Hallo
Haii...
Gimana kabarnya?
Baik dan sehat?
Oke nanyeanya satu-satu Din...
Yok lah baca!
***
Vino sekarang lagi makan, mengunyah makanan dengan lembut. Memang agak lama jika ia makan begini, agak menguras tenaga.
Dia sudah agak baik sekarang namun tetap saja belum diperbolehkan oleh si Raka itu ke sekolah.
Sama saja.
Ia bosan sekarang, tidak ada teman yang bisa ia ajak bicara.
"Om..., butuh teman bicara nggak?" tanya Vino bersamaan ada seorang pengawal lewat dan pengawal itu berbalik.
"Lah saya tuan muda?"
"Iya lah siapa lagi,"
"Gue mau sekolah juga kagak bisa terus mau ajak ngobrol siapa di sini kalau bukan orang-orang yang ada di rumah ini." jelasnya ngegas.
"Iya tuan muda mendingan ke kamar, istirahat nanti kita malah dimarahin." Anjur pengawalnya yang membersihkan sisa-sisa bekas obat dan wadahnya.
"Iya nanti."
"Eh, bunda gimana keadaannya ya om?" Sambung Vino yang menggoyangkan kakinya.
Kakinya berjalan menuju ruang keluarga.
"Tuan muda katanya bunda nggak papa, tapi tadi bunda nitipin pesan buat tuan muda kalau nanti udah sembuh disuruh ke rumah bunda." ucap pengawal itu memberitahu dan Vino terkejut, ia tak ingin memperpanjang masalah kembali.
Membuka lembaran yang sudah telah ditutup dan sekarang kembali terbuka.
"Iya nanti aku omongin sama bunda, bunda sehat kan om?"
"Iya, tuan muda." jawab pengawal itu dengan begitu Vino menghela napas pelan dan ia tidak bisa membayangkan jika bundanya sakit tak ada yang mengurus.
Vino menggusak rambutnya, ia tidak bisa begini terusan.
Ia pun segera pergi dari sana, meninggalkan pengawalnya yang sedang memainkan benda pipih itu.
Ingatannya lupa jika ia harus menjaga tuan mudahnya. Tapi, sepertinya kali ini benar-benar kecolongan ini.
***
"Rambutnya model apa, mas?"
"Cepmek...,"
"Ini dipotong terus dibuat ngembang gitu?" tanya karyawan yang bekerja menangani Fikri.
Kebetulan sekali Fikri sekarang ada di salon dan bersama Cakra yang duduk manis di soffa.
Fikri menaikkan sudut alisnya salah satunya, "Kamu nanyea...," sahut Fikri dengan menggebrak meja salon dan Cakra yang melihatnya, sulit menebak dari pandangannya.
Ini bocah kok aneh amat.
"Heh nggak usah buat masalah, njir!" ucap Cakra pedas dan sangat menusuk hati Fikri.
"Gue bercanda kali, nggak usah seriusan amat gitu lah."
Tidak jadi buat bercandaannya sesuai dengan kata rambut cepmek sama kamu nanyea.
Ah elah, ini orang malah sekarang jadi patung kek gini.
"Woi lo ngerti tren nggak si?" tanya Fikri nadanya agak meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINO
Teen FictionBagaimana kisah dari Vino? Vino yang malang, tidak diakui oleh anak tapi menurut Vino, ayahnya tetap mengakui dia anak. Buktinya sampai sekarang ia belum dikeluarkan tuh dari kartu keluarganya, tetap anak dari ayahnya dan bundanya. Sementara berban...