Anya menyisir rambut panjang sepinggang Zara dan mengepangnya tidak terlalu ketat agar rambut Zara tidak kusut di pagi hari setelah ia bangun.
"Sudah selesai, Your Grace. Apakah ada hal lain yang anda butuhkan?"
"Terima kasih, Anya. Kamu bisa istirahat sekarang."
Setelah Anya mengucapkan selamat malam dan keluar, Zara melirik pintu penghubung kamarnya dan kamar sang duke. Jantungnya berdebar tak karuan.
Malam ini ia akan menjalankan tugasnya sebagai seorang istri!
Zara tidak mungkin menolak karena Tristan sudah menepati kesepakatan mereka. Sang duke memperlakukan Zara dengan baik. Selalu muncul saat sarapan dan makan malam, mengijinkannya menggelar pesta dan berbaik hati mengajarkan Zara menggunakan senapan.
Untuk menenangkan dirinya, Zara berdiri di depan jendela yang terbuka lebar dan menghirup angin malam segar. Langit gelap diterangi oleh bulan purnama.
Zara teringat saat kecil, sebelum orang tuanya bercerai, ia dan adiknya sering melihat ke luar jendela sebelum tidur untuk menghitung bintang di langit malam.
Pernah suatu saat ketika bulan purnama, Emma bertanya kenapa bintang tidak muncul. Zara yang masih kecil juga tidak tahu jawaban pastinya.
Pintu kamar penghubung diketuk dua kali, membuyarkan lamunan Zara.
"Kamu sudah tidur?"
"Belum."
Tristan masih mengenakan pakaian yang ia pakai sewaktu makan malam tadi. Hanya beberapa kancing atas yang terbuka. Ia masuk dengan membawa sebotol anggur merah dan dua gelas.
Sang duke mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar Zara.
"Kamu menurunkan lukisanmu," ucapnya sambil menuangkan anggur.
Lukisan yang dimaksud Tristan adalah lukisan Zara Sherrington sedang duduk santai di sofa sambil memakan buah anggur — dengan ukuran super besar menggantung di dinding.
"Aku mau mengganti suasana kamarku." Zara masih berdiri di depan jendela.
Selesai mengisi dua gelas dengan anggur, Tristan mengangkat kepalanya dan baru melihat Zara untuk pertama kalinya sejak ia masuk ke kamar sang duchess.
Ia menghampiri Zara dan berhenti beberapa langkah darinya.
"Gugup?"
Zara menelan ludahnya. Ia mengambil gelas yang disodorkan Tristan. Ya, segelas anggur merah bisa membasahi kerongkongannya yang kering.
"Mengapa bintang tidak muncul sewaktu bulan purnama?" tanya Zara setelah menurunkan gelas dari bibirnya.
Tristan melirik ke luar jendela untuk sesaat. "Itu karena bintang kalah terang dengan cahaya bulan purnama. Namun mereka selalu ada di atas langit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming A Duchess
Historical FictionZara Foster, mahasiswi Ilmu Sejarah yang meninggal karena menyelamatkan seorang anak kecil, tiba-tiba terbangun sebagai Duchess Griffin di abad ke-19. Menjadi seorang Duchess ternyata penuh tantangan. Apalagi suaminya merupakan pria tampan dengan ha...