|CHAPTER - 43|

1.6K 134 33
                                    


asikk ternyata aku beneran di spam sampe tembus 70 komen

thank you so much guys... yg udah excited sama cerita ini!!

love bangettt deh muach💋

-|Happy Reading|-

40 menit sebelumnya.

"Aku harus menemuinya sekarang juga" gumam Liam setelah meninggalkan bandara dan melaju begitu kencang membelah jalanan kota Inggris yang tidak terlalu padat.

Ia sangat ingin menemui Laurent walaupun jika boleh jujur, ia sebenarnya takut bertemu dengan wanita cantik itu.

Liam benar-benar merasa malu walau hanya sekedar untuk menatapnya, tetapi perasaan gilanya ini terus memaksanya untuk menemui Laurent.

Di mulai dari mencari keberadaannya, hingga tiba-tiba terbang dari San Francisco ke England itu semua karena ia sedang mengikuti kata hatinya.

Liam bahkan sudah terlebih dulu mencari tahu dimana keberadaan Laurent tinggal dengan menggunakan informan kenalannya tanpa sepengetahuan Jack atau pun Belinda.

"Semoga saja Laurent memberikan aku kesempatan untuk berbicara dengannya"

Saat sudah tiba dengan alamat yang ia yakini benar, Liam hanya berdiam diri di dalam mobil sembari menatap pintu bercat putih yang rumahnya tampak sangat sepi itu.

Ia mengetuk-ngetukan jari tangannya di stir mobil sembari berpikir, 'turun-tidak', 'turun-tidak'. terus aja seperti itu selama 20 menit karena perasaan bimbangnya.

Ia meremas rambutnya frustasi, masih dengan tatapannya yang tertuju kepada pintu itu.

Tetapi tak lama kemudian, seorang pria yang tidak dikenalinya mendatangi rumah itu. Dari sedikit kejauhan bisa dilihatnya jika ada sebuah binar di mata pria itu, bahkan senyumannya tidak pernah padam sejak Liam memperhatikannya dari dalam mobil.

Sepertinya ia sedikit tidak asing dengan wajah sampah itu.

"Oh, aku mengingatnya," terdengar helaan nafas kasar dari Liam sembari ia membanting kepalanya ke stir mobil.

Bibirnya membentuk senyuman getir. "Sia-sia saja aku kemari" gumamnya, namun tetap
melihat kearah Laurent yang baru saja membukakan pintu untuk pria sialan itu.

Mata Liam seketika berbinar saat melihat wanita cantik itu berdiri di depan pintu.

"Cantik sekali," gumamnya tanpa sadar sembari memperhatikan gerak-gerik keduanya dari dalam mobil.

Bukankah sekarang ia terlihat seperti seorang penguntit?

Ah, dasar memalukan.

"Ku mohon jangan masuk ke dalam rumah" ujarnya penuh harap.

Jika mereka berdua masuk ke dalam, Liam tidak akan segan-segan untuk menerobos masuk dan menghajar pria itu.

Malam-malam begini ke rumah wanita? Sial, Liam tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pikirannya terlalu kotor, hingga membuat dirinya sendiri mulai overthinking, namun masih dengan memantau Laurent yang berjarak tidak terlalu dekat dengan pria itu.

Lihatlah pria posesif yang tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan wanita yang sedari tadi di lihat olehnya.

Dasar tidak waras.

HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang