tamat book ini? Langsung ginn un publish.
Jadi jangan siders.
—
SELANG infus menancap pada kulit tangan nya. Jaemin sudah terbangun beberapa menit yang lalu, lelaki cantik itu tidak bodoh untuk bertanya. 'Jen, aku dimana?' karena jelas, ruangan serba putih dengan bau obat yang menyeruak menyambut Indra penciuman nya ini adalah rumah sakit.
Surai rambutnya di usap lembut oleh lelaki tinggi yang sedari tadi menemaninya. Jeno tersenyum, kecupan mendarat di keningnya. "Cepet sembuh sayang" katanya.
Jaemin mengangguk pelan. Dia tidak akan menginap di rumah sakit, kata dokter Jaemin hanya kecapean juga pengaruh dari makanan atau minuman yang ia konsumsi sembarangan.
Dokter sempat bertanya kepada nya, apa kemarin Jaemin memakan makanan pinggir jalan? Dan jawabannya, iya. Jaemin sempat membeli cilok di alun-alun pagi kemarin itupun bersama Jeno. Mungkin penyebab nya dari sana, walau tidak 100% benar.
Menunggu cairan infus habis, Jeno yang iseng memainkan jemari nya di telapak tangan Jaemin membuat si empu terkekeh. Sedikit geli.
"Jenooo" serunya, terdengar seperti rengekan anak bayi.
Jeno mendongak, menunjukkan senyuman nya. Jaemin ikut tersenyum. Terpana melihat dua bulan sabit yang terbentuk di kedua matanya yang menghilang entah kemana.
"Geli" sambung Jaemin.
Lee Jeno, lelaki berusia 18 tahun itu terkekeh pelan, mencium punggung tangan kekasihnya yang sedang sakit. Sebelum mereka kedatangan tamu. Teman sekolah Jaemin.
Haechan yang berniat menjenguk Na Jaemin besok di rumah, di kagetkan dengan kabar bahwa Jaemin masuk rumah sakit. Sekalian saja dia membawa jeruk sesuai perkataannya tadi di sekolah.
"Nana!!!" Pekik Haechan, memeluk tubuh lemah teman nya. "Sampe masuk rumah sakit gini" wajah pemuda Tan itu di tekuk muram. "Makan apa sih kemarin?"
Jaemin tersenyum simpul, menggeleng pelan. "Enggak apa-apa kok Chan, kemarin kayaknya salah makan doang hehe"
"Cih" ia mendecih pelan. Menaruh buah tangan yang ia bawa di nakas.
Yang datang menjenguk hanya ada Haechan juga Mark. Yang lain mungkin tidak akan datang. Jaemin mengerutkan keningnya. Di sofa sana Mark tengah mengobrol bersama Jeno, yang notabe nya adalah sepupu itu.
"Owwhh kesini bareng bule IPA ya?" Goda Jaemin. Yang berhasil membuat wajah Haechan merona.
"A-apa sih!" Elaknya.
Jaemin tertawa pelan. "pajak jadian nya mana ya?"
Lelaki Tan itu lantas menunjuk buah tangan yang barusan ia bawa. "tuh, jeruk"
"Masa jeruk doang??" Bibir Jaemin mengerucut.
"Terus maunya apaan??"
"Mie!"
Haechan berdecak. "Jen nih liat pacar Lo, masih sakit udah minta makan mie" teriak Haechan mengadu.
Jeno lantas bangkit dari tempat duduknya. Menghampiri Jaemin yang cemberut. "Nggak boleh"
"Haechan ihh!!"
"Ape??"
"Au" lelaki cantik itu memalingkan wajahnya ke arah lain. Bibirnya masih mengerucut yang berhasil membuat ketiga orang yang melihatnya memekik gemas. Terlebih sang pacar, yang tak rela membagi pemandangan manis di depannya.
Haechan sampai memijit pelipisnya melihat tingkah laku Na Jaemin. "Jaemin kalo marah udah mirip anak cebong deh"
"ECHAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Bumi Selatan ; nomin
Teen FictionSeperti apa rasanya jatuh cinta? Apakah bahagia seperti rupanya, Atau kah sepi seperti yang di rasakannya? cover; pinterest 220622 || 1 in #angst