17 (2/2)

43 10 0
                                    

TOK, TOK, TOK, TOK! Jane menggedor-gedor pintu toilet dengan gaya ala emak-emak kos mau tagih hutang.

"KEENAN! MANDI LO KENAPA LAMA BANGET SIH?!" Omel Jane yang berdiri di depan pintu toilet sambil membawa handuk dan pakaian gantinya.

"Lagian, siapa suruh kamu sudah saya bangunin buat mandi duluan malah enggak bangun-bangun?" Sahut Keenan dari dalam toilet sambil tetap santai melanjutkan mandinya.

"Ya gue kan masih ngantuk!" Sahut Jane galak karena tidak terima dirinya – yang sebetulnya memang salah – disalahkan. "Lo mandinya kenapa lama banget sih?! Memangnya elo Princess Aurora?! Memangnya kalau lo mandi lama-lama, wujud lo bakalan berubah jadi kayak Suho EXO?!" Omel Jane tanpa henti sambil melihat garang ke arah pintu kamar mandi, seolah-olah pintu tersebut adalah oknum yang membuat dia naik pitam pagi ini.

"Jangan salahin saya. Siapa suruh kamu bergadang sampai dini hari cuma buat nontonin plastik goyang doang?!" Jawab Keenan sambil menahan tawanya karena dia sudah dapat menebak bagaimana reaksinya Jane kalau dia mengatakan hal itu.

"HAH?! NGOMONG APA LO BARUSAN ?! SIAPA YANG LO MAKSUD PLASTIK GOYANG?!"

BUGH!

Jane menendang pintu kamar mandi dengan cukup kencang. "Ngomong dijaga sebelum enggak bisa ngomong sama sekali!"

Holy moly, gue nikah sama anak manusia atau sama macan betina sih? Galaknya ngalahin mama, cerewetnya juga ngalahin mama. Masih muda aja kayak begini, apalagi nanti pas tua? Ckckck, kasihan anak-anak kami nanti.

...

Keenan langsung membulatkan matanya saat melihat Si Mahasiswi Galak itu hendak keluar dari rumah tanpa memakan sarapannya terlebih dahulu. "Whoa, whoa, Jane! Makan sarapannya dulu!" Perintah Keenan sambil menghampiri Jane yang sedang mengenakan sepatunya di ruang tamu.

"Gue udah telat gila!" Seru Jane asal tanpa menoleh ke Keenan, yang masih memakai apron memasaknya dengan motif Power Puff Girls, kartun kesukaannya Jane.

Keenan pun langsung menaruh rotinya, melepas apron, dan bergegas mengambil kunci motornya. "Ayo, saya antar saja," ucapnya sambil melewati Jane --- yang berdiri di teras --- dan langsung mengeluarkan motornya ke luar pagar rumah.

Jane tampak berpikir sejenak sambil memerhatikan Keenan yang mulai menyalakan mesin motornya. Dia enggak mau dibonceng oleh Keenan, tapi di satu sisi dia juga sudah telat banget.

Oh, shoot! Tapi kalau gue dibonceng dia, gue duduk di mana? Masa di rodanya?! Bingung Jane saat melihat motor besarnya Keenan, namun joknya sangat amat minim. Sudah mana bentuknya seperti itu pula, yikes. Gue kan enggak mau dekat-dekat sama Keenan!

Karena merasa Jane belum juga keluar dari rumah, Keenan yang sudah siap di motornya pun kembali menoleh ke belakang. Dia melihat Jane yang seperti sedang berpikir.

Mikir apaan deh tuh anak? Udah tau telat. "Jane, cepat naik!"

Karena tidak mau semakin telat, akhirnya Jane pun terpaksa dibonceng oleh Keenan. Lagi pula, kalau motor kan bisa menyempil di celah-celah kendaraan depannya. Ditambah lagi, tempat tinggalnya yang sekarang lebih dekat lagi dengan kampusnya Jane. Jadi, Jane semakin ada kemungkinan untuk tetap mengikuti kelas pertamanya.

Jane pun menaiki motornya Keenan dengan wajah ogah-ogahan. Setelah berhasil mencapai jok yang super tinggi namun kecil itu, Jane langsung meletakkan tasnya di antara dia dan Keenan. "Ayo, jalan!" Perintahnya sambil melihat ke jalanan di sisi kanannya.

Setelah sampai di depan gedung kampusnya, Jane langsung turun dari motornya Keenan dengan sedikit kesusahan karena motornya Keenan yang tidak "cebol friendly". Lalu tanpa basa-basi berterima kasih, dia langsung mengacir lari ke lobi kampusnya, sambil membenarkan rambutnya yang acak-acakan, tanpa menoleh sekali pun ke Keenan.

Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang