" bagaimana dokter?"
"Apakah anda pernah mengalami kecelakaan?"tanya dokter.
Gadis itu mengangguk cepat.
"Kapan?"
"Sekitar 14 tahun yang lalu"
"Sudah lama, usiamu?"
"24 tahun"
"Apa sebelumnya kau sering mengalami pusing?"
Gadis itu kembali mengangguk.
"Benturan kepala mu belum sepenuhnya sembuh nona, dan satu lagi anda kanker otak stadium 2"
Degg
"Ti-tidak, kenapa --"
"Kanker ini sangatlah ganas nona, itu salah satu penyebab yang membuat anda sering pusing dan tiba tiba wajah anda pucat, dan kanker ini juga dapat membuat pembuluh darah yang ada dibelakang kepala anda akan pecah dan memungkinkan anda meninggal dunia"jelas dokter.
"Dokter jangan becanda, saat aku bangun dari koma ku. Mereka mengatakan kalau aku sudah sembuh total tapi--"
"Tidak dengan otak mu nona"
Mata gadis membulat besar, badan menegang bibir merapat. Mata mulai memerah, wajah pucat.
Apa yang dia dengar ini??
Ia yakin itu mimpi.
Dia takut
Dia belum siap untuk mati
"Tubuh mu memang sudah sembuh tapi tidak dengan otak mu. Apakah ibu mu bernama Tiffany"tanya dokter.
Gadis itu mengangguk lemah.
"Sudah ku duga, ibumu dulu juga memiliki penyakit kanker otak. Dia mengalami kanker otak stadium akhir, saat adikmu lahir tak ada harapan lagi untuk bertahan hidup. Sebab ibumu memberikan banyak darah pada kakak mu Jennie. Dan terlebih lagi pembuluh darah yang ada di otak nya sudah pecah sesaat melakukan operasi pengambilan jantung ibumu dan Jungkook saat masih ada di dalam perutnya. Dan kenapa penyakit itu menular padamu"jelas dokter.
"Jennie....darah"
"Jennie mengalami banyak kekurangan darah saat kecil, itu membuat Jennie sering pingsan akibat kelelahan"
Lisa terdiam.
"Pikirkan baik baik Lisa, ah ya aku ingin memberitahukan kalau Kakak mu jhope mengalami gagal ginjal"
Degg
"Kenapa--"
"Aku tidak tau penyebabnya sebab terakhir kali jhope datang kesini 5 tahun yang lalu, sekarang aku tidak tau kondisi ginjal jhope semakin parah atau sebaliknya"
"Mati atau hidup Lisa, pikiran dengan otakmu"
Cklek
"Lisa kau darimana?"tanya Jennie
Lisa tak menjawab melainkan dia pergi dengan tatapan lurus.
"Lisa"
"Jangan ada yang masuk kamar ku sampai besok"
Jennie terdiam.
"Kau kenapa?"
"Kau tidak bisa diam"
Jennie melotot.
Mengapa adik satunya ini tidak sopan?
Lisa mengambil langkah tapi sebelum itu Jennie menarik bahu Lisa dengan kasar.
"Kau kenapa ha??"sentak Jennie.
"Aku tidak kenapa-kenapa. Jadi pergilah"sentak Lisa lebih keras.
Jennie melotot.
"Kau membentak ku"
"Kau yang memulai nya"
"Sialan apa karna jung--"
"Jangan libatkan Jungkook"
"Karna dia--"
"Jungkook tidak pernah salah"
Aksi adu mulut mereka membuat orang orang yang ada di mansion keluar.
Semuanya menatap mereka.
Seokjin berjalan mendekati mereka ber2 dan saudaranya yang lain
Jungkook sudah keluar lebih luan, tangan nya di genggam oleh rose.
Dia ketakutan melihat dua gadis sedang berkelahi.
Mereka berdua itu di juluki iblis semasa sekolah.
Jungkook menatap wajah Jennie yang begitu menyeramkan membuat dia bergidik ngeri.
"Kau yang salah"Lisa menunduh Jennie.
"Maksudmu apa?"
"Kau juga yang menyebabkan omma mati"
Plakk
Jennie menampar Lisa dengan keras.
Lisa terjatuh.
Pusing.
Dokter benar
Jangan terlalu sering mengeluarkan suara dengan keras, itu akan mengakibatkan kepalamu kembali pening.
"Apa yang kau lakukan Jennie?"marah Suga.
Suga hendak memegang tangan Lisa, Lisa langsung menepis nya.
"Jangan menyentuh ku"
Lisa berdiri dengan sempoyongan.
Jungkook membeku, melihat hidung Lisa berdarah.
"Noo--"
"Jangan mendekati ku brengsek "
Marah Lisa.Jungkook terdiam, Lisa yang dulu kembali.
Lisa berjalan mendekati Jennie dengan langkah seperti orang mabuk.
"Kau tidak tau atau berpura pura tidak tau onnie"bisik Lisa.
Jennie terdiam
Lisa tersenyum remeh pada Jennie.
Telunjuk Lisa menunjuk nunjuk wajah Jennie.
"Ingat kembali, sebagian darah mu darah siapa hmm?"
Degg
Jantung Jennie berdegup kencang.
"LEE"
"Ne nona"
"Antar aku ke kamar ku"
Lee itu mengangguk dan membantu memapah tubuh Lisa dengan perlahan berjalan menuju kamar Lisa.
"Darah"seokjin
"Maksudmu apa Lisa?"jisoo
