Hai...
Alolo...
Apa kabar?
Gimana?
Udah siap?
Nungguin ya:)
***
"Assalamu'alaikum," salamnya pertama kali dengan menunjukkan senyumannya yang lebar.
Membuat para pengawal yang tengah berjaga itu menengok dan mengarah kepada remaja laki-laki yang menunggu untuk dibukakan gerbangnya.
Salah dua pengawal menghampiri Vino yang menunggu di luar.
"Lah, wa'alaikumsalam tuan muda." Kedua pengawal yang bertubuh gagah dan berperawakan tinggi sekitar seratus delapan puluh itu membukakan gerbangnya.
"Tuan muda, ke sini mau ngapa?"
"Kangen sama mereka om, jadinya ya mau gimana lagi."
Mereka membuntuti Vino di belakang dan Vino membawa bingkisan yang berisi buah itu dengan skor senyuman lebar, melangkah lebar lagi kakinya.
Ia tidak merasa ada yang janggal ketika masuk dan pengawalnya menundukkan kepala ketika anak majikannya itu masuk ke dalam.
Tepatnya sekarang Vino ada di depan pintu utama, ia menghembuskan napasnya dan meraup napas rakus.
Supaya tidak canggung ketika nanti bertemu dengan papahnya, soalnya dia tidak pernah berbicara untuk sekedar menemui papahnya.
Hanya saja mendengar suara papahnya ketika mengisi acara di televisi ataupun di media sosial.
Lewat begitu saja.
"Papah sudah pulang, om?" tanya ragu Vino melirik di garasi mobil, di sana sudah terparkir apik mobil papahnya.
Diam-diam meski masih perduli, ia masih meyakini hatinya jika papahnya akan berubah.
Tapi ada rasa takut jika papahnya tak menerima kehadirannya, seenggaknya ia bisa menjenguk bundanya tidak untuk menanyakan keadaan papahnya.
Pengawal itu menggeleng, Vino mengerutkan keningnya.
"Selama ini tuan Aldi tidak pernah pulang, sudah satu bulan menghilang tanpa kabar tuan muda." jawab pengawal itu dengan menundukkan kepalanya.
Pengawal itu membeberkan aksi kegiatan tuannya selama ini.
Vino menatap tak percaya, "Berarti selama ini cuman omong kosongnya doang, om?" tanyanya.
Remaja itu selama ini mengikuti berita di mana papahnya yang selalu tampil wibawa dan benar-benar di luar dugaan ternyata.
Remaja laki-laki itu naik turun napasnya, ia keburu emosi dan mengepalkan tangannya sehingga urat-urat yang di tangannya terlihat.
Pengawal itu menghela napas berat.
"Iya tuan muda, yang nggak semestinya tuan Aldi omongkan tapi emang kenyataannya omong kosong doang yang ia bicarakan di media." Pengawal itu juga sudah tidak habis pikir dengan pemikiran tuan Aldi yang entah kemana itu.
Pengawal itu mengucapkan secara terang-terangan dan sudah lelah menerima kehadiran tuannya yang makin kekanak-kanakan saja.
Dan apalagi tuannya itu yang tidak pernah mendengarkan pendapat dari istrinya lagi.
Mungkin tuan Aldi sudah tidak lagi percaya dengan keluarganya, hanya menatap ke depan luntang-lantung tanpa keluarga yang melatarbelakangi, mendukung.
Semuanya sudah ia sombongkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINO
Teen FictionBagaimana kisah dari Vino? Vino yang malang, tidak diakui oleh anak tapi menurut Vino, ayahnya tetap mengakui dia anak. Buktinya sampai sekarang ia belum dikeluarkan tuh dari kartu keluarganya, tetap anak dari ayahnya dan bundanya. Sementara berban...