13. BERANGKAT BARENG!

1.6K 92 0
                                    

Valerie turun dari tangga dengan seragam lengkap ditubuhnya. Manis. Satu kata yang menggambarkan gadis itu. Wajahnya sumringah bahagia, dan tak ada satupun yang tahu penyebab kebahagiaan gadis itu. Valerie mengedarkan pandangannya menyusuri rumahnya, "BUNDAAA," panggil Valerie agak keras. Bunda Valerie yang sedang menyiapkan makanan hampir saja menjatuhkan piring karena terkejut akibat putrinya tersebut.

"Kamu hampir aja bikin makanannya jatuh, Vee!" seru Zara sembari bergurau.

Vee berjalan menuju meja makan dengan bola mata yang memutar malas karena melihat menu yang ada diatas meja, sayur lagi? pikirnya.

"Bun?"

Zara menaikkan alisnya melihat putrinya yang sibuk memandangi menu sarapan hari ini.

"Mana makanan buat, Vee?" tanyanya.

Zara menunjuk makanan yang berjejer rapi diatas meja, "Bukannya udah kamu lihatin dari tadi?"

Vee berdecak, apakah bundanya amnesia? apakah bundanya sudah tidak peduli lagi padanya hingga tidak menyiapkan sarapan khusus untuknya. Vee menunduk lesu, sementara Zara menggelengkan kepalanya gemas, Bagaimana putrinya bisa sangat memberi sayuran, bahkan untuk mencicipinya saja Vee sangat ogah-ogah-an.

"Bundaaa, ihhh!" rengek Vee, Bundanya benar-benar mengabaikan dirinya.

Zara tersenyum tipis kemudian menuju pantry untuk mengambil bekal milik putrinya. Vee berbinar melihat sekotak bekal makan berada dihadapannya, sedetik kemudian ia melihat jam, Bundanya memang pengertian, Jam menunjukkan bahwa 15 menit lagi bel sekolah Valerie akan berbunyi. Vee berdiri dari tempat duduknya kemudian mencium tangan dan seluruh wajah bundanya.

"Vee berangkat!" pamitnya kemudian berlari kedepan menghiraukan balasan dari Bundanya.

Hari ini Vee akan berangkat menggunakan Grab, Gadis itu sudah memesan Grabnya. Saat dirinya memasang sepatunya, suara klakson sepeda motor terdengar dari luar gerbang membuat gadis itu berlari menuju depan rumah.

Vee menunduk melihat sepatunya, dan ketika mendongak melihat Grab yang ia pesan, raut wajahnya berubah muram, "K-enn?" lirihnya pelan.

"Sayang?" panggil Ken pelan, tentu panggilan itu masih terasa nyaman ditelinga Vee, walaupun sakit hati yang Vee rasakan saat ini juga benar-benar membuatnya tak mampu untuk sekedar menatap mata Ken.

"Ayo berangkat bareng aku!" titah Ken lembut, sementara Vee meremas roknya sembari menggeleng, "Aku udah pesen, Grab, kamu duluan aja!" balas Vee, ucapannya sangat pelan, bahkan ketika ia telah disakiti oleh Ken, dirinya masih menggunakan aku-kamu untuk berkomunikasi kepada pria itu, dan itu membuat senyum tipis Ken terbit.

"Grabnya udah aku suruh balik tadi!" seru Ken santai. Ken memang berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan mantan kekasihnya, persetan dengan Ibunya, Ia sudah tidak peduli, Vee adalah dunia Ken, dan Ken tidak akan membiarkan Vee pergi dari hidupnya. Tidak akan!

Vee melotot kepada pria itu, namun gadis itu tidak mengatakan apapun, Vee meninggalkan Ken dan berjalan menuju jalan raya untuk mencari angkot, sementara Ken mengikutinya dari belakang. "Beneran nggak mau bareng? kurang 10 menit lagi kita masuk, kalau kamu nunggu angkot bakalan lama, emang mau dihukum?" tanya Ken melajukan motor besarnya secara pelan disisi Vee yang sedang berjalan kaki.

Gadis cantik itu itu melirik jam tangannya, dimana perkataan Ken benar. Vee berhenti kemudian menatap Ken lekat, "Yaudah!" seru Vee kemudian naik diatas motor besar Ken. Jika biasanya Vee selalu dibantu dengan tangan Ken untuk naik, kali ini gadis itu naik dengan bantuan pundak Ken tanpa memperdulikan uluran tangan yang Ken julurkan. Ken menghela nafasnya, sabar!

Dalam perjalanan mereka berdua saling terdiam, Ken yang bingung harus membahas apa dan Vee yang ingin cepat-cepat sampai disekolah. Setibanya disekolah, tentu mereka berdua menjadi pusat perhatian, apalagi tatapan tajam dari penguasa Valeschool.

---

"Mana si, Vee?" tanya Poppy yang menggerutu dari tadi karena merasa lelah berada diparkiran, walaupun dirinya bisa melihat para cogannya valeschool tetap saja betisnya terada keram karena terlalu lama berdiri.

Vee memang meminta mereka bertiga untuk menunggunya diparkiran karena Vee mengatakan ia berangkat bersama Ken. Alhasil, Cath, Eve, dan Poppy menunggu sahabatnya diparkiran. "Ini udah mau bell, apa Vee diapa-apain ya sama Ken?" celetuk Poppy asal, sedari tadi Poppy bercerocos sendiri karena Cath yang sibuk bertukar pesan dengan kekasihnya, sementara Eve melihat postingan instagram Darell yang baru saja memposting Instastory.

"Diem dan tunggu aja! palingan abis ini juga dateng." sela Eve sebelum Poppy kembali bersuara, pasalnya dirinya jadi tidak fokus memperhatikan ketampanan Darell karena suara gadis itu.

Sementara dibagian utara parkiran, anak-anak Broderick juga sedang nongkrong diparkiran.

"Bucin mulu lo!" sindir Ozzy yang baru saja datang kepada Rafi.

Rafi melirik sinis laki-laki itu, Ozzy ini baru saja datang namun laki-laki itu sudah merusak mood-nya saja. "Sirik lo!?"

Ozzy terkekeh diikuti Darell, "Tumben lo udah dateng, Bos?" tanya Ozzy sembari duduk diatas motor besar Darell yang bersampingan dengan milik Athenio.

"Suka-suka gue!" jawab Athenio cuek.

"Lo pms?"

Tatapan tajam langsung dilayangkan oleh Athenio membuat Ozzy meringis.

"Dia dateng udah dari jam enam." celetuk Darell. Laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua itu memang terbiasa berangkat pagi, diantara teman-temannya, Darell adalah satu-satunya yang sedikit disiplin.

Ozzy cengo menatap ketuanya, tumben-tumbenan sekali ketuanya datang sepagi itu. disisi lain Dexter yang baru saja datang langsung menampar mulut Ozzy dengan kertas bertuliskan poster lomba basket.

"Sakit, anjing!" sentaknya kepada Dexter.

Dexter mengangkat alisnya tanda menantang Ozzy yang mengumpatinya.

"Lo jail banget sih! jangan-jangan lo suka sama gue, perasaan lo ganggu gue mulu!" cerocos Ozzy, pasalnya Dexter ini selalu mengacau disemua kegiatannya dengan raut wajahnya yang flat itu. Dexter tidak membalas namun laki-laki itu memberikan beberapa poster itu kepada Darell. Darell mengerutkan dahinya.

"Baca!" tekan Dexter.

Darell mengangguk, "Ayo masuk, udah mau bell!" seru Darell kemudian, namun Athenio masih tidak bergeming, matanya menatap kearah gerbang, dan kini sahabat-sahabatnya paham, apa yang laki-laki itu tunggu.

"Jadi alasan si- bos dateng jam 6 itu gara-gara nungguin si cewek baru!" cengir Ozzy memahami situasi.

Belum sempat Rafi menambahi ucapan Ozzy, suara keras dari motor besar yang ditumpangi seorang laki-laki dan perempuan mengalihkan atensi mereka semua yang berada diparkiran, termasuk teman-teman Vee yang sedang bersantai menunggu kedatangan gadis itu.

Setelah motor besar Ken terhenti, mereka berdua langsung disapa oleh Jolie, "KAK VEE!" teriak Jolie, senyuman gadis itu terlihat bahagia melihat Abangnya dan calon Kakak Iparnya berbaikan.

"Hai, Jolie." sapa balik Vee

Vee turun secepat mungkin dari motor besar Ken, Gadis itu segera menyapu matanya mencari sahabat-sahabatnya.

"Cari siapa, Kak?" tanya Jolie melihat Vee yang menjamah seluruh area

Vee terdiam, gadis itu mematung tanpa menjawab ucapan Jolie. Netranya... netranya menatap tatapan tajam milik penguasa Valegar yang kini menatapnya seolah dirinya adalah mangsa!

Athenio!

Laki-laki itu berdecih sinis melihat Vee dan Ken berangkat bersama, laki-laki itu mengeluarkan rokoknya, "Cabut!" serunya kepada sahabat-sahabatnya. Sahabatnya tentu terkejut dengan ucapan Athenio, pasalnya Athenio sempat mengatakan bahwa hari ini ia akan mengikuti pelajaran Kimia.

Darell menghela nafasnya, ia tahu penyebab rusaknya mood belajar ketuanya itu.





VALERIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang