0

1.2K 65 0
                                    

"Maaf." Lagi dan lagi, hanya kata itu yang keluar dari mulutku. Kepalaku tertunduk, mataku menatap sepatuku, tak berani menatap seseorang di depanku.

"Gue butuh alasan lo, Ga. Bukan 'maaf' dan 'maaf' lagi." Terdengar nada frustasi dari kalimatnya barusan. "Susah banget, ya, buat kasih tau alasan doang?"

Ya, ini memang benar-benar sulit bagiku. Aku tidak akan mengelak atas fakta tersebut. Diriku juga tersiksa karena hanya bisa menahan di tenggorokkan, tak mampu menggetarkan pita suara untuk menyuarakannya. "Maaf." Lagi.

Lawan bicaraku pun menghela napas, tampak buntu menghadapi diriku. Tangannya memijat pelipisnya yang sepertinya sudah panas mendengar kata 'maaf' terus-menerus dariku, bukan alasan yang keluar seperti yang ingin dirinya dengar.

Hening beberapa saat, sampai akhirnya dia mengucapkan kalimat yang mengakhiri pembicaraan ini---dan mungkin kisah ini. "Kalau itu mau lo, it's okay. Lo boleh pergi. Terima kasih banyak udah sempat mengisi lembaran hidup gue selama ini. Baik-baik selalu, Yega."

Terasak | Renjun NCT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang