BAB 11

1.5K 176 22
                                    

ini mau masuk puncak konflik. Maaf sekali lagi jadiin Renjun buat jadi pihak ketiga.

Ini cuman fiksi, ngga ada sangkutan sama tokoh asli. Jangan benci Renjun😔😔 benci author nya aja yg udah bikin ini cerita.

Sebagian ada yg aku ambil dari pengalaman ku sendiri hehe☺️☺️ pasti ada sebagian yg sadar ada juga yg engga. Oke lah.

Mari kita lanjut aja.

SERBUK putih ia tuang pada larutan teh yang ia buat. Helaan napas panjang menyertai perbuatannya. Berulang kali ia berucap maaf, walau ia tetap melakukan hal yang menyedihkan seperti ini.

Di bawa nya secangkir teh dengan campuran obat pencahar di dalam nya. Renjun memberikan teh tersebut kepada Jaemin. Entah, melihat keduanya saling bermesraan seperti ini di depannya membuat Renjun mendengus malas dan menahan sumpah serapah dalam hati.

Jaemin tersenyum, menerima teh pemberian Renjun. "Makasih ya"

"Eh gw lupa kopi punya gw ada di luar" seru Jeno baru teringat. "Lin ambilin Weh" serunya.

Guanlin yang memang posisinya duduk di ambang pintu mendengus sebal, mengambil kopi milik Jeno lalu memberikannya pada si empu.

Jaemin menyesap teh nya, mulai meminum nya sedikit-sedikit karena panas.

"Echan boleh request nggak?" Jaemin berseru.

"Boleh. Req lagu apa nih??"

"Halu, Feby"

Hyunjin menyeru. "Jen pacar Lo masih halu sama yang gepeng-gepeng ya??"

"Berisik Lo dower!" Sungut Jeno.

Jaemin merotasikan bola matanya malas. Intro dari lagu Halu mulai terdengar, suara Haechan memang yang paling baik. Tidak heran, dia masuk ke grup vokal suara dan bergabung dengan Mark di klub vokal.

Senyum nampak di wajah Jaemin. Dia kembali meminum teh miliknya hingga kandas. Sedang Jeno masih belum menyentuh kopinya.

Mungkin sekitar sepuluh menit sampai obat yang Renjun tuang di cangkir Jaemin bereaksi. Wajahnya pucat pasi, Jaemin melenguh pelan merasakan sakit yang ketara jelas di dalam perutnya.

Jeno yang menyadari hal tersebut dengan cepat langsung memegang tangan dingin kekasihnya. "Hey? Kenapa? Sakit yank?"

Haechan pun berhenti memetik gitarnya. Berjalan menghampiri sahabatnya yang menahan sakit. "Na??"

"S-sakit, ini aku . . Huaaa mules!!" Pekik Jaemin menahan sakit di perutnya.

Ia berlari menuju kamar mandi setelah Lucas memberitahu letak kamar mandi di rumahnya. Jeno cemas bukan kepalang, mereka bahkan sempat berdebat soal Jeno yang mau ikut masuk kedalam kamar mandi.

Tentu saja Jaemin menolak hal itu dengan tegas. Jorok!

Mengurung diri di dalam kamar mandi selama setengah jam, akhirnya Jaemin selesai. Tubuh nya lemas, pun dengan peluh yang membasahi wajah pucatnya.

Renjun terdiam di belakang sana. Dia juga khawatir dengan kondisi Jaemin.

"Nana Lo gapapa??" Tanya Renjun pada akhirnya.

Jaemin mendesah ringan. Lalu mengangguk pelan. "Y-yaa gw nggak apa-apa" katanya, menoleh pada Jeno yang memeluk pinggang nya dari samping. "Jen, pulang yuk?"

"Iya. Oii gw cabut dulu, nanti balik lagi kesini"

"Oke"

[ ✔ ] Bumi Selatan ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang