21. Membantu kakek jompo

21 1 0
                                    

Haii...

Apa kabar?

Selamat malaammm....

Ncinggg...

***

Lelaki itu sekarang sedang memakan makanannya, ia akan menginap di rumah temannya kali ini.

Sekali-kali.

Sudah izin sama yang terhormat jadi aman dia.

Fikri dan Cakra sekarang lagi tatapan, mereka tatapan tak seperti biasanya. Masih ada masalah kah mereka?

Vino seolah memicingkan mata menatap mereka yang tak pernah akur gitu setiap hari kok kerjaannya berantem.

"Heh kalian ini nanti kesambet setan loh," ucap Vino. Kali ini Vino menyuarakan hati mereka agar sadar dari apa yang mereka perbuat.

Jadi nggak usah diperbesar masalahnya.

"Woy jadi makan kagak ini, gue mogok ini." marah Vino sedikit meninggikan suaranya dan tatapan Cakra sebisa mungkin ia hindari karena ia lebih takut tatapannya Cakra mengarah kepada dirinya.

Raka yang ada di sana hanya memerhatikan dan melihat tuan mudanya ingin membanting piring, ia pun bersuara.

Vino yang ingin melayangkan piring itu ke bawah dicegah oleh Raka.

Ia menatap malas bodyguard pribadinya kali ini.

"Gue mau live instagram, uji coba ketahanan nih piring jangan ganggu gue!" sentak Vino dengan mata malasnya dan Raka menggeleng keras.

"Tuan Vino, jangan lakukan itu! Nanti si tuan Cakra malah marah lagi. Kan yang kena imbasnya juga tuan Vino sendiri," mohon Raka dan Vino memejamkan matanya, ini pengawal pribadi macam mana.

Dia ini mau jualan soalnya, karena dua orang itu tak memperdulikan. Ia butuh pembicaraan bukan begini.

Dingin, datar, plus lagi marah kan jadi nggak enak.

Otaknya jadi sensi, nggak enak lah dipandang.

"Lo jadi pengawal jangan kegeeran! Noh gue itu mau jadi penengah mereka." Ia menunjuk dengan dagunya dan Raka paham apa yang dimaksud oleh tuannya ini.

"Ya sudah tuan Vino, sekarang tuan makan saja! Nanti saya laporkan kepada tuan Aldi jika--

"Lo jangan tukang tambal cepu ya! Gue nggak suka, mending lo pulang ke sana daripada kerja sama gue...," potong Vino meledak-ledak, amarahnya siap menggema dan dari tadi memang ini anak sukanya memberikan bumbu yang nggak enak.

Membuat mood Vino seketika turun drastis.

Ia menatap malas dan mengalihkan pandangannya, lalu dia duduk.

Mendentingkan sendok ke piring, "Marah ke tukang tinju jangan diem-dieman gini! Ini bukan tempatnya relaksasi." ucapnya pedas untuk menyadarkan mereka.

"Kenapa?" tanya datar Cakra dan Fikri menatap malas.

Ini yang akan terjadi setelah adu mulut dan Fikri sudut mulutnya terangkat.

"Kalau begitu kita adu bacok di lapangan aja biar semuanya bisa diselesaikan dengan baik-baik." ujarnya enteng tanpa merasakan hawa yang sejak tadi mengamati dirinya.

Fikri terlalu malas dengan drama jadinya langsung saja ke aksinya.

"Eh lo enaknya ngomong, ini gue mau menengahi kalian malah kamu becandanya nggak berbobot." sambung Vino malas menanggapi dua orang itu yang tak berhenti untuk beradu mulut, ini ceritanya kenapa saling menyalahkan di antara berdua orang ini.

VINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang