"JANE! BANGUN!"
Sejak pukul 6 pagi sampai sekarang pukul 7 pagi lewat, Keenan membangunkan Jane, namun Jane masih terkapar seperti orang mati. Keenan sudah mencoba menciprati Jane dengan air, mengguncang tubuh Jane berkali-kali, sampai mencubit hidungnya Jane beberapa detik agar Jane terganggung dan berharap itu akan membangunkannya. Namun nyatanya tidak. Jane tetap terlelap tanpa terganggu sedikit pun.Keenan sudah kehabisan cara untuk membangkitkan istrinya itu dari simulasi kematian. Karena kelelahan membangkitkan Jane, akhirnya Keenan pun merebahkan dirinya di kasur, tepat di samping Jane. Keenan menghadap ke Jane yang juga tertidur menghadap ke arahnya. Keenan memerhatikan mahasiswi galaknya yang tertidur dengan mulut menganga mirip ikan koi. Sejak awal Keenan membangunkan Jane, posisi tidur cewek itu sama sekali tidak berubah. Jane tidur dan menghadap ke kanan, yaitu posisinya Keenan saat ini. Selama Keenan membangunkannya, paling Jane hanya mengusap hidungnya atau menggumam pelan, tanpa terbangun sama sekali.
Keenan betul-betul enggak habis pikir ada orang yang tidur mirip orang mati seperti Jane. Pantas saja mamanya Jane selalu mengingatkan Keenan untuk sabar kalau membangunkan Jane. Kini, Keenan pun paham apa maksudnya.
Kalau sampai Jane ketiduran di tempat atau transportasi publik bagaimana coba? Nanti kamu diculik, Jane. Yeah walaupun si penculik bakalan langsung menyesal sih karena ternyata yang diculik anak garang kayak kamu. Keenan mencubit gemas hidungnya Jane, lalu terkekeh karena Jane betul-betul seperti sedang simulasi mati.
Akhirnya karena terlalu lelah membangunkan Jane, Keenan pun terlelap di sebelah Jane. Saking lelahnya, Keenan tak terpikir bakalan semarah apa Jane kalau nanti terbangun dan melihat Keenan tidur di sampingnya.
.....
"BLOODY HELL! KENAPA LO TIDUR DI SINI?! BANGUN! SINTING YA LO?! GILA YA LO?! LO KENAPA TIDUR DI KASUR GUE?!"
Keenan mengerjap-ngerjapkan matanya saat mendengar suara-suara bising di sekitarnya.
"WOY RADEN KEENAN SIALAN! BANGUN LO!"Saat sadar suara bising itu adalah teriakan Jane, Keenan pun langsung membuka matanya sempurna. Setelah itu, dia langsung duduk dari tidurnya, dan menoleh ke Jane. Jane sudah berdiri di dekat gorden kamar, tepat di sisi kiri kasurnya, sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada dengan wajah yang siap mengamuk.
Keenan masih linglung dan juga pusing karena mendengarkan teriakan saat dia tertidur. Keenan pun hanya menatap Jane bingung dengan mata yang kembali setengah terpejam. "Kenapa teriak-teriak sih, Jane? Saya masih mengantuk, mau tidur."
"Dih! Malah pura-pura bodoh. Gue yang seharusnya nanya, kenapa lo tidur di kasur gue?!"
Keenan langsung membulatkan matanya dan melihat ke sekelilingnya. Saat menyadari kalau dia memang berada di kasur Jane, dia langsung meringis dan menepuk dahinya. "Ya ampun, sorry. Saya pasti khilaf."
Mendengar itu, Jane makin melotot. "KHILAF APAAN?!"
"Lebih dari sejam saya bangunin kamu buat ajak main bareng karena ini hari terakhir kita di sini. Tapi kamunya tetap enggak bangun. Terus saya capek dan ngantuk lagi, akhirnya saya ketiduran di sebelah kamu deh."
Jane masih menatap Keenan dengan kesal sekaligus sangsi. "Bohong!"
Keenan mengernyitkan kedua alisnya. "Geez, apa untungnya sih saya tidur sama kamu?"Sialan! "Serius nih? Karena ketiduran, 'kan?" Cecar Jane dengan tatapan yang masih kesal.
"Iya, sayaaang," sahut Keenan, lalu tersenyum memamerkan dimple-nya.
Jane pun kembali melotot."APAAN SIH?! Jangan panggil gue kayak begitu lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Borderline - Chanyeol X Wendy [Revisi]
Fanfiction[Rom-Com] Cerita klasik, picisan, dan cheesy tentang Chanyeol dan Wendy. Jane merupakan mahasiswi yang hobi ngegas sana-sini dan prinsipnya adalah senggol dikit bacok. Jane: Ga usah sok cakep lo, Keenan! Di dunia ini masih ada Sehun EXO! #2 in Borde...