisa melakukannya. Lagipula kau ingat janjiku, aku akan bertanggung jawab atas dirimu dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Jadi jangan khawatir oke"
"Umm terimakasih banyak Unnie.. Oh ya.. Aku mau ke toilet dulu sebentar ya"
"Mau ku antar?"
"Tak perlu.. Aku sendiri saja"
"Yasudah hati2 ya.. Telepon aku jika terjadi sesuatu"
"Baik unnie.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Sunwoo Pov)
Ketika aku selesai buang air kecil, ku dengar seseorang menutup pintu utama toilet dengan sangat keras.
Tak lama ku dengar suara isak tangis seorang wanita yang mungkin kini berdiri di area wastafel.
"Astaga ... Kalian mengikutiku sampai toilet?"
"Suara itu.. Suara itu benar2 tak asing di telingaku." batinku
Aku pun mengurungkan diri untuk keluar dari bilik toilet yang ku tempati.
"Ini perintah Nyonya Shin, Nona tak bisa membantahnya"
"arrghhh !!! Baiklah.. Kalian tunggu saja disini. Aku ingin buang air kecil"