^Chapter 22^

256 28 2
                                        

"JUNGKOOK"teriak seokjin, rose ikut menyusul dari belakangnya.

Seokjin berlari menuju lantai 2 tepat dimana kamar Jungkook terletak.

Brakk

Seokjin mendobrak pintu itu dengan keras, tapi tak ada orang di dalam kamar itu sama sekali.

"Jungkook-ah"

"Tidak ada dia dimana"

Mereka berdua kembali mengambil langkah tepat di kamar Lisa.

Brakk

Seokjin terkejut melihat adik kecil mereka yang terbaring lemah di kasur itu. Dengan adanya selang infus yang memanjang dari tiang besi itu.

Setetes terus mengalir dari selang itu.

"Jungkook-ah"bdan rose bergetar melihat tubuh Jungkook seperti mayat yg busuk 3 hari tidak ditemukan.

Bayangkan saja wajahnya amat pucat. Rose mendekati Jungkook dan menyentuh tangan Jungkook yang amat dingin persis mayat yg dijumpai di lautan. Emm... sedikit keras ya saat disentuh.

"Jungkook-ah"rose mengelus pipi Jungkook dengan penuh kasih sayang dan tetesan air mata rose sudah mengalir membasahi pipinya.

"Apa yang terjadi?"seokjin juga sama ia menangis melihat adik nya yg dulu amat paling dia benci dimuka bumi ini terbaring lemah.

"Enghh..."suara keluhan dari suara Jungkook, membuat kedua orang itu berhenti menangis.

"Jung----

"Hyung hikss"mata Jungkook langsung terbuka dan melihat kedua saudara nya ada di depan matanya.

Tak berpikir lama ia memeluk seokjin dengan erat.

"Hikss---

"Ke-kenapa?..

"Lisa Noona akan pergi Hyung"

Dahi rose berkerut.

Pergi

Kemana

Lisa mau kemana

Ucapan itu membuat rose berpikir untuk sementara waktu.

Apa maksud adiknya yang satu ini?

"Apa maksudmu Jungkook?"tanya rose.

Tau kek mana anak anak nangis ya gengs, kalo sesak nafas bisa dibayangkan kan kalo ada anak2 nangis. Apalagi kalau udh lama. Waduh udh kek kehilangan nafas dah.

Begitulah posisi Jungkook menangis.



" hikss"

"Apa Jungkook? Kau membuat aku berpikir keras dengan perkataan mu yang baru saja kau katakan. Apa maksudmu?? Kenapa Lisa pergi?? Pergi kemana haaa"emosi rose memuncak akibat Jungkook lama membalas pertanyaan nya.

Jungkook ketakutan melihat rose marah, ia melihat tangan rose di kepalkan dengan kuat. Ia tau pasti rose marah besar padanya.

"JAWAB"teriak rose

"Hiks hiksss"tangisan Jungkook semakin keras. Dia sungguh ketakutan kalau dia di bentak.

"Rose tenangkan dirimu"pinta seokjin sambil menenangkan Jungkook yang ketakutan.

"Bagaimana aku tidak marah? Dia mengatakan kalau Lisa pergi. Apa dia pikir aku tidak panik haa? Aku kembar nya. Aku berpikir kalau Lisa benar-benar akan pergi. Makanya aku bertanya mengapa Lisa pergi itu saja. Mengapa dia harus ketakutan??? ------

"Kau gila rose, kau tidak ingat kalau Jungkook itu tidak suka dibentak"

"Aku tidak peduli. Yang aku mau apa maksudnya dan kenapa dia mengatakan kalau Lisa akan pergi"tegas rose.

Emosi seokjin memuncak, dia melepaskan perlahan pelukan nya dari Jungkook dan berdiri di hadapan rose dengan mata yang tajam.

"Jangan bertingkah bodoh rose. Jungkook hanya butuh waktu beberapa menit untuk menjawab itu, dia baru saja bangun Rose. Dan aku rasa itu hanya mimpi. Bukan perkataan langsung dari Lisa. Kau jangan egois, hanya ingin menang sendiri. Lihat Jungkook rose dia ketakutan. Dia trauma karna kita semua. Jadi kumohon padamu kecilkan suara mu, jangan membentak nya---"

"Sudah lah aku malas mendengarkan ceramah mu"rose pergi dari kamar itu tanpa ada rasa bersalah. Tak lupa rose menutup pintunya dengan keras, memuat Jungkook terloncat kaget di kasur itu .

"Hiks hikss-----

Seokjin membuang nafasnya secara kasar, merasa suntuk dengan sikap rose yang sampai sekarang masih belum bisa ia kontrol .

Seokjin menatap Jungkook yang ketakutan, segera ia memeluk Jungkook.

"Hyung hikss rose Noona marah"

"Shtttt tak apa itu hanya sebentar kok. Nanti juga dia tidak akan marah. Lebih baik kau istirahat nee"

"Temani aku Hyung aku takut"

"Kemari sayang"

• • • • • • • • • •

I am lonely Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang