Seorang wanita merenggangkan tubuh sintalnya di atas kasur berantakan. Dengan mata sayu, ia melihat Tristan mengancing bajunya.
"Kembali ke kasur, Tristan. Ini masih pagi."
"Tidak bisa. Aku harus pulang ke Griffin House, mengganti pakaianku dan pergi ke rumah ibuku. Aku janji mau sarapan dengannya setelah balik dari Norfolk."
Setelah hujan reda semalam, Tristan tidak mengundur waktu untuk balik ke London. Tapi ia tidak langsung pulang ke kediamannya, melainkan pergi ke rumah Lady Margaret. Janda tanpa anak itu yang menghangatkan ranjang Tristan selama satu tahun terakhir.
Sudah biasa bagi seorang bangsawan untuk memiliki wanita simpanan. Sebelum menikah, Tristan menjalin hubungan yang cukup lama dengan Camille, seorang penyanyi opera. Tristan memutus hubungan mereka karena ia menganggap serius janji pernikahan.
Namun setelah mengetahui kebusukan Zara, ia kembali mencari Camille. Sayang sekali, Camille sudah bersama dengan pria lain. Lalu Tristan bertemu dengan Lady Margaret, yang masih berduka karena ditinggal mati suaminya. Mereka saling membutuhkan dan kompatibel di atas ranjang.
"Kamu menyerangku dengan ganas semalam. Apakah istrimu tidak bisa memuaskanmu?"
Tristan selesai mengancing baju. "Kamu tahu kalau aku tidak sudi menyentuh tubuhnya."
Meskipun mulut Tristan berkata seperti itu, ia telah membohongi dirinya sendiri. Tristan menyentuh, bahkan mencium Zara. Dan Demi Tuhan, ia merasa jijik pada dirinya sendiri karena menginginkan Zara.
"Huh? Aku pikir kamu membawa Duchess of Griffin ke mansionmu di Norfolk untuk membuktikan kalau perkataannya salah."
Tristan sudah memakai kembali pakaian kusutnya. Ia langsung menoleh ke arah Lady Margaret dengan wajah mengeras. "Apa yang dia bilang?"
"Istrimu bilang kalau performamu di atas ranjang sungguh buruk. Makanya kalian tak kunjung dikaruniai keturunan."
Jika Lady Margaret yang jarang mengikuti perkumpulan saja bisa tahu, berarti ucapan Zara yang merendahkan suaminya sendiri sudah tersebar luas.
"That bitch... Aku akan mencekiknya," geram Tristan. Darahnya mendidih. Beruntung wanita iblis itu berada jauh darinya.
Lady Margaret memeluk Tristan dengan tubuh tanpa busana. Kepalanya menyandar di dada Tristan, berusaha meredam emosinya.
"Aku tahu dia berbohong. Kamu sudah membuktikannya selama satu tahun terakhir kita bersama. Performamu di atas rata-rata, Your Grace. Sampai kapan kamu meninggalkannya di Norfolk?"
"Belum tahu." Tristan membelai rambut panjang Lady Margaret.
"Ahh, rasanya lebih damai begini. Andai saja kita duluan bertemu sebelum aku menikah."
"Margaret, tidak ada gunanya berandai-andai. Aku harus pergi." Tristan melepas pelukan Lady Margaret dan keluar dari kamarnya. Semua pelayan Lady Margaret sudah tahu tentang hubungan mereka. Jadi Tristan tidak perlu diam-diam keluar masuk rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming A Duchess
Historical FictionZara Foster, mahasiswi Ilmu Sejarah yang meninggal karena menyelamatkan seorang anak kecil, tiba-tiba terbangun sebagai Duchess Griffin di abad ke-19. Menjadi seorang Duchess ternyata penuh tantangan. Apalagi suaminya merupakan pria tampan dengan ha...