19. Mereka bertiga

15 3 0
                                    

Hallo...

Hai para ncing

Gimana  ...  Gimana

Oke, boleh baca sekarang!

Jangan lupa vote sama komen!

***

Rasanya canggung sekali ingin berkenalan dengan pemuda itu yang sedang menatap dan memberikan jarak antar mereka.

Cakra menatap aneh, "Lo kalo mau duduk, silakan! Gue nggak ngelarang, timbang lo bisulan nanti berdiri terus." desak Cakra yang tiba-tiba melontarkan kata begitu dan pemuda itu tak memedulikan.

Baginya sekarang tuannya aman dan bisa kembali seperti semula.

Tangan remaja itu bergerak-gerak dan remaja itu mengerjapkan matanya setelah itu menyipitkan matanya karena terlalu kena silau lampu yang ada di tengah-tengah ini.

Vino sudah sadar sekarang, Cakra tersenyum tipis.

Dia pun mendekati Vino, karena semula dia duduk di sofa.

"Butuh apa Vin?"

Vino mendongakkan kepalanya dan Vino merentangkan tangannya.

Minta dipeluk, hal itu Cakra paham dengan posisi Vino yang sekarang. Dia tidak ada siapa-siapa yang menemani ketika ia sakit kalau bukan dirinya dan bunda Vino ketika ia tanyakan dengan pengawal yang ada di bawah tadi, katanya mereka berdua pergi di London dan mereka seakan lupa dengan Vino yang di rumah ini.

Cakra menerimanya dan memeluk Vino erat, "Nggak papa kan Vin?"

Vino memukul pelan punggung Cakra, "Tadi kamu nyuekin aku kenapa?" ketusnya sambil meneteskan air mata tak terasa air mata itu merembes keluar dengan tak sengaja.

Cakra yang baik tidak sombong.

Ia menghela napas pelan, "Maaf kalau tadi aku nyuekin kamu, aku tadi ada urusan sama OSIS buat acara ulang tahun sekolah." ucapnya dengan jujur, iya tadi sempat kepikiran dengan masalahnya sama OSIS lain.

Perbedaan pendapat yang menentukan mereka mogok akan menjalankan kewajibannya masing-masing jadi Cakra memikirkan matang strategi apa yang akan menangani kasus ini.

"Lah kenapa?"

"Ada masalah sedikit." Ia menampilkan senyumnya tipis dan melepaskan pelukannya.

Cakra melihat ada sedikit glowing di pipi Vino, meninggalkan kisah dan ia mengelapnya.

"Habis nangis ya?"

"Nggak kok, marah sama kesel doang sama kamu." rajuknya dan ia menatap baju Cakra yang belum berganti dari sejak tadi.

"Belum ganti juga lo, mending ganti sono! Nggak pengertian sama sekali itu pengawal, nggak becus kerjaannya." Sindir Vino padahal ada Raka yang mendengarnya di sana, jelas Raka sudah menegur Cakra tetap saja anak itu keras kepala.

Hampir tadi dilayangkan oleh tutup panci sama Raka.

"Iya nanti, sekarang kamu makan dulu." Ia memang sudah ada stok makanan tadi yang sudah disiapkan di atas meja dan Vino menatap isi piringnya.

Mukanya langsung berubah.

"Kok bubur sih?"

Cakra tiba-tiba mengerutkan keningnya dan menatap Vino yang sedang menggerayangi letak handphonenya ada di mana.

Ia lupa jika ada beberapa hari lagi menuju ke Aniversary papahnya.

Dan benar.

Ulang tahunnya papahnya sama dengan ulang tahun sekolah.

VINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang