Jungkook. Lelaki manis itu pulang pukul 10 malam.
Dia harus mencari uang demi bertahan hidup.
Sesampai mansion. Sepi.
Tentu sepi semuanya pasti sudah tidur.
Cklek
Jungkook perlahan membuka kamar miliknya. Dia rindu kasur nya.
Gadis berambut panjang sedang berdiri di depan jendela kaca yang besar itu.
"Mmmm anda siapa"tanya Jungkook sedikit bergemetaran.
Gadis itu berdiri tapi satu tangan nya memegang pisau tang tajam.
Gadis itu membalikkan tubuhnya.
Mata Jungkook membulat besar.
"No-noona"
"Hai Jungkook sayang"gadis itu perlahan mendekati Jungkook.
Jungkook berjalan mundur.
"Hiksss jeball jangan, itu sakit"Jungkook menangis.
Gadis itu tertawa remeh. Dia tetap berjalan mendekati Jungkook yang sudah tak berhenti.
Tentu punggungnya sudah mentok kena dinding.
Jungkook terduduk lemas dan memeluk erat kaki nya.
Berharap Dewi Fortuna menolong nya.
Tidak itu tidak akan pernah terjadi.
Gadis itu Jennie. Gadis yang dikatakan Jungkook adalah seorang psychopat. Entah Jennie psychopat atau tidak.
Jennie semakin dekat dengan senyum devil.
"Kenapa lelaki cengeng?"Jennie memainkan piasunya di pipi mulus Jungkook.
"Hikss Noona jeball. Apa salah ku??"tangis Jungkook semakin deras.
Mata Jennie memanas.
"Kau tidak tau apa kesalahan mu bajingan"
Plakk
Tamparan sangat keras di dapat Jungkook.
"Hiksss"
"Berhenti menangis sialan. Atau ku robek mulut mu"ancam Jennie.
Jungkook menutup mulutnya rapat-rapat. Dan menahan Isakan tangis nya.
"Mari kita mulai. Berani sekali kau menyentuh Lisa"
"Argmmmm"tangan Jungkook mengeluarkan darah segar.
Jennie menyayat tangan Jungkook. Goresan sayatan pisau itu sangat lebar.
Apa tangan nya akan copot??
Srekk
Jennie menjambak rambut belakang Jungkook dengan keras. Membuat lelaki manis itu mendongak.
Jennie menatap tajam pada Jungkook.
Setiap inci wajah Jungkook di perhatikan. Mata bulat bibir mulus. Pipi tembem. Sekarang sudah kacau. Mata bengkak, bibir berdarah akibat tamparan nya tadi. Pipi basah karna menangis.
"Kau yang seharusnya mati bukan omma dan appa dan.......
Kau yang seharusnya celaka saat itu bukan Lisa. Sialan"