Bel tanda berakhirnya waktu pelajaran di sekolah berbunyi. Di saat itulah Langit memulai misinya untuk membeli buku ringkasan hadis Bukhari seperti yang diminta oleh Rahmat. Untuk menjalani misinya, Langit pun pergi ke Grand Indonesia shopping mall Jakarta. Langit tahu di sana ada toko Gramedia dan bisa menemukan buku yang diinginkan. Selain itu, di mall itu juga Langit bisa sekalian mencari hadiah untuk Annisa
Langit pun menuju ke lokasi dengan menggunakan motor Honda Scoopy miliknya. Selama di perjalanan, Langit terus berpikir tentang hadiah yang harus dia berikan kepada Annisa karena jumlah uang yang diberikan jauh lebih banyak dari yang diperlukan. Ditambah lagi harga buku ringkasan hadis Bukhari tidaklah terlalu mahal.
Akhirnya Langit sampai pada tempat tujuan. Di sana dia memarkirkan motornya dan masuk ke dalam Grand Indonesia shopping mall Jakarta. Langit mulai melihat sekeliling dan dia tertarik untuk membeli banyak hal. Namun, seketika dia hapus pikiran itu dan fokus pada tujuan awal untuk membeli buku terlebih dahulu.
Langit akhirnya masuk ke toko buku Gramedia dan segera dia mencari buku yang dimaksudkan. Setelah mencari cukup lama, buku itu akhirnya ketemu. Buku itu terlihat cukup tebal dan berat bagi Langit. Langit kemudian membawa buku itu ke kasir.
Setelah buku terbeli, Langit mulai mencari barang yang ingin dia berikan kepada Annisa. Akhirnya Langit menuju gerai pakaian dan mulai mencari baju islami untuk Annisa. Tentu Langit sengaja membeli hadiah yang jauh lebih mahal harganya dan lebih bagus bahan serta desainnya.
Setelah mencari cukup lama, Langit pun akhirnya mendapatkannya. Sebuah baju yang berwarna kuning yang tentunya menutup aurat perempuan. Harganya pun lumayan mahal dan hampir dua kali dari harga buku yang menjadi perwakilan hadiah Rahmat.
Setelah selesai dengan misinya, Langit mulai kelelahan. Laki-laki itu memutuskan ke Yoshinoya yang masih merupakan bagian dari mall untuk membeli makanan. Dengan sisa uang yang cukup banyak, Langit tampak kebingungan dengan apa yang harus dia beli selanjutnya. Namun, keinginannya untuk hidup mewah pun muncul dan bermaksud memesan makanan yang mahal dan enak.
"Mas pesan Beef Bowl dengan topping Red Hot Chili, ya," ucap Langit kepada pramusaji.
Setelah menunggu cukup lama, pesanan pun datang. Langit mulai memakan apa yang dia pesan berupa daging sapi dan dia merasa itu adalah makanan terenak setelah masalah ibunya.
Setelah makan, terbayang di benak Langit untuk memberikan cokelat kepada Annisa. Akhirnya Langit mulai menuju ke Godiva dan membeli cokelat yang dimaksudkan yang lokasinya masih di mall Grand Indonesia. Setelah merasa semua sudah terbeli, Langit memutuskan untuk pulang untuk mempersiapkan hadiah.
Langit akhirnya berangkat pulang meskipun ada barang lain yang ingin dibeli untuk diri sendiri. Lalu, secara tidak sengaja dia melihat pengemis yang ada di samping jalan. Langit merasa iba dan merasa bahwa orang lain berhak untuk bahagia sebagaimana yang kini dia rasakan. Langit pun memberikan uang seratus ribu miliknya yang awalnya diniatkan sebagai hadiah untuk Annisa.
Sungguh, ini adalah kali pertama Langit memberi sesuatu tanpa ada hasrat untuk dilihat oleh orang lain. Langit merasa apa yang dia lakukan sangat berkesan sekali di hatinya. Terlebih lagi, itu adalah uang yang sengaja dia khususkan untuk membeli hadiah untuk wanita pujaan hatinya.
Langit pun sampai di rumah. Dia mulai mencari kotak sebagai tempat hadiah. Setelah itu laki-laki itu membungkusnya dengan kertas kado. Sebagai tambahan Langit memberikan kertas yang berisikan nama sang pemberi hadiah dan ditempelkan di atasnya agar bisa membedakan pemberian antara dirinya dengan Rahmat.
Langit pun berniat ke rumah Annisa. Laki-laki itu mulai mandi dan memakai pakaian terbaiknya. Setelah semuanya tampak sempurna, Langit segera menuju ke rumah Annisa.
Setelah agak lama, Langit pun sampai pada lokasi tujuan. Ternyata di sana ada Qalam bersamaan dengan Khalid. Langit curiga bahwa mereka hendak memberikan hadiah sebagai ulang tahun kepada perempuan idamannya.
"Qalam, Khalid, apa yang kalian inginkan sehingga kalian datang ke sini?" tanya Langit.
Langit sebenarnya memendam kecemburuan yang teramat besar pada Qalam dan Khalid. Namun, Langit memendam perasaan itu karena ada Annisa di sana.
"Oh, Langit. Jadi, kamu datang ke sini juga," ucap Qalam. "Apakah kamu sudah dapat berita?"
"Berita apa?" ucap Langit kebingungan.
"Rahmat terkonfirmasi terkena virus Corona dan kini dia ada di rumah sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Lalu, dari berita yang aku dengar Rahmat ke sana dalam kondisi pingsan karena demam yang dia alami. Karena alasan itulah aku dan Khalid datang ke sini."
Mendengar hal itu membuat Langit terkejut luar biasa. Langit tidak percaya sosok yang sudah baik padanya justru ada di rumah sakit sekarang.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan? Kalau kita menjenguknya tentu tak bisa dilakukan karena dia berada di ruang isolasi sekarang," ucap Khalid.
"Aku kira itu benar sekali. Makanya aku segera ke sini setelah mendapat kabar dari Annisa berharap dapat info lebih jelas. Ternyata dia sudah berada di rumah sakit," ucap Qalam.
Langit merasa bingung dengan situasi. Seketika dia membuka ponselnya dan ternyata di grup kelasnya sudah ada berita tentang penyakit yang dialami Rahmat. Langit mulai sadar bahwa apa yang dia lakukan hanya untuk dirinya sendiri dan tak pernah untuk orang lain
"Langit, kamu pasti juga khawatir dengan Rahmat seperti kami," ucap Annisa. "Lalu, apa yang engkau bawa saat ini?"
"Ini hadiah yang aku dan Rahmat persiapkan untukmu. Terimalah," ucap Langit sambil memberikan hadiah itu kepada Annisa.
Langit tahu sekarang dia memberikan hadiah dalam kondisi yang tidak tepat. Namun, bukan itu yang sedang Langit pikirkan. Hal yang ada di benak Langit adalah Rahmat yang merupakan temannya. Rahmat begitu baik dan terus saja menolong dalam berbagai kondisi. Kini, Langit sadar bahwa apa yang selama ini dia pikirkan dengan menjadikan Annisa sebagai prioritas adalah sesuatu yang salah.
Seketika itu juga Langit kembali ke tempat motornya diparkirkan dan berangkat meninggalkan Annisa begitu saja. Langit pergi tanpa mengucapkan kalimat selamat ulang tahun ataupun senyuman kepada perempuan pujaannya. Laki-laki itu tidak dalam kondisi semangat.
Di sisi lain, baik Annisa, Qalam dan Khalid kebingungan dengan sikap Langit. Lalu untuk pertama kali mereka melihat Langit bersikap seperti itu.
***
Malam pun menjelang. Di saat semua orang tengah tertidur Annisa terbangun dan menunaikan salat tahajud. Setelah itu perempuan itu menengadah dan mengangkat tangannya lalu kemudian berdoa kepada Tuhan-Nya.
"Ya Allah, angkatlah penyakit dari yang telah dialami oleh temanku saat ini. Jadikanlah, penyakit yang dia derita sebagai jalan untuk menghapuskan dosa-dosanya. Sungguh Engkau Maha Pendengar lagi Maha Pengabul Doa."
Annisa pun selesai berdoa. Seketika dia melihat hadiah yang dia terima saat ini. Setelah berpikir cukup lama, barulah Annisa teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Annisa pun mulai membuka hadiah yang dia terima. Hadiah pertama datang dari Langit berupa pakaian islami yang berwarna kuning. Annisa teringat dulu dia pernah mengatakan bahwa warna favoritnya adalah kuning. Menerima hadiah itu, Annisa menjadi senang.
Hadiah kedua pun dibuka oleh Annisa yang itu datang dari Rahmat. Lalu, anehnya hadiah itu persis seperti apa yang baru-baru ini perempuan itu inginkan. Annisa jauh lebih senang lagi. Annisa merasa sejak kedatangan Rahmat, banyak sekali keajaiban yang terjadi dalam kehidupannya. Seakan-akan seluruh doa dikabulkan jika dirinya di dekat Rahmat. Hanya saja dirinya tidak tahu mengapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisan Doa Annisa [END]
SpiritualRahmat Sanjaya adalah anak tunggal pemilik perusahaan ternama yang nantinya akan memimpin perusahaan milik ayahnya. Ia memiliki segalanya baik cinta, harta, jabatan dan juga cerdas. Namun, segala hal yang begitu banyak itu tidak membuatnya bahagia...