Hai! Part ini cuma kilas balik dari sisi Rico, ya.
Part kedepan baru konflik baru.
••
•
Ketika wisuda pelepasan mahasiswa sudah mereka lewati bersama. Itulah tibanya mereka akan berpisah demi impian di kedepannya.Mereka, yang walau berbeda jurusan namun di takdirkan bersama untuk bersahabat. Bisa dibilang, Rico dan Inne yang sedari SMA sudah bersama. Sementara Sania, dan Raka ada setelah mereka berkuliah di almamater yang sama.
"Gua akan nikah bulan depan loh.."
Rico tersadar. Kilas balik barusan kembali datang di memori nya yang terasa kacau. Dia ingat betul di hari itu, di hari wanita yang dicintai nya sejak di bangku sekolah mengatakan akan menikah.
Pada hari itu, Rico seperti lelaki yang kehilangan pijakan hidup. Sudah lama bersama, menaruh hati dari lama, tapi patah hati yang menjadi balasannya.
Sebenarnya, penyesalan yang lebih mendominasi. Di hari itu, niatnya adalah mengatakan cintanya. Namun Inne lebih dulu menampar harapannya yang berandai akan menikah dengan pujaan hatinya.
Tidak ada yang bisa dilakukan selain ikhlas. Itu yang selalu di bilang orang-orang padanya. Tapi, apa semua orang tau bagaimana rasanya? Ikhlas itu sangat sulit bagi-Nya.
"Setelah ini gua akan lanjut pendidikan di luar negeri, Ka." Kata itu yang dia katakan pada Raka ketika sehari sebelum pernikahan wanita pujaan.
Padahal, nyatanya, dia tak kemanapun hingga Inne resmi halal menjadi istri Ananda yang ia kenal sebagai lelaki kaya raya, dan lulusan terbaik dua tahun yang lalu di kampusnya.
Mata Rico memejam di balik jeruji besi yang sekitarannya terlihat sepi. Dia ditempatkan di lapas Jakarta pusat, sampai nantinya putusan hakim diterimanya.
"Hey, Ric. Gimana kabarnya? Kok lu nggak pernah balas pesan gua sih? Padahal, mau lu kemana pun, harusnya kita masih kabar-kabaran."
"Tolong di balas, ya? Oh iya, lu tau, kan kalo Raka sama Sania nikah? Lu gimana? Kapan mau undang gua, Ric. Jangan jomblo terus. Kan seru kalo nanti kita kumpul sama pasangan masing-masing, atau lebih bagus kalo kumpul pas udah punya anak."
"Gua udah hamil loh. Gua seneng banget, Ric. Lu pasti juga seneng banget, kan? Lu punya ponakan bentar lagi."
Pesan itu, pesan dari banyaknya kabar yang Inne kirimkan padanya ketika dia tak kunjung membalasnya. Beberapa bulan ini, jika sahabatnya mengiriminya pesan, tak ada satupun ia membalasnya, hanya membacanya.
Ingin ikut senang atas kabar itu, namun hatinya sakit dan kembali mengingat masa-masa bersama yang sulit hilang dari ingatannya. Inne mungkin hanya menganggapnya sebagai sahabat, tanpa tau lelaki yang selalu bersamanya itu berharap akan lebih dekat dan menjalin hubungan lebih dari sahabat. Katakan jika dia memang gagal move on.
Menjalani hidup setiap hari, dengan pesan-pesan dari sahabatnya yang tiada henti hingga akhirnya, mengganti nomor menjadi hal besar yang diputuskannya.
Setelah keputusan itu, hari-hari ia jalani dengan hatinya yang terasa sepi, hingga akhirnya dia mengadopsi anak laki-laki yang ia temui. Azka, yang bertahun-tahun hidup bersamanya, dan memanggilnya 'Papa'.
•••••
Kilas balik
"Pantas Inne menikah dengannya. Ananda benar-benar kaya." Dia tengah menatap orang-orang berkerumun menyambut pasangan yang baru datang untuk menghadiri acara. Bohong jika Rico sudah mengikhlaskan, dan melupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Please!
FanfictionKisah penuh drama yang ada dalam cerita ini, kisah Sad ending yang selalu ada di setiap harinya. Tokoh seperti-nya yang haus akan kasih sayang, akan membuat kalian tau bagaimana rasanya tak di sayang, rasa yang selalu menyesakkan. "Dengar? Sudah ber...