JENO suara tawa lelaki itu terdengar begitu jelas, dapat orang-orang lihat bahwa dua orang yang baru melintas ke arah mereka terlihat sangat cocok. Lee Jeno dan Hwang Yeji. Berbeda saat Jeno berjalan bersama Jaemin, ahh itu terlihat aneh juga tidak sepantasnya Jaemin menjadi pacar pangeran sekolah.
"Yo gw cabut duluan" seru Yeji, anak bahasa.
Acungan jempol dari Lee Jeno pertanda bahwa lelaki tinggi itu menjawab 'sip atau iya'. Yeji pergi ke arah koridor yang akan membawanya ke kelas bahasa. Sedangkan Jeno yang menghuni kelas 12 IPA 2 masih terlihat santai dengan berdiri di depan Mading. Niatnya mau mencari tahu tentang jadwal acara sekolah yang akan di adakan nanti, namun rupanya satu Minggu kedepan jadwal sekolah kosong. Sebelum Minggu depan nya lagi, akan ada ujian tengah semester.
Atensinya teralihkan pada seorang lelaki cantik pemilik senyuman sempurna yang tengah berjalan menunduk sembari membawa buku paket dalam genggaman nya. Jeno berinisiatif untuk memanggilnya, namun bel masuk mengurungkan niatnya. Istirahat nanti, Jeno akan mengajak Jaemin untuk makan siang bersama.
Itu juga kalau teman sekumpulan nya tidak menyeret Jeno duluan.
—
Hari ini matahari terbit walaupun dengan sisa cahaya nya yang terhalang oleh gumpalan awan putih di sekitarnya. Ketiga laki-laki cantik dengan beda sifat itu berjalan menuju kantin. Renjun terlihat sangat antusias menggandeng tangan Haechan, sedang Jaemin hanya menatap jam tangan coklat yang melekat pada pegerlangan tangan kiri nya.
Duduk di meja panjang yang muat 3/3 itu. Jaemin duduk di samping Renjun, dan Haechan yang berada di hadapan Renjun.
Omong-omong mereka memasan bakso sebagai menu makan siang mereka. Selain mengenyangkan, bakso juga dapat menghangatkan tubuh mereka di udara dingin seperti sekarang ini.
Dari kejauhan terlihat Jeno dan kedua teman nya yang tengah tersenyum pada setiap orang yang menyapa. Tak lupa, Yeji secara terang-terangan menyuruh mereka bertiga untuk bergabung di meja nya. Namun mata onyx itu bertemu dengan netra coklat redup milik kekasihnya.
Jeno tersenyum, berjalan menghampiri meja Jaemin lalu duduk di hadapan kekasihnya. Di samping Haechan. Sedangkan Guanlin memilih duduk di dekat Renjun dan Hyunjin yang berhadapan langsung dengan kawan nya, Guanlin.
Jeno—Haechan—Hyunjin.
Jaemin—Renjun—Guanlin.Begitu lah kira-kira posisi mereka saat ini.
Jeno berujar, mengawali perbincangan mereka. "Udah pesen makanan?" Tanyanya.
Jaemin mengangguk. "udah, bakso"
"Mie mulu" lelaki tinggi itu berdesis pelan, lalu mengusak rambut coklat milik kekasihnya. "Ganti nasgor aja gimana? Aku yang bayarin"
Yang ia dapat hanya sebuah gelengan. Sejak tadi Jaemin tidak benar-benar menatap ke arah nya. "Tanggung Jen, udah bayar juga"
"Yaudah, Lo pada sana pesen" katanya.
"Jin pesenin punya gua ya" pungkas Guanlin terkekeh geli melihat wajah menekuk sahabatnya itu.
"Elah baru aja gua duduk Lin" walau begitu, ia membawa langkahnya menuju antrean panjang pembeli nasi goreng di kantin sekolah.
Jaemin masih menunduk, yang sialnya di sadari oleh teman sebangkunya. Lee Haechan. Apa mungkin Jaemin kesal karena melihat Jeno yang membonceng Yeji tadi pagi?
"Eh Lo Renjun kan? Yang semalem baru gabung di ekskul silat?"
Wajah Renjun bersemu, dia mengangguk. "Hehe iya, Lo Jeno? Yang semalem duel sama siapa tuh namanya ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Bumi Selatan ; nomin
Teen FictionSeperti apa rasanya jatuh cinta? Apakah bahagia seperti rupanya, Atau kah sepi seperti yang di rasakannya? cover; pinterest 220622 || 1 in #angst