|CHAPTER - 35|

1.4K 102 50
                                    


-|Happy Reading|-


warning! 18+

"Kamar nomor 156, bukankah itu kamar VVIP?" gumamnya saat memencet tombol lift sembari sedikit bersenandung.

"Ah iya, penampilanku" katanya saat menoleh kearah kaca yang berada di dalam lift.

Laurent menata rambut tergerainya dengan rapi, lalu tersenyum melihat wajah cantiknya yang masih terasa flawless.

Ting..

Kaki jenjangnya melangkah keluar dari lift, lalu berjalan kearah nomor kamar yang dikatakan oleh Liam.

Saat sudah menemukannya, ia langsung menekan bel kamar dan menunggu Liam untuk membukanya.

Sayangnya, senyuman yang terukir di bibirnya langsung hilang ketika melihat seorang wanita berpakaian minim yang membukakan pintu untuknya.

Siapa wanita ini?

"Huh, aku pikir pelayan yang datang. Sepertinya kau salah kamar!" ketus wanita itu dengan tatapan sinis, kemudian hendak menutup pintu kembali sebelum tangan Laurent membuka paksa pintu itu.

"Salah kamar?" ulang Laurent, kemudian ia kembali melihat nomor di pintu itu dan penglihatannya tidaklah salah.

"Ya! Sudah pergi saja sana! Kau itu sepertinya sedang mabuk!" katanya.

Belum sempat Laurent hendak melayangkan ucapan balasan miliknya, sebuah suara bariton sudah terlebih dahulu menarik perhatian keduanya dari dalam kamar.

"Kau sudah datang rupanya" ujar pria itu, dengan tatapan yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya kepada Laurent.

Gadis itu tersenyum kecut, padahal sebelumnya ia sedikit berharap jika dia memang benar-benar salah melihat nomor kamar. Namun ternyata apa yang dilihatnya sekarang? Hhh, lucu sekali.

Laurent langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan suara wanita jalang yang sedang memakinya.

"Kau berani bermain dengan wanita lain di belakangku, hah?!" sarkas Laurent di hadapan pria yang memandangnya dengan tatapan datar.

Pria itu berdecak, ia menatap Laurent dengan pandangan remeh. "Apa masalahnya denganmu?"

Laurent berdecih sembari terkekeh pelan. "Kau masih bisa bertanya?! Dasar pria brengsek!"

"Kenapa? Bukankah kau juga sama brengseknya denganku?" sarkasnya yang membuat Laurent mengernyitkan alis tak mengerti.

Liam tertawa remeh melihat reaksi Laurent seperti orang yang tidak memiliki kesalahan apapun.

"Aku tidak–"

"Sudah cukup, aku tidak mau mendengarkanmu" kata Liam dengan tegas.

"Hei, jalang! Kehadiranmu disini sangat  mengganggu, sialan!" ucap wanita seksi yang berada di tengah-tengah ketegangan kedua orang itu sembari berjalan mendekati Liam dan bergelayut manja di lengan kekarnya.

"Keluar dari sini! Atau kau ingin melihat kami berdua bercinta, hah?!" katanya sembari tertawa dan memeluk tubuh Liam.

"Kau terlihat sangat sexy, sayang" bisiknya tepat di telinga Liam.

"Ah.. aku ingin sekali bercinta denganmu. Apa kita bisa langsung melakukannya saja?" ucapnya dengan nada sensual sembari menyentuh otot dada bidang milik Liam.

Laurent memandangnya dengan jijik, sementara pria itu hanya menatapnya dengan datar.

"Menurutmu aku akan keluar setelah melihatmu begini?" katanya hingga membuat kedua orang itu menatapnya.

HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang