6

211 31 10
                                    

Jane sudah benar-benar enggak sabar untuk kembali kuliah. Tentu saja bukan karena cinta kampusnya atau apalagi karena ambisinya untuk belajar. Melainkan karena ...

DIA UDAH ENGGAK SABAR BUAT KETEMU FAREL LAGI!

Ex-gebetannya itu akhirnya kembali jadi gebetannya lagi. Jane juga sudah bertekad kali ini dia dan Farel harus berhasil jadian. Dia enggak mau kejadian saat SMA terulang lagi.

Kali ini benar-benar harus jadi!

Itulah ambisinya Jane buat kembali kuliah, yaitu hanya sekadar buat akrab dengan Farel lagi dan akhirnya jadian. Setidak penting itu ambisinya.

Tapi, selain karena ambisinya ke Farel — yang sebenernya crush Jane dari jaman SMA dan merupakan crush-nya yang paling mending di antara crush-nya yang lain — Jane juga punya alasan lain kenapa dia ingin cepat-cepat balik kuliah.

Alasan lainnya, yaitu untuk menghindari semaksimal mungkin bujukan mamanya agar ia kembali konseling ke manusia-yang-namanya-tidak-mau-Jane-sebut-ataupun-ingat. Jane benar-benar masih enggak bisa memaafkan, apalagi melupakan, rencana laknat mamanya beserta ex-psikolognya, Burhan Si Pak Tua itu. Semarah-marahnya Jane dulu, sekesal-kesalnya dia dulu, dia enggak pernah selama dan seintens ini.

Jane baru kali ini merasa amarahnya sangat amat besar dan sangat long last, seperti kualitas yang diklaim merek gincunya. Oleh karena itu, ia mau segera kembali berkuliah agar terhindar dari mamanya dan juga hal-hal yang bikin Jane jadi teringat dengan perkara perjodohan laknatanya, serta orang-orang yang bersekutu di dalamnya.

DAN AKHIRNYA HARI KEMBALI KULIAH PUN TIBA!

....

Ini adalah hari pertamanya kuliah. Jane masuk ke dalam kelasnya, lalu ia melihat teman-temannya sudah berkumpul di sudut belakang kelas. "Lo pada jahat banget, enggak di Jakarta terus! Gue selalu maen sendirian macem anak bully-an!!" Protes Jane sambil berkacak pinggang saat sudah berdiri hadapan teman-temannya yang sedang mojok itu.

Mereka semua pun menoleh ke Jane. "Yeh ... dateng-dateng langsung ngomel-ngomel!" Celetuk Jolla sambil memerhatikan Jane yang hendak duduk di sebelahnya itu.

"Kayaknya, lo enggak sendirian macem anak bully-an deh, Jane?" Sindir Yira sambil terkekeh usil.

Airin pun ikutan terkekeh. "Tau lo! GLBK, nih?" Ledek Airin.

Jane pun menoleh ke Airin dengan kedua alisnya yang telah mengernyit. "Hah? Apaan tuh?" Tanya Jane dengan tablo.

"Norak ah lo!" Ejek Yira.

"GLBK itu Gebetan Lama Bersemi Kembali. Ya 'kan, Rin?" Tanya Salgita memastikan sambil menatap ke Airin.

"WEEEH, GIT! Tumben lo pinter?!" Kagum Jolla pada Salgita karena bisa tahu kepanjangan dari GLBK.

"Yee ... Gita kan emang selalu pinter," sahut Salgita sambil tersenyum lebar ke Jolla. "Tapi, emangnya siapa yang lagi GLBK?" Tanya Salgita kembali ke mode telminya.

"Udah sih, ayo kacangin aja," ajak Yira sambil pura-pura melirik sinis ke Salgita.

Mereka pun langsung ngobrol-ngobrol panjang lebar seperti orang yang udah berabad-abad enggak ngobrol. Padahal, selama liburan walaupun mereka enggak ketemu sama sekali, mereka setiap hari chatting atau teleponan dan selalu saling mengabarkan kalau ada informasi baru tentang bahan gosipan mereka, atau gebetan, mantan, dan pacar mereka masing-masing. Misalnya kayak Jane yang langsung nge-chat keempat sobat magadirnya itu saat bertemu Farel di Mungkidi.

"Eh iya, Jane! Lo kan punya utang cerita sama kita-kita," ucap Jolla yang tiba-tiba teringat dengan perkataan Jane pada mereka sebelum UAS.

"Oh, iya! Lo kan waktu itu enggak mau cerita karena udah mau UAS dan enggak mau juga kalo cerita lewat chat karena lo enggak bakal puas ngomelnya," timpal Airin.

Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang