BAB 09

1.6K 179 7
                                    

MEREKA terlalu bersemangat mengisi soal jawaban, melupakan bahwa inilah akhir masa putih abu mereka semua. Ujian terakhir yang akan mereka lalui dengan senang hati.

Pengawas di hari pertama tidak terlalu galak, bahkan setelah menangkap basah salah satu murid yang menyontek pada teman di depannya. Tidak seperti ujian semester lalu, yang kertas jawabannya di sobek oleh pengawas karena tertangkap tengah menyontek dari internet.

Jam berlalu dengan cepat. Jaemin dan kedua teman nya pergi ke kantin, hendak mencari sesuatu untuk mengganjal perut lapar mereka.

Haechan berseru rendah, dia sedang tidak enak badan hari ini. Karena hari Minggu kemarin, harus hujan-hujanan dan terjebak macet bersama bule asal IPA 1. Sama hal nya dengan Jaemin yang hujan-hujanan di daerah Lembang.

Ia terkekeh samar. Memakan sosis bakar yang ia beli.

"Gw harap besok pengawasnya yang masih waras" tukas Haechan. Memakan batagor di piringnya. "Jangan guru BK. Nengok sedikit, itu parang udah siap mau nebas pala gw"

Jaemin dan Renjun tertawa mendengar seruan teman mereka. "Emang guru BK biasanya bawa parang ye kalau ngawas?" Tanya Renjun.

"Iye anying, belum lagi itu catatan hitam yang di bawa-bawa. Tiga noda merah bisa out gw" sambung Haechan jengah.

"Ya makanya belajar biar nggak nyontek terus" sahut Jaemin.

"Au ah pusing gw, besok geografi kan?"

"Iya"

"Bisa di cancel nggak sih? Ganti sejarah aja gapapa gw" balas Haechan. Memijit pelipisnya yang berdenyut. "Ni otak gw bisa-bisa overdosis makan jarak sama skala terus"

Renjun kembali tertawa sebelum dia menunjuk gerombolan siswa yang masuk kedalam kantin. "Jeno tuh" tanpa ia sadari, perhatiannya kembali fokus memperhatikan lelaki tampan yang status nya sebagai pacar teman sekelasnya.

"Makan apa?" Tanya Jeno.

Renjun hendak menjawab, namun Jaemin lebih dulu menimpali. "sosis, kamu mau?"

"Mau lah, aaa"

Jaemin terkekeh, lalu menyuapi Jeno sosis bakar miliknya. "rasa ayam, enak kan?"

"Enak nih, mau pesen juga" pungkas Jeno. Jaemin mengangguk, sedangkan Jeno berlalu untuk memesan sosis bakar yang sama seperti Jaemin.

"Lah tumben Lo gabung sama anak-anak nya si jangkung?" Suara Haechan mengundang atensi Renjun untuk menoleh pada salah seorang laki-laki yang belum ia temui.

Di name tage tertulis nama Mark Lee. Lelaki itu tersenyum. "Mau gimana pun tuh setan juga sepupu gw Chan" Mark menyeru sambil menunjuk Jeno dengan dagu nya.

Haechan tergelak begitu juga yang lain. "Setan-setan gini gw jadi kesayangan nya Jaemin loh. Kagak jomblo kayak Lo Lo pada" seru Jeno yang baru kembali.

"Kok cepet?" Tanya Jaemin.

"Aku kedipin dulu tadi mas nya"

"Anjeng homo" pekik Lucas, tercengang. Jeno mendelik tajam.

"Lo pikir gw sama Nana apaan? Ngelesbi?"

"Bacot njirr. Ni meja udah penuh, mending Lo berdua pindah deh" Renjun menyeru sembari menunjuk Hyunjin serta Lucas.

"Yeuuu" walau pun tidak terima, Hyunjin juga Lucas pindah ke meja sebelah.

Posisinya sekarang.

Jeno — Guanlin — Mark.
Jaemin — Renjun — Haechan.

"Gimana ulangan nya?" Tanya Jeno.

"Lumayan"

"Habis ini mapel apa?"

[ ✔ ] Bumi Selatan ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang