ya ampun guys aku ga nyangka banget ternyata kalian pada kebawa emosi sama Liam😭
sabar ya bestie..
kita kasih pelajaran ke Liam bentar lagi AHAHA😈
-|Happy Reading|-
DERINGAN ponsel terdengar begitu memekakkan di telinga pria berbadan atletis itu."Ck," decaknya masih setengah sadar sembari mengambil ponselnya dan langsung menekan ikon hijau tanpa melihat nama si penelepon.
"Kenapa?"
"Tuan Rexford, maaf mengganggu waktu–"
"Cepat katakan tanpa perlu berbasa-basi, sialan" makinya.
"Anda memiliki meeting penting hari ini dengan rekan dari Jepang, Mr. Yamamoto"
"Bukankah anda memang sangat menginginkan kerja sama ini?" ucap Jack di seberang sana.
"Ah sial, pukul berapa janjinya?"
"Pukul 12 siang ini, Tuan"
Liam dengan terpaksa membuka matanya, sembari melihat jam yang berada di ponsel. Sekarang sudah pukul 10.30.
Fuck! Hanya bersisa waktu satu jam lagi.
"Baiklah," katanya sembari mematikan telepon secara sepihak.
Ia menaruh kembali ponselnya keatas nakas, kemudian iris mata miliknya menoleh kearah seseorang yang seharusnya berada di samping tempat tidur.
Kemana dia?
Pria itu bangkit dari atas ranjang, kemudian berjalan kearah kamar mandi sembari memasang indra pendengarannya dengan benar.
Tidak ada suara air atau apapun itu. Apa gadis itu sudah pergi?Pria itu tersenyum remeh,"Hah, apa dia sedang mencoba melarikan diri?"
"Sialan," umpatnya, kemudian ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya sendiri.
***
Sementara di lain tempat, gadis malang itu masih terus saja berendam di air hangat sembari merilekskan otot tubuh miliknya.
Setelah kejadian bagai mimpi buruk itu, Laurent hanya bisa mengurung dirinya di dalam kamar.
Kilas balik tentang kejadian kemarin membuat pikirannya menerawang, hal itu seperti mimpi paling buruk hingga membuatnya menahan rasa sesak yang mulai menggerogotinya.
Air matanya kembali terjatuh, namun dengan cepat ia langsung menghapusnya dengan kasar.
"Lupakan, Laurent. Ku mohon lupakan kejadian itu!" jeritnya kepada diri sendiri sembari menangis kencang.
Ia benar-benar tidak bisa menahannya. Mata sembab yang sudah semalaman lamanya menangis kini kembali menumpahkan air matanya yang begitu berharga.
"Tolong, lupakan..."
Suara pilu itu begitu menyesakkan jika di dengar. Ia merasakan sakit hati yang begitu dalam hingga ia sendiri tidak bisa menipu dirinya sendiri untuk bisa berpura-pura bersikap baik-baik saja.
Tok.. tok.. tok..
"Laurent.. kau baik-baik saja?"
Itu adalah suara Laura yang berada di balik pintu kamar mandi.
Oh tidak, apa Laura mengetahui jika Laurent sedang menangis?
Gadis itu menarik nafasnya pelan, kemudian menghembuskannya perlahan, ia menahan mati-matian agar suaranya tidak terdengar sumbang karena sehabis menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]
عاطفيةLAURENT VICTORIA DIXON. Seorang supermodel yang tengah naik daun, parasnya sangat cantik dan juga menawan. Namanya tambah melejit kala semua orang mengetahui jika dia merupakan anak dari pasangan Lucas Vinícius Dixon dan Laura Arrabelle Dixon, pasan...