22. Official

724 51 2
                                    

"Nama aku, Rose Pandora."

"Kamu bisa duduk dibangku kosong."
Gadis itu masuk kelas yang sama dengan Athenio. Namun saat Rose ingin duduk disebelahnya. Athenio segera menaruh tas disana.

"Aku mau duduk sini." ucapnya pada Athenio.

Athenio memutar bola matanya malas, "Ada banyak bangku kosong. Disini tempat cewek gue duduk."

Rose tersenyum mengangguk. Kemudian beralih duduk paling depan.

Dexter melihatnya dengan tatapan datar, dingin. Seperti biasa.

"Gimana? Jadi?" Tanya Darell pada Athenio.

Pasalnya setelah mereka datang ke rumah laki-laki itu. Laki-laki itu tidak mengatakan apapun hingga Rafi memaksanya. Sehingga mereka berempat tahu mengapa Athenio menyuruh Rafi ke rumahnya.

"Itu alay."

"Alay pala lo. Gue nembak Cathrine juga gitu."

Athenio mendengus malas. Ia tidak seperti Rafi yang bisa mengungkapkan perasannya secara gamblang. Athenio terlalu kaku untuk mengatakan hal itu.

"Gimana kalo gue ancem aja?"

Ozzy melotot seketika, "Yang ada dia takut sama lo."

"Gue ngancemnya baik-baik."

"Mana ada ngancem baik-baik." Rafi menggeleng, "Skiplah."

Darell yang sedari tadi diam kini mendapat tuntutan dari Athenio. Meminta saran. Mungkin Darell akan lebih tahu.

"Apa?"

"Menurut lo gimana?"

"Tinggal ajak pacaran."

"Malu!"

Dexter melihat Athenio geli. Bagaimana bisa Athenio yang beringas menjadi kucing seperti ini.

"Hamilin aja." usul Dexter sembari meminum minuman kaleng yang ada ditangannya.

"ANJING!"

"DEXTER MESUM SIALAN!"

Rafi dan Ozzy tidak habis fikir. Dexter itu tidak pernah bicara. Sekalinya bicara malah hal negatif. Mending diam aja kalo gitu.

"Gue juga sempet mikir gitu kemarin."

Darell menghela nafas. Benar-benar temannya ini.

"Kalo lo suka sama dia yaudah ajak pacaran. Kalo lo hamilin dia, sama aja lo ngerusak masa depannya. Apalagi sama-sama masih sekolah."

"Lo mau Valerie dibully temen-temennya?"

Athenio terdiam mendengar Darell. Dan seperti biasa Ozzy selalu melongo jika Darell sudah berdalil perihal wanita.

Athenio menggebrak meja keras. Sampai penghuni kelas kaget. Untung saja guru mereka sudah keluar.

"ANJING, GUE CULIK AJA UDAH!" frustasinya lalu keluar menuju kantin. Ia akan merokok untuk menjernihkan otaknya.

"Ohh. Jadi namanya Valeriee..." guman gadis cantik yang sedari tadi mendengar percakapan mereka.

---

"Gimana kalo nanti kita ke Pantai?"

"Gak! Panas!" tolak Eve mentah-mentah. Eve itu tidak suka panas. Ia tidak mau menjadi hitam.

"Ya terus kemana?" Poppy sudah jengah. Mereka merencanakan untuk hang out. Namun jika ditanya kemana mereka jawab terserah. Dan ketika Poppy memberi usul ada saja alasannya.

"Ke rumah Valerie aja, kita Nge-grill, gimana?" saran Cathrine sembari melihat Valerie.

Valerie mengangguk saja. Lagian rumahnya terbuka lebar untuk teman-temannya.

VALERIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang