Malam sebelumnya...
Zara terbangun dalam posisi menyamping dan kedua tangan terikat di belakang punggungnya. Ia tidak dapat melihat karena matanya ditutup oleh kain namun ia dapat merasakan dirinya berada dalam sebuah kereta kuda. Kain yang membekap mulutnya begitu erat hingga ia tak bisa berteriak minta tolong.
Ia sedang berpikir bagaimana ia bisa berakhir dalam situasi ini ketika kereta tersebut berhenti. Lalu terdengar suara pintu terbuka dan ia ditarik keluar. Zara berterik dan meronta sekuat tenaga sampai ia terjatuh dari kereta kuda.
Belum pulih dari rasa sakit yang menghujam badan, rambutnya ditarik begitu kuat dari atas hingga mau tidak mau Zara berdiri kembali.
"Jangan buat aku habis kesabaran," desis pria itu.
Zara seketika diam. Ia pernah mendengar suara itu sebelumnya. Suaranya sangat familiar...
"Aku tak menyangka begitu mudah menipumu dengan surat itu," ucapnya sembari menurunkan kain yang menutupi mata Zara. "Terkejut?"
Zara menatapnya dengan penuh kebencian seakan ia manusia paling kotor di dunia ini. Sir Savile tertawa kecil. "Jangan melihatku seperti itu, sayang. Bukankah kau merindukanku?"
Sir Savile mendorong Zara dari belakang, menuju sebuah rumah dua tingkat yang tampaknya sudah lama tak dihuni. Terletak di tengah hutan dan terpencil, rumah itu merupakan tempat terbaik untuk menahan sanderanya.
"Bagaimana menurutmu? Memang sedikit berdebu, tapi masih layak untuk ditempati. Lagipula kita tidak akan lama tinggal di sini... Apa?" tanya Sir Savile saat Zara mengucapkan sesuatu.
Karena tidak jelas, Sir Savile membuka penutup mulutnya. Zara langsung meludahinya. Sir Savile mengusap ludah yang mendarat tepat di mata kirinya. Rahang pria itu mengeras, lalu...
PLAK!
Tamparan Sir Savile begitu keras hingga Zara hampir terjatuh kalau ia tidak ditarik kembali dan dicekik lehernya.
"Aku tidak suka direndahkan. Jangan pikir karena kamu seorang Duchess, maka kamu dapat berbuat seenaknya. Mengerti?" Sir Savile memberi peringatan dengan tatapan membunuh. Ia masih mencekik leher rapuh itu dengan satu tangan.
Sepersekian detik sebelum kehabisan napas, Zara mengangguk lemah. Ia tak mau terlalu cepat mati karena mungkin saja masih ada peluang untuk melarikan diri dari monster biadab itu.
"Kenapa kamu melakukan ini? Apakah karena kejadian di pesta dansa itu, aku menyakiti perasaanmu?" tanya Zara dengan suara parau setelah Sir Savile melepas cekikannya.
"Itu salah satu alasannya, Your Grace. Aku tidak suka direndahkan dan dipermainkan."
"Tapi itu murni salah paham saja. Aku tidak menyangka Lady Falmouth menganggapnya serius. Begini saja, lepaskan aku dan aku akan memberi apapun yang kamu minta. Uang? Emas? Berlian? Sebut saja berapa yang kamu mau, suamiku akan menebusnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming A Duchess
Historical FictionZara Foster, mahasiswi Ilmu Sejarah yang meninggal karena menyelamatkan seorang anak kecil, tiba-tiba terbangun sebagai Duchess Griffin di abad ke-19. Menjadi seorang Duchess ternyata penuh tantangan. Apalagi suaminya merupakan pria tampan dengan ha...