12

121 25 2
                                    

Jangan lupa untuk menekan Bintang ⭐. Karena dengan menekan bintang, kalian ngasih semangat authornya.


Kritik dan saran sangat saya butuhkan!




================================




Wajahnya tampak lesu. Yuju berjalan dengan sesekali mengusap wajahnya kasar, dia kini menuju lantai atas. Hendak menyentuh pintu kamarnya, tangan kekar Junmyeon menghentikan pergerakannya.

"Appa?"

Yuju dapat melihat ada yang berbeda dengan ayahnya ini, bahkan Junmyeon tampak tersenyum kearahnya.

"Maafkan Appa," Hanya itu ucapan yang keluar dari bibir Junmyeon, kepala keluarga Hwang kini mendekap tubuh Yuju. "Maaf karena Appa selalu menyiksamu,"

Berbeda, sikap Junmyeon seketika berbeda. Dan itu membuat Yuju kebingungan, dirinya merasa aneh karena disambut dengan hangat begini oleh sang ayah.

"Appa..."

"Appa sayang padamu." Junmyeon benar-benar mengucapkan itu kepada Yuju. Dengan senyuman yang terlihat di bibirnya, membuatnya semakin terlihat baik.

'Kenapa tiba-tiba?'

Yuju masih tidak mengerti dengan semua ini. Bahkan dirinya pulang ke rumah agar dapat segera beristirahat, namun Junmyeon malah melakukan ini kepadannya.

Kedua tangan kekar Junmyeon menangkup wajah Yuju, "Mulai sekarang, Appa akan selalu menjagamu. Appa tidak akan membiarkan putra kesayangan Appa ini sampai terluka." ucapnya.

Kedua matanya mengerjap beberapa kali, Yuju berusaha menelan salivanya susah payah. Putra sulung Hwang menarik wajahnya dari sana, memilih tersenyum untuk membalas sang ayah.

"Aku ... Ingin beristirahat dulu, Appa." pamit Yuju kemudian. Pintu kamarnya terbuka, dengan segera saja Yuju masuk ke dalam sana. Tidak lupa dia juga memberikan senyuman pada Junmyeon sebelum pintunya tertutup kembali.

Di dalam sana Yuju menghembuskan napasnya panjang. Kepalanya terasa berdenyut sekarang. Dia beranjak, mencari botol obat yang tadinya dia letakkan di atas nakas.

"Kenapa tidak ada?"

Botol kecil itu tidak terlihat sama sekali, membuat Yuju panik. Yuju harus segera meminum obat itu, jika tidak maka sesuatu yang menyakitkan akan menimpanya.

"Dimana obatnya?" Yuju semakin panik. Dia sudah membuka segala laci yang ada di sana, juga melihat di dalam tas ransel miliknya.

Awsss...

Kedua tangannya refleks memegang kepalanya. Saat ini telah kembali kepadanya. Yuju sudah kehilangan kesadarannya, namun dia masih bisa tertawa di sana. Dengan tangannya yang meremas kuat rambutnya, Yuju terkekeh.

Benar, Yuju akan mengalami hal yang seperti ini bila semua kesadarannya telah hilang, dia akan bertingkah seperti orang yang tidak berguna. Yuju akan terus merasa putus asa.

Hahahahaha!

"Aku bodoh! Kamu itu bodoh, Hwang Yuju!" ucapnya pada kekosongan disana.

Mr. Hwang - SinRin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang