17. Regal & Valerie

1.1K 60 3
                                    

"Mata lo bengkak, kenapa?" tanya laki-laki yang sedang duduk disamping Valerie.

Vee menggelengkan kepalanya pelan, "Gue gak papa..."

Laki-laki itu tertawa, "Emang tebakan gue tentang lo pernah salah?"

Valerie menatap laki-laki itu intens, "Bener, gue gak pernah bisa nyembunyiin apapun dari lo, Regal..."

Regal menarik Valerie dalam pelukannya, "Ngomong sama gue, biar gue bunuh apapun yang bikin lo nangis, Vee.."

Valerie membalas pelukan Regal, gadis itu meneteskan air matanya lagi dan lagi, "Setelah beberapa tahun gak ketemu sama gue, kenapa rasa peduli lo masih sama? kenapa lo selalu hadir ketika gue bener-bener gak tau harus ngapain?"

"Lo berharga, Vee..."

---

"Athenio, Mami bener-bener gak habis pikir sama kamu. Ada aja kelakuan kamu yang bikin Mami pusing!"

Wanita paruh baya yang sedang mengomeli putranya itu sudah sangat jengah dan lelah karena sifat putranya.  Sementara laki-laki yang sedang terkena dampak kemarahan maminya malah asik mencomoti kue keju kering yang sedang Maminya buat.

"Athe!" sentak maminya marah.

"UHUK--" laki-laki itu tersedak karena suara Maminya yang tepat disamping telinganya.

Mami Athenio melirik tajam putranya. "Apa?!"

Athenio menggelengkan kepalanya, jika dia memilih menjawab ucapan Maminya maka seluruh fasilitasnya akan hilang dalam waktu hitungan detik, dan itu akan menyusahkan dirinya mendekati Valerie. Itu tidak boleh terjadi!

Athenio minum lalu duduk disamping Maminya, "Kenapa, Mi?"

"Sini ngomongin sama Athenio baik-baik." lanjutnya dengan senyum manisnya.

Renata menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. Wanita paruh baya itu memilih meninggalkan putranya karena mendengar suara ketukan pintu. Itu pasti suaminya. Sementara Athenio memilih naik ke atas dan berbaring diatas kamarnya. 

Athenio membuka lemarinya, melihat beberapa foto yang ada ditangannya. Itu foto seorang gadis yang akan menjadi pacarnya nanti. Siapa lagi kalo bukan Valerie.

Athenio menatap jam dan foto Valerie secara bergantian, niatnya masih ingin berlama-lama menatap wajah cantik gadis itu, namun teman-temannya sudah menelfon dirinya untuk segera pergi menyusul mereka dimarkas, padahal ini masih sore, namun teman-temannya ini memang suka sekali menganggu waktunya. 

"Sial, ganggu aja sih!" gerutunya. 

Athenio membanting ponselnya lalu memasukkan foto-foto Valerie kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Laki-laki itu terus tersenyum ketika mengingat wajah Valerie yang ada didalam otaknya. 

Sebelumnya Athenio tidak pernah segila ini, laki-laki itu bahkan jarang sekali memuji wanita kecuali Maminya. 

Disisi lain Valerie saat ini masih berada dirumah Regal. Mereka berencana akan jalan-jalan sore ini sampai malam hari. Regal menyanggupi semua permintaan Valerie yang mengatakan bahwa akan mengajaknya jalan-jalan hingga malam. 

"Mau kemana ini?"

Valerie menatap Regal, " Ke taman aja, kita beli jajanan disana." ucap Valerie. 

Regal mengangguk tanpa membantah. Laki-laki itu mengeluarkan motor besarnya, kemudian mendekati Valerie. Namun sebelum laki-laki itu menjalankan motornya ponselnya berbunyi yang mendandakan notifikasi pesan masuk. 

Regal membuka ponselnya, sedetik kemudian rahangnya mengeras karena pesan dari anggotanya. "Kenapa?" tanya Vee ketika melihat rahang temannya yang kaku. 

Regal tersasdar dari lamunannya ketika Vee bertanya, dan sesegera mungkin laki-laki itu menutup ponselnya. "Nggak! masalah motor biasa." 

Vee mengangguk saja walaupun didalam hatinya ia masih curiga. 

Saat didalam perjalanan mereka berdua saling berbincang ria, masa-masa ini adalah masa dimana mereka yang dulu masih belum terpisah, beberapa tahun yang lalu Regal dan Valerie adalah sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Namun takdir seolah mempermainkan mereka dan membawa Regal jauh dari Vee. Hingga pada satu masa Vee bertemu dengan Ken yang menggantikan posisi Regal dihidupnya. Bahkan lebih dari sekedar sahabat. 

Valerie terdiam, bagaimana rekasi sahabatnya ketika tahu bahwa Ken akan menikah tapi bukan dengan dirinya. Regal memang mengetahui semua hal tentang Vee, bahkan jika Vee tidak mengatakanpun Regal tahu bahwa Vee telah memiliki kekasih, namun yang Regal belum tahu adalah penyebab Vee menangis adalah Ken yang akan segera menikah namun bukan dengan dirinya. 

"Kenapa tiba-tiba diem?" 

"VEE!" teriak Regal lagi ketika gadis itu terus terdiam. 

"H-Hahh?" 

"Lo kenapa?" tanya Regal sesampainya ditaman. Vee belum menurunkan kakinya, namun motor besar Regal telah berhenti. 

Valerie turun dengan bantuan tangan Regal, mereka berdua berjalan menuju kursi yang berada diujung taman, namun sebelum itu Vee dan Regal membeli dua buah es krim rasa matcha. 

"Kenapa gak jawab pertanyaan gue?" tanya Regal sekali lagi. Mereka berdua sudah berada dikursi. 

"Kalo gue ngomong, lo bakal marah."

Regal mengernyit, "Lo disakitin sama Ken?" tebak Regal. 

Vee terdiam membuat Regal yakin bahwa tebakannya  benar, tangan laki-laki itu mengenggam erat. Namun ia sangat pandai mengatur raut wajahnya agar tidak membuat Vee takut terhadapnya. 

"Ngomong, gue gak bakal ngapa-ngapain dia!" 

Wajah Vee yang awalnya menekuk kini mendongak, tangannya terulur untuk menautkan jari kelingkingnya dan jari besar milik Regal. 

"Janjii?"

Regal terpaksa mengangguk, kemudian laki-laki itu mengacak gemas rambut gadis dihadapannya ini.

"K-een mau nikah besok!" seru Vee pelan. 

Jantung Regal terhenti mendengar ucapan Valerie. "Sama...?"

"Aldara!" 

"Aldara siapa?"

"Aldara Belatrix."

Mata Regal melotot, "ANJING! ITU MANTAN GUE!"


VALERIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang