08

115 25 0
                                    

Jangan lupa untuk menekan Bintang ⭐. Karena dengan menekan bintang, kalian ngasih semangat authornya.


Kritik dan saran sangat saya butuhkan!



================================



Jeritan itu kontan membuat mereka bertiga menoleh, dilihatnya Joohyun dengan wajah merah padam beranjak mendekat.

Tarikan kuat Junmyeon pada baju Sinb juga menjadi terlepas dengan perlahan, seiring dengan langkah Joohyun yang semakin mendekat kepada mereka.

"Sayang," panggil Junmyeon saat sang istri berdiri tepat di hadapannya, melindungi putra bungsu mereka. "Sayang aku minta maaf," sesalnya kemudian.

Joohyun menarik satu sudut bibirnya, "Minta maaf? Apa maaf saja cukup atas semua perbuatan yang kamu lakukan kepada Sinb? Ingatlah ... Sinb itu juga putramu! Darah daging kamu, Hwang Junmyeon!"

Kepala keluarga Hwang membeku di tempatnya. Melihat sang istri yang berkaca-kaca di hadapannya sungguh membuat dia ikut merasakan perih. Pria Hwang mengulum bibirnya, merasa sedikit bersalah.

Saat keadaan hening, Joohyun berbalik untuk melihat kondisi putra bungsunya yang terdapat banyak luka itu. "Kamu tidak apa-apa, Sayang? Kemarilah, biar Eomma obati semua lukamu, ya." ujar Joohyun sembari membawa Sinb pergi dari sana.

"Terima kasih atas pembelaannya, Appa."

Junmyeon menoleh ke belakang, menatap kepergian Yuju dengan kasar itu. Pria Hwang mengacak rambutnya frustasi, mengapa semuanya malah seperti ini?

Mengapa semuanya harus hancur begitu saja? Kenapa?



======



Akhh..

"Tenanglah, ini tidak akan meninggalkan bekas."

Joohyun menutup kotak obat itu setelah dirinya selesai mengobati seluruh luka yang ada pada wajah serta tubuh Sinb. Kini wanita itu tersenyum, menatap wajah Sinb dengan lekat.

"Ada apa, Eomma?"

Mengalihkan pandangan, Joohyun mengelap air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya. Dia tidak mungkin membiarkan Sinb melihatnya tengah menangis.

Sinb yang melihat itu pun dengan segera mengusap bahu sang Ibu, memberikan kehangatan untuk Joohyun. Sinb sendiri merasa biasa saja ketika harus dimarahi oleh ayahnya, namun wanita Hwang yang tidak suka akan hal itu.

"Eomma tidak apa, putramu ini benar-benar kuat. Aku tidak merasakan sakit saat Appa menamparku, dan aku juga tidak merasakan sakit saat Yuju hyung merobek lenganku." ucap Sinb.

"Aku tidak suka bila melihat Eomma menangis seperti ini. Bukankah Eomma sendiri yang mengajarkanku untuk tidak menjadi cengeng? Lantas mengapa Eomma yang menangis?"

Sepertinya Joohyun tidak benar-benar mendengarkan setiap ucapan Sinb. Wanita itu terus menangis, bahkan dia menangis di dalam dekapan putra bungsunya. Meluapkan segala rasa yang terpendam adalah yang dapat Joohyun lakukan saat ini.

Mr. Hwang - SinRin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang