15. Ketemu Dika

10 1 0
                                    

Hema menutup buku tulisnya lesuh, ini baru jam sepuluh pagi namun dirinya sudah landa perasaan galau karena Dika sekarang memiliki nomor ponselnya dan jadi bertukar pesan dengannya.

Perasaanya gamang, entah kenapa sekelebat bayang-bayang Gandi menghampiri pikirannya, sejak malam setelah Gandi memberinya makan malam, pria itu tidak memberikan kabar apapun hingga kini.

Hema beranjak dari rebahannya, ia melirik tanpa minat gaun biru laut yang menggantung di lemari kamarnya, dirinya kini tengah berada dirumah sang Ibu.

Ia meraih handuk, berjalan gontai menuju kamar mandi diluar kamar. Tangannya sibuk membuka ponsel yang baru saja ia cabut dari charger, jemarinya mengetikkan nama Salwa diaplikasi chat, ia menelpon sahabatnya itu untuk ditemani kondangan.

"Sal."

"Apa?"

"Temenin kondangan dong, masa gue berangkat sendiri?" Decakkan malas terdengar dari arah sana.

"Sorry gak bisa, gue ada bimbingan sama Pak Ugen, lagian si Revan gak ngundang gue, males amat!" Hema mendengkus sebal, memilih mematikan telfonnya tanpa berkata apapun pada Salwa.

Hema merenung sejenak dimeja makan, Ibunya tengah pergi ke rumah saudaranya, sedangkan Ayahnya sudah berangkat bekerja sejak jam menunjukkan pukul tujuh pagi.

Hema menerawang, ingatannya malah terlempar pada perjanjian tidak jelas yang Salwa ciptakan waktu itu, sudah terhitung tujuh hari dengan hari ini, itu artinya tersisah empat belas hari lagi.

"Gue berarti udah kenal Gandi dua belas hari, cowok itu emang suka gue sih. Tapi gue nggak suka dia, kan?" Dia jadi bertanya tanya pada hatinya, benar-benar dirinya tidak menyukai Gandi'kan?

"Ciuman? Ah! Semua orang juga busa ciuman sama siapa aja! Gak gak, gue gak suka sama tuh orang." Hema mengusap wajahnya kasar, bunyi denting ponsel membuatnya melirik.

Gandi Arthawirya
Brngkat kenikahan Revan jam brpa Ma?

Hema mendengkus geli, panggilan Ma dari Gandi entah kenapa terasa berbeda makna dipikiran Hema, gadis itu sudah berkali kali mengesampingkan pikirannya namun tak ayal ia tetap masih kepikiran juga.

Otak iseng Hema beraksi, ia mengetikkan balasan yang cukup menggelikan pada Gandi.

Hemayuni
Abis dhuzur Pa, Papa mau anterin Mama kondangan atau gimna?

Hema terkikik geli, tawanya mengudara saat Gandi membalas dengan emoji wajah datar.

Gandi Arthawirya
😑
Ya sudah Ma, ini Papa jemput ya. Mama sudah mandi atau belum? Lagi di kost atau dirumah Ibu?

Hema terkekeh pelan mengusak ujung matanya yang berair karena banyak tertawa, ia mengetikkan balasan lagi pada Gandi.

Hemayuni
Siap Pa, Mama sih belum mandi, ini lagi dirumah Ibu. Papa buruan kesini dong mandiin Mama🥰

Setengah mati Hema menahan perasaan geli itu, hingga dirinya tertawa terpingkal-pingkal terlebih melihat Gandi yang nampak enjoy dengan candaanya.

Gandi Arthawirya
Sip, on the way, tunggu saya.

Tawa Hema berhenti, raut menahan tawanya masih ada namun ia mengetikkan balasan yang normal sekarang.

Hemayuni
Bpk ngapain nanyain saya kondangan?

Gandi Arthawirya
Revan rekan bisnis saya
Tunggu sebentar, ini saya kerumah Ibu, jangan mandi dlu saya mandikan kmu

Mata Hema melotot, Gandi mana mungkin bohong jika Revan rekan bisnisnya. Jelas saja Hema percaya, Ayah Revan memang orang seperti Gandi.

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang