4

258 43 22
                                    

Keenan langsung membawa Jane ke rumah sakit tempat praktiknya, yaitu RS keluarganya Sultan.

Sejak sampai di RS, hingga saat ini sudah pukul 4 dini hari, Keenan sama sekali belum tidur. Dia enggak berani meninggalkan kliennya - yang kondisinya lagi begini - karena khawatir Jane mengulangi cutting-nya. Sudah 3 jam-an sejak ia sampai di RS dan Jane telah diperiksa oleh dokter, namun, Keenan masih tetap duduk terjaga di sofa kamar rawatnya Jane.

Sejak tadi, Keenan membaca Kotun - suatu platform yang menyediakan komik digital. Menurut Keenan sih, itu biasanya ampuh buat bikin dia terjaga semalaman.

Tapi kok ... adem banget, ya? Suhu AC-nya juga pas banget. Oh iya, kemarin gue kan bangun dari jam empat dini hari! Udah dua puluh empat jam-an gue belum tidur. Pantesan sekarang gue ngantuk berat!

Keenan pun menguap lebar-lebar seperti kuda nil. Kemudian, ia mulai membaringkan tubuhnya di sofa, yang ukurannya enggak akan muat untuk tubuhnya yang kaya tiang. Akhirnya, ia menekuk kakinya dan berencana memejamkan matanya hanya sekadar untuk mengistirahatkan otot matanya saja.

Tapi, memang dasarnya laki-laki cupu, enggak sampe 1 menit, Keenan udah nyenyak banget tidurnya.

Tapi, memang dasarnya laki-laki cupu, enggak sampe 1 menit, Keenan udah nyenyak banget tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"HAH?! GUE DI MANA? TUGAS GUE GIMANA?!!" Teriak Jane saat ia terbangun dari pingsannya.

Keenan pun langsung terbangun saat mendengar suara teriakan yang masuk ke dalam tidurnya dan mengganggu mimpinya yang indah. Ia beranjak bangun dari posisi rebahannya. Lalu, ia menoleh ke Jane dengan tampang bantalnya.

"Ini di rumah sakit tempat biasa kamu konseling. Kamu kan pingsan. Inget, enggak?" Tanya Keenan dengan matanya yang masih setengah terpejam. Suaranya pun terdengar berat dan serak seperti khasnya orang yang baru bangun dari tidurnya.

Jane yang tadinya lagi panik parah - karena memikirkan tugas dan kuisnya hari ini - langsung ketawa ngakak pas nyadar kehadiran Keenan dengan penampilan bangun tidurnya yang kacau banget. "BWAHAHAHAHAHHAHAHA! ANJIR, KAGET GUE! Urusin tampang bantal lo dulu dong!" Seru Jane yang masih terkekeh.

Keenan langsung mendengus. "Dih, dasar enggak tau terima kasih! Saya yang bawa kamu ke rumah sakit, nungguin kamu sampe pagi, sampe-sampe saya sama sekali enggak bawa persiapan apa-apa dari rumah. Eh, orang yang ditolongin malah enggak tau diri," Keenan menggeleng-geleng pasrah melihat Jane yang asik ngetawain dirinya.

Jane ketawa ngakak kayak seolah-olah dia sedang enggak sakit dan kayak enggak ada masalah apa-apa dalam hidupnya. Padahal, akhir-akhir ini dia sangat sering menangis bahkan kemarin sampai cutting. "Yeh, itu sih derita lo kan," cibir Jane.

"Kamu songong banget, ya ampun. Saya baru tau ada orang kayak kamu gini," sarkas Keenan dengan gaya kalem.

Jane hanya mengerlingkan matanya tanpa ada niat say thanks ke psikolognya itu. "Eh, iya! Tugas gue gimana?! Hari ini gue juga ada kuis dan belom belajar apa-apa! Padahal, kuisnya ada tiga matkul. Gimana, dong?" Jane tiba-tiba kembali teringat dengan masalahnya itu dan langsung panik saat melihat jam dinding di kamar rawatnya.

Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang