9 (2/2)

55 12 12
                                    


"Suapin aku dong, Kakak Cantik!" Tiba-tiba saja wajahnya Diaz mendekat ke arah Jane.

Jane yang sedang mengetik chat untuk Farel langsung kaget. Jane pun refleks menampar wajar Diaz dengan keras.

"AAWW!! SAKIT, KAK! TEGA BANGET!" Diaz meringis kesakitan sambil mengusap-usap pipinya.

Jane pun langsung panik dan merasa bersalah karena pipi Diaz yang ia tampar, langsung memerah. "Eh, ya ampun! Sori, sori, sori!!" Seru Jane panik sambil memerhatikan pipi Diaz yang semakin lama semakin memerah. "Lagian, lo kenapa mendadak ngedeket gitu, sih?!"

"Ya lagian Kakak Cantik dari tadi ngacangin cogan kayak aku. Ya udah, aku minta suapin aja. Eh tapi, aku malah langsung ditempeleng. Sakit tahu!" Protes Diaz sambil mencibir.

"Ya udah sih, maapin ..." Ujar Jane memelas. Jane sebetulnya juga rada-rada khawatir kalau si Diaz akan mengadukan tingkah bar-barnya ke Si Mak Lampir, alias Airin.

"Enggak!" Sahut Diaz dengan tampang merajuk layaknya bocah TK.

"Jahat banget!" Seru Jane yang masih menunjukkan tampang melasnya.

"Suapin aku dulu, baru aku maapin!" Seru Diaz sambil menatap Jane dan tersenyum miring.

"HAH?!" Jane pun kaget mendengar permintaan Diaz. Padahal, sebelumnya Diaz sudah mengatakan hal itu. Tapi karena pikiran Jane sedang tidak fokus, akhirnya ia tidak mendengarkan permintaan Diaz dan malah menempelengnya.

Ya kali gue nyuapin anak SMA di tempat umum gini?! Bisa jadi omongan kan nantinya?!

"Emang lo enggak bisa makan sendiri apa?" Tanya Jane sambil mengernyitkan dahinya.

"Enggak bisa! Apalagi tadi Kak Jane baru nempeleng kepala aku! Aku kan jadi pusing!" Seru Diaz mendramatisir.

"Ya udah, enggak usah makan kalo gitu!" Sahut Jane.

"Iiih, pliiis ... sekali aja suapin aku! Aku enggak pernah ngerasain kasih sayang dari seorang kakak karena kakak aku kayak mak lampir," Diaz memelas sambil mengusap-usap pipinya yang padahal sudah tidak sakit lagi.

Jane pun semakin merasa bersalah dan enggak tega. "Yaudah, sekali aja, ya!" Seru Jane dengan nada yang masih ragu. Ia ragu banget karena khawatir di tempat makan ini ada orang yang mengenalinya dan melihat Jane sedang menyuapi bocah SMA. Ew banget enggak sih?!

"Dua kali deng!" Diaz mulai melunjak sambil nyengir.

"Ya udah, enggak sama sekali!" Seru Jane.

"Eh, iya, iya! Sekali aja enggak apa-apa!" jawab Diaz dengan excited. "AAAAA ...." Diaz pun kembali mendekatkan wajahnya ke arah Jane, lalu membuka mulutnya lebar-lebar seperti kudanil.

Sialan nih anak! Ganteng, tapi kok freak banget?!

Jane pun melirik-lirik ke sekitarnya, memastikan tidak ada orang yang ia kenal dan melihatnya sedang menyuapi bocah SMA. Kan mampus saja kalau ada gosip yang enggak-enggak di kampus. Bisa-bisa, pertemanannya dia dengan Airin hancur, lalu, hubungannya dengan Farel juga hancur.

Setelah memastikan tidak ada yang melihat ke arahnya, Jane pun buru-buru menyuapi Diaz. "Udah, ya! Puas?" Tanya Jane sambil melotot ke Diaz yang tersenyum menyebalkan.

Diaz pun tersenyum puas sambil mengangguk-ngangguk dan mengunyah makanannya.

"JANE!" 

Jane pun refleks menoleh ke asal suara yang memanggilnya. Matanya langsung membulat kaget saat melihat Keenan muncul di hadapannya.

Anjir?! Kok dia bisa di mana-mana sih?!

"Ayo, ikut saya!" Tiba-tiba, Keenan langsung menarik tangan Jane.

Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang