^Chapter 18^

368 32 4
                                        

Plak

"Brengsek"

"Hikss sakit Noona"

"Apa-- ha sakit?"kekeh Jennie.

Srekk

Rambut halus nan cantik jungkook ditarik dengan kuat dengan tangan iblis Jennie.

"Hikss ampun"tangis jungkook.

"Cih karna dirimu jhope oppa harus koma disana brengsek"

Jungkook menggeleng. Sangat susah untuk menggeleng bung, rambutnya amat kuat diremas dan ditarik.

"Aku tidak mendorong nya Noona hikss"

"Halah banyak alasan, kau perlu dihukum"murka Jennie.

Dengan tidak punya belas kasihan jungkook ditarik dengan posisi tangan yang masih menjambak rambut nya.

Itu sakit men

Jungkook bersusah payah untuk melepaskan tangan Jennie itu, tapi apa--. Jennie semakin kuat menarik rambut nya.

Pusing

Pusing kunang-kunang

Jennie menarik jungkook kedalam gudang yang tak ada lampunya sama sekali.

Brukk

Jennie mendorong Jungkook dengan keras.

"Mimpi indah adik ku yang manis"

Owh

Owh

Pintunya akan tertutup

Sedikit lagi cahaya itu akan menghilang

Jungkook dengan susah payah berdiri untuk mengejar cahaya itu.

"Jangan Noona, aku takut gelap"

Jungkook memiliki penyakit phobia gelap.

Brakk

Pintu itu ditutup dengan keras.

Tak

Tak

Jungkook mengetuk pintu itu

"Buka Noona hikss"

Tangisan jungkook adalah kesenangan Jennie atau yang paling utamanya adalah Jennie terobsesi menyiksa Jungkook.

"Hihihihi"tawa Jennie seperti tawa kuntilanak.

Tanda dia sudah puas, hasrat nya menyiksa Jungkook akhirnya terpenuhi.

Indah nya malam ini!!!







Sedangkan si manis Jungkook, dia mengalami sesak nafas.

Padahal disitu bukan nya tidak ada udara, melainkan karna dia menangis sekaligus ketakutan yang membuat dia sesak nafas.

Pengap

Gelap sudah penglihatan Jungkook.

|



"Noona"

Jimin yang baru saja turun dari lantai dua melihat kakak nya Jennie sedang tertawa senang di depan gudang

"Apa??"tanya Jennie dengan wajah super datar.

"Sedang apa?"

Jennie menggeleng pergi begitu saja

Dahi Jimin berkerut, ada apa dengan saudari nya yang sebiji itu.

Jimin terus menatap kepergian Jennie yang amat senang.

Jimin menatap gudang itu

Dan

Acuh pergi begitu saja.

Tolong di situ ada bayi saya.









Dirumah sakit, mereka khawatir dengan keadaan jhope yang semakin parah .

Bukan nya Jungkook seharusnya ikut bersama seokjin, salah gaiss.

Flashback

"Ayo Hyung"

"Kalian mau kemana?"tanya Jennie.

"Jennie, jhope masuk rumah sakit"

Seketika mata Jennie membulat besar,

"A--apa"

"Kau ikut"

"Aku menyusul, tapi Jungkook bersama ku nee"

Owh

Seketika Jungkook merinding.

Jennie iblis men

Jelmaan iblis

"Baiklah"

Dengan entengnya seokjin pergi begitu saja tidak melihat jungkook sudah ketakutan.

Jennie tersenyum menatap kepergian seokjin, dan seketika Jennie menoleh kepada Jungkook dengan tatapan maut nya

"Ingin ku paksa jujur atau kau jujur sendiri"

Air mata jungkook mulai jatuh.

Menggeleng, dia ketakutan.

"JAWAB"bentak Jennie.

Jungkook terkejut, ia yang ia benci. Kenapa dia sangat sangat lemah di hadapan Jennie??

Kenapa dengan yang lain terlihat biasa saja??

Jungkook lagi lagi menggeleng.

"JAWAB BANGSAT" teriak Jennie tepat di depan wajah jungkook

"Hikss"

"Brengsek"

Plakk

Plakk

Plakk

Tiga hadiah tamparan keras untuk Jungkook

Oke gengs sampe situ

"Lisa dimana?"tanya jisoo

Yang lain hanya menggeleng tanda tak tau dimana keberadaan Lisa

"Hikss"jisoo kembali menangis

"Noona"Taehyung memeluk kakak yang paling ia sayangi itu.

"Jhope --- hikks bagaimana ini Taehyung"kata jisoo

Taehyung menunduk

"Kita serahkan semua pada Tuhan Noona"ucap Taehyung semakin erat memeluk jisoo.

"Hikss"


I am lonely Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang