Hai...
Apa kabar gess?
Nyambut lagi, hehehe.
Jan lupa votemen!
Terus typo tolong komen!!
Happy Reading
***
Malamnya sampai ia tidak bisa mengelak lagi, apalagi dengan teman-teman balapnya yang mengancam ‘cupu' nggak berani lah, emang sialnya gitu.
Dirinya tak ingin jika namanya yang ternama bisa terburuk menurut orang-orang itu.
Vino bersiap-siap untuk pergi ke balapan tapi dan tapi malah ada kedatangan Cakra yang pastinya tidak bisa bergerak bebas.
“Ssh, gimana ya?” Tanyanya dengan menggumam, bisa-bisa ia di slebew sampai diajak kemana-mana dan Vino mengganti bajunya.
Ia melangkah naik lagi di tangga dan jangan sampai Cakra mengetahui hal ini.
“Bangsat,” umpatnya dengan membuka pintu kamar, dan melihat pengawal yang menghampirinya.
Vino menoleh ketika ada suara yang menghentikannya, Vino menatap datar tatkala pengawal itu ingin memulai pembicaraan.
“Tuan muda, ada tuan Cakra di bawah.” Ucap laki-laki yang bertubuh jangkung itu dengan memberitahu dan Vino mengangguk.
“Ya, saya nanti ke sana. Heh iya nanti aku ke sana,” balasnya dengan membetulkan katanya dan Vino masuk ke dalam kamar, mengganti pakaiannya dengan simpel.
Suara notifikasi handphone berbunyi sampai berkali-kali, ia berdecih pelan.
Ia memutar bola matanya malas, “Heh bocah cengoh gue nggak bisa keluar hari ini. Nanti gue dimarah sama si Cakra yang punya kepribadian yang nggak jelas itu, bisa-bisa gue babak belur. Tuh, orang posesif banget dasarnya!” jelasnya di vn whatsapp atau di pesan suara.
Dan ia kirimkan, lalu ia meletakkan ponselnya di nakas dan suara notifikasi kembali membuat amarah Vino memuncak.
“Udahlah gue nanti dimarah lagi, kelamaan.”
Vino berjalan keluar dari kamar, dengan baju yang simpel dan bisa dikatakan nggak buat Cakra curiga dengannya.
Cakra menoleh ketika suara langkah kaki mendekat ke arahnya.
“Assalamu’alaikum, Vino.” Ucapnya dengan nada gemulai, dan Vino bergidik.
Ia duduk di sofa, Cakra yang mengeluarkan beberapa berkas khususnya dengan acara besok hari, besok hari ada tamu undangan dari semua orang yang terhormat di sekolah.
“Wa'alaikumsalam, oh iya ini apa?” tanya Vino, Cakra yang menyerahkan kertas.
Cakra menghela napas, lelah dan letih seharian ia mengurus di fotokopian.
Salah terus lagi dan ia sampai kesal sendiri, apalagi kerja sendiri itu lelah.
Dan katanya sekretaris OSIS tidak bisa menghadiri acara besok karena sakit, dan membuat Cakra mengumpat kepada orang yang berjaga di fotokopian.
Untung raganya masih aman dan bisa dikendalikan, sekalinya marah ya bubar semua, nggak jadi.
Palingan besok kagak bisa dilakukan acara dengan lancar sampai akhir, dan Vino memulai membaca teliti, hah nama papahnya tertera di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINO
Teen FictionBagaimana kisah dari Vino? Vino yang malang, tidak diakui oleh anak tapi menurut Vino, ayahnya tetap mengakui dia anak. Buktinya sampai sekarang ia belum dikeluarkan tuh dari kartu keluarganya, tetap anak dari ayahnya dan bundanya. Sementara berban...