15 (1/2)

54 13 8
                                    

"Jane enggak mau honeymoon, Ma ..." Rengek Jane kepada mamanya saat mereka di bandara. "Apalagi cuma berduaan sama Keenan. Keenan itu freak banget, Ma ...." bisik Jane sambil melirik ke arah Keenan yang sedang tertawa dengan mama-papanya.

Jane bingung, tadi tidak sampai sejam sebelumnya, dia melihat wajah Keenan yang panik dan ketakutan saat bertemu wanita tua itu. Tetapi, kenapa sekarang Keenan malah terlihat santai dan bahkan tertawa kayak begitu?

"Hush! Enggak boleh begitu sama suami kamu!" Tegur mamanya. "Lagian kan kamu mau honeymoon, masa perginya se-RT? Ya jelas berdua doang sama suami kamu lah."

Jane langsung meringis geli sambil menatap mamanya kesal. "ISH! Jangan sebut dia kayak begitu. Jane jadi merasa kayak perempuan malang yang miskin dan dibeli sama om-om tajir tahu? Yang kayak di sinetron-sinternon itu. Mama enggak jual Jane, 'kan?" Sahut Jane dengan bumbu drama lebay.

Mamanya menoyor kepala Jane pelan. "Sembarangan kamu! Lagian kalau kamu dijual, enggak bakal laku. Kamu pikir kamu oke?" Sahut mamanya bercanda.

Jane pun hanya mencibir kesal ke mamanya.

"Jane, ayo kita berangkat," ajak Keenan yang sudah berdiri di belakang Jane.

Jane menghela napas dengan berat sambil memutar kedua bola matanya malas. "Jane pamit, Ma. Pokoknya setelah selesai semua urusan konyol-dan-enggak-penting ini, Mama harus langsung operasi loh! Awas saja kalau ditunda lagi." Ancam Jane galak.

"Bawel!" Sahut mamanya sambil tersenyum singkat. "Kamu ingat, yang sopan dengan Keenan. Harus menurut sama dia karena dia suami kamu. Awas saja mama dengar kamu badung susah diatur!" Kini giliran mamanya yang mengancam Jane.

Jane hanya berdecak kesal karena mamanya sudah mengulang itu berjutaan kali. Setiap mendengar mamanya membicarakan hal itu, Jane merasa asam lambungnya kumat.

Mamanya Jane menoleh ke Keenan dan menatapnya dengan serius. "Keenan, kalau anak ini nakal, lapor saja ke tante ya?"

"Risha, kok masih 'tante' sih? 'Mama' dong seharusnya." Belum sempat Keenan menjawab, mamanya Keenan keburu menyela untuk mengingatkan mamanya Jane. "Jane, mulai sekarang kamu panggil saya 'mama' juga, ya?" Pinta mamanya Keenan sambil tersenyum lebar ke Jane.

Jane hanya melirik sekilas tanpa ada niat untuk menjawab. Papanya Keenan pun mengatakan hal yang sama, minta dipanggil papa. Tetapi lagi-lagi Jane tidak menggubris permintaan tersebut. Mamanya Jane hanya bisa menggeleng-geleng pasrah melihat sikap anaknya. Untung saja, sahabatnya dan suami sahabatnya memahami kondisi anaknya. Kalau tidak, pasti mereka enggan menikahi putranya dengan Jane.

........

"Keenan! Gue tidur di mana? Kok lo pesen kamarnya cuma satu, sih?!" Omel Jane --- saat melihat Keenan hanya menerima satu cardlock kamar --- sambil berjalan di samping Keenan.

Keenan menoleh sekilas ke Jane yang berlajan di sampingnya. "Terus kamu maunya berapa? Sepuluh? Buat undang teman-teman kamu yang metal-metal itu?" Tanya Keenan yang membuat Jane makin sewot.

"Enggak begitu! Kenapa enggak dua? Gue tidur di mana, sialan?!"

Keenan membelalak kaget mendengar Jane berkata kasar di depan banyak orang. Dia pun kembali menoleh sekilas ke mahasiswi galaknya itu. "Ssst ... bicaranya jangan kayak anak kampung."

Jane berdecak kesal saat menyadari Keenan sedang tersenyum mirip orang sinting setelah mengucapkan hal itu. Padahal, Jane baru saja berkata kasar kepadanya. Enggak ada yang lucu, tetapi kenapa cowok itu malah cengar-cengir?

Keenan kayaknya sudah gila. Atau dia hobi dibentak? Jangan-jangan dia masokis? Pikir Jane sesat.

"Suka-suka gue! Pokoknya, cepet booking satu kamar lagi buat gue. Gue enggak punya duit."

Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang