Jangan lupa vote komennya❤️
---Hema melaju di sepanjang jalan, berlari tergesa sambil sesekali menoleh ke belakang. Hema memilih kabur karena adegan pemaksaan yang dilakukan Ibunya.
"Gila aja! Napas gue jadi senin-kamis gini." Hema menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan.
Ia memilih bersembunyi pada gang sempit, berharap Ibunya dan Gandi tidak menemukan dirinya.
Sebenarnya Hema hendak menaikki motor, namun tidak sempat karena kunci motornya ia masukkan kedalam tas dan ia sulit mendapatkan itu akibat tertumpuk buku.
Hema melirik jam tangannya, ini sudah sekitar setengah tujuh malam. Hema mendengus kasar lalu mengotak-atik ponselnya.
Roleplayer (Darrena)
Guys? Ada yang rumhnya dkt dkt sama JL. Yutiwara ngga? Atau yang lagi deket dari situ? Plis Banget! Help Buma!
Jorgi (tokoh figuran)
@Darren (tokoh utama) dia Bum, rumhnya ga terlalu jauh, waktu itu dia kasih tau rumhnya ke gue.Darren (tokoh utama)
Kenapa? Iya rumh gue blok situan kga jauh' amat, @Hema kenapa Bum?Duh Ren, tolongin banget ini mah, bisa gak ke jln itu skrg juga?
Darren (tokoh utama)
Bisa bisa, ini gue lgi di luar juga Bum. Otw ke situ.Hema menghela nafasnya lega, ia kembali berlari agar sampai di pinggiran jalan. Gadis itu berhenti tepat di plang jalan.
Gadis itu mengusap peluh yang menetes di keningnya, mengatur nafasnya yang memburuh tak karuan.
"Kampret! Pemaksaan banget sih?! Lagian Ibu kenapa jabanin ucapan gue coba." Ujarnya geram, ia merogoh ponsel yang berada di saku jaketnya lalu menelfon seseorang.
Gadis itu mengerutkan keningnya, sesaat kemudian sambungan telfon itu terangkat membuatnya menghela nafas bersyukur, "Darren! Lo dimana sih?! Buruan jemput."
Seseorang di sebrang sana membuat gadis itu lagi lagi menghembuskan nafas dengan raut lega, "ya udah, gue tungguin di deket plang jalan." Balasnya, ia langsung mematikan sambungan telfon dan langsung mencari tempat sembunyi yang aman.
Tak lama sebuah motor berhenti di dekatnya, membuat dia menoleh bingung, "siapa?" Tanyanya was-was.
"Gue Darren, lo BuMa'kan?" Hema langsung melotot kecil dan mengangguk.
"Astaga Dar! Bagus banget, langsung cus aja lah kita!"
---
Keduanya sampai di rumah Darren, membuat Hema sedikit berdecak kagum. Rumah minimalis berlantai dua modern yang selalu gadis itu impikan.
"Bum duduk dulu." Ucapan laki-laki itu membuat Hema duduk di sofa, lalu memicing menatap Darren yang wajahnya tertutup masker.
"Ini gue ganggu privasi lo gak sih jatohnya?" Laki laki itu manikkan bahu tak tahu.
"Tadian juga kenapa lo iya-iya aja Ren? Salah lo ya." Ujar Hema memperingati, laki laki itu malah terkekeh membuat Hema sedikit berdebar.
Darren melepas maskernya membuat Hema refleks menutup mata, "gue gak liat muka lo suer deh." Ujarnya sambil mengangkat dua jari pertanda jujur.
"Gapapa kali Bum, anggep aja kita kenalan secara real life. Yang artinya gue sekarang kagak lagi jadi anak lo." Hema membuka satu matanya, lalu tiba tiba saja gadis itu melotot dengan mulut terbuka lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Future
ChickLit(17+/18+) Penulis itu menciptakan alurnya, berbaur dengan pembacanya dan menikmati karir yang tengah ia raih. Sama seperti Hema, perempuan cantik yang merangkap menjadi Mahasiswi dan penulis itu sangat amat menggandrungi alurnya sebagai penulis. Nam...