16

112 20 0
                                    

Jangan lupa untuk menekan Bintang ⭐. Karena dengan menekan bintang, kalian ngasih semangat authornya.



Kritik dan saran sangat saya butuhkan!





================================





Sinar bulan yang terang menemani kakak beradik itu. Sinarnya begitu terang, sehingga bintang-bintang dapat terlihat berkilauan. Sesuai dengan ucapan Eunha, keduanya kini tengah berada di balkon rumah itu. Ingin membicarakan hal serius katanya.

"Jadi, ingin membicarakan apa?"

Yerin membuka pembicaraan diantara mereka. Setelahnya dia melihat Eunha yang menoleh kepadanya dengan senyum lirih.

Gadis Jung tampak menundukkan kepalanya, "Aku sedih, Eonnie." Eunha menjeda kalimatnya, gadis Jung tampak menjatuhkan air matanya sekarang.

Melihat itu tentu saja membuat Yerin dengan segera mendekat, mendekap tubuh bergetar Eunha sembari memberinya usapan lembut. Yerin tidak akan berbicara kalau sudah begini.

"Aku sedih saat Yewon menceritakan kalau dia bertemu dengan Wonwoo oppa di dalam mimpinya,"

Eunha mengatakannya. Air matanya terus saja jatuh dengan deras. Sebagai seorang adik, Eunha tentu bisa merasakan bagaimana kakaknya kala itu. Eunha tahu kalau Yerin belum bisa menerima kepergian Wonwoo.

Yerin juga mengingatnya, sungguh menyakitkan memang jika terus menerus diingat. Tapi walau begitu, Yerin terkadang berpikir tentang masa depannya juga. Yerin merasa bahagia karena sekarang dia sudah bertemu dengan pria pilihannya, untuk yang ketiga kalinya.

"Eonnie..." Eunha melirih, kini dia memeluk erat tubuh sang kakak yang masih setia mendekapnya itu. Yerin tampak tidak bergerak, tapi Eunha tahu kalau kakaknya itu tengah menahan tangis.

"Menangislah Eonnie, aku juga bisa merasakannya," Air matanya kembali berjatuhan, bersamaan dengan sang kakak yang tiba-tiba menangis juga.

Mereka menangis dengan suara pelan, bahkan nyaris seperti cicitan. Mereka tahu kalau tidak baik menangis di malam hari.

"Eunha yya, apa keputusanku sudah benar?" Yerin bertanya di sela tangisnya, mengusap air mata yang membekas di pipinya. "Apa keputusanku untuk menikah lagi sudah benar, Jung Eunha?!"

Tubuhnya meluruh, bahkan lututnya terasa seperti tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. Kedua tangan Yerin meremas kuat bahu adiknya, sedangkan dia masih menangis sejadi-jadinya.

Bila mengingat kejadian itu, Yerin selalu saja dihantui oleh rasa bersalah. Yerin merasa sangat bersalah, karena tidak menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Yerin merasa kalau dialah yang membuat Wonwoo pergi meninggalkan.

"Eonnie bangunlah, bukan seperti ini caranya. Aku tahu bagaimana rasa sakit itu, tapi ... Eonnie tidak harus selamanya menyesal dan bersalah."

Eunha membantu tubuh Yerin untuk berdiri, kali ini gadis Jung yang langsung mendekap tubuh sang kakak. Menenangkan Yerin agar kakaknya itu tidak lengah, karna yang Eunha tahu kalau sedang menangis, Yerin pasti akan melemah.

Setelah dirasa cukup, Eunha membawa tubuh Yerin masuk ke dalam rumah. Menyuruh kakaknya itu untuk tidur, mengingat hari yang semakin larut.

Mr. Hwang - SinRin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang