12. Pertandingan

22 5 0
                                    

Halloo...

Hm, bisa dimulai.

Jan lupa kalau typo bisa komen!

Happy Reading

***

Pertandingan basket kini dimulai, para hadirin seharusnya mendukung tapi banyak yang tidak mengumpul sebab ini waktunya istirahat buat anak-anak sekolah.

Vino dengan Fikri sekarang sedang menonton anak sebelah, grupnya Deva sekarang yang tanding. Ia memerhatikan gerak-geriknya supaya bisa menyusun strategi yang akan digunakan nanti.

Guys, gue denger ya kalian nanti bakal dicurangin.” Kata anak perempuan yang bergaya menor itu ke arah teman-teman Vino dan teman-teman Vino memberhentikan aktivitas mereka.

“Lo jangan ngaco! Kalau gitu mending nggak usah tanding,” jawab salah satunya dengan keras dan ia tidak terima sejauh ini pertandingan mereka tidak ada masalah kok anak itu sempat mikir buat masalah sama grupnya Vino.

Vino mendengar itu hanya menatap datar dan dingin, sementara sampingnya asik makan saja tapi tidak gendut.

Katanya sih kalau makan sebaskom nggak bakalan kenyang, tapi kagak gendut badannya cuman tinggi saja ya kalau bukan Fikri siapa lagi.

Bocah sok ganteng.

Fikri berdecak pelan, “Lo kalau ngomong jangan asal jeplak gitu! Kita butuh nusuk ke belakang biar mereka kapok. Kasih paham aja, kalau selama ini memang grup kita yang selalu menang. Dia aja yang mukanya kayak tai itu, gede pantatnya kagak menang. Buktikan aja!” Beber Fikri dengan menambah-nambahi perkataannya.

Kalau ada anak itu nyali dia pasti menciut.

Hah, anak ini kepingin dicelupin di Samudra Atlantik sana.

Ia mengamati anak-anak yang mulai diam, berarti bisa dong ada ruang pembicaraannya.

“Jangan pikirin masalah itu, masalah menang kalah hanya pertandingan.” Terang Vino memberikan penjelasan kepada mereka, Vino memasang senyum palsu.

Diam-diam tanpa ada yang memerhatikan, kalau Vino sudah bertindak maka semuanya akan diserahkan dengan Vino selalu ketua tim basket mereka.

Tapi Fikri ingin menolak dari tatapannya.

Vino hanya menatap datar dan ia memilih untuk menundukkan kepalanya.

“Lo ngerasa aneh nggak sama ni anak?” tanya Fikri menunjukkan bola matanya mengarah kepada Vino dan bertanya kepada teman-temannya.

Cah goblok amat! Ck, masih ada orangnya bisa nyebut gitu lho!

Batin teman-temannya, di hati mereka berdesir aneh dan melirik Vino yang memejamkan matanya. Ini anak kalau nyusun strategi nggak gini amat ngapa, kok kesannya jadi horor.

Vino lantas memukul tangannya, ia membuka matanya.

“Gue ada rencana, jangan ampe kalian lengah dengan timnya Deva!” pesan Vino menghela napas dan mulai tersenyum tipis.

“Hah? Maksudnya begimane sih Vin, lu mah kita juga tiap tanding kagak lemah kali.” Balas Fikri yang tidak melumat dulu perkataan Vino, ada kata yang mengandung dibalik itu semua.

Dan salah satu temannya menjitak kepala Fikri, ia mendapatkan tatapan tajam dari teman-temannya dan ia menggaruk tengkuknya, mengurangi rasa malunya. Vino dirinya menatap datar ke arah teman-teman nya.

“Pertandingan antara tim sekolah SMA HIS dan tim sekolah A.P HS segera akan dimulai. Untuk tim tersebut segera mempersiapkan dirinya.” Kata orang yang mengumumkan di bawah.

VINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang