Pagi cerah yang di hadiahi libur kuliah adalah sebuah opsi paling muantap! Hema asik berguling kesana kemari, mencari letak tempat rebahan mana lagi yang mendapat predikat posisi wenak menurutnya.
"Gabut banget! Coba kuliah, jam segini gue lagi makan somay dimsum." Ujarnya dengan pandangan lurus menatap atap rumah.
"Ah! Kalo begini otak halu gue makin kemana-mana nih. Gak kebayang sih, ini gimana ceritanya kalo gue lagi liburan sama sugar daddy perdunia haluan. Ah! Pasti masih asik di goyang." Gumam Hema makin tak jelas, gadis itu mendadak langsung bangkit dengan raut sumringah.
"Bener! Anak anak roleplayer gue belum di sapa!" Ujarnya, dia membuka room chat di salah satu aplikasi chating lalu mengebom obrolan grup dengan banyak kata kata alay.
Roleplayer (Darrena)
Guys?
Good mowning guys
Buma tercinta kalian gabut bangett guys
@Jorgi (tokoh figuran) lo gak mauu jahilin Bunda tercinta lo ini Jor?
Pls pls gue gak ngampus malah gabut, bener bener remaja gak guna bangetDarren (tokoh utama)
Paan sih Buma? Gue lagi ada mata kuliah nihRena beutipul (tokoh kedua)
Buma, gue lagi nyiapin classmeet di rl nih, gak bisa ikutan ngejamet.Darren (tokoh utama)
Semangat cantikEnek gue liatin lu berdua, nulis naskah punya lu berdua, ini di grup harus ketemu lu berdua juga, REKOMENDASI TEMPAT YANG ISI NYA JOMBLOWATI PLIS!!
Ergi (tokoh figuran)
BuMa kalo alay overdosis, tapi kalo serius bikin merindingDiem er, gue nih beneran gabut
Darren (tokoh utama)
Minum es teh Buma, janji segarrr!Hema membiarkan chat itu terbengkalai, gadis itu memilih membuka laman instagram untuk melihat story dari pemeran roleplayer di cerita yang tengah ia garap berjudul Darrena yang menceritakan dua manusia yang sama sama memiliki luka.
Ia mengamati keantusiasan pembacanya yang sangat bahagia di hadirkan peranan roleplayer itu, membuat tokoh tokoh fiksi itu lebih terasa nyatanya.
"Ergi sama Jorgi bobroknya mendalami banget, gue yang nulis jadi malu sendiri." Ujarnya sambil menggaruk pangkal hidung yang terasa gatal.
Panggilan telfon membuatnya menggerutu sebal, itu telfon dari Ibu nya. Kebetulan sekali Hema memilih tinggal di kost yang dekat dengan kampus karena jika rumahnya dengan kampus itu memiliki jarak yang sangat jauh.
"Apa Bu? Hema lagi garap skripsi nih." Hema berbohong, padahal dirinya tengah bermalas-malasan.
"Gak kok, Hema beneran Bu. Dari malem belum tidur ini."
"Iya iya, besok Hema ke rumah. Oiya Bu, Hema mau mulai cari kerja nih, doain ya Bu."
"Elah Bu, skripsi Hema udah pasti bagus lancar jaya, orang dosennya muantap di ajak kerja sama." Hema terkekeh atas gerutuan Ibunya di sebrang telfon.
"Ya udah ya Bu, Hema mau mandi dulu terus makan." Hema tersenyum kecil dan mengangguk.
"Iya Bu, janji gak telat makan. Dadah Ibu, jaga kesehatan ya." Telfonnya di matikan, gadis itu memilih turun dari ranjang dan segera pergi mandi.
Selepas mandi ia kembali bergulat di depan layar laptop, menatap jenuh pada deretan huruf yang berisi naskah tulisannya.
"Ini Darren kudu gue apain ya biar dia makin sakit hati sama ucapan Rena." Gumamnya, menukik alis dan berpikir keras.
![](https://img.wattpad.com/cover/314363699-288-k705746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
Чиклит(17+/18+) Penulis itu menciptakan alurnya, berbaur dengan pembacanya dan menikmati karir yang tengah ia raih. Sama seperti Hema, perempuan cantik yang merangkap menjadi Mahasiswi dan penulis itu sangat amat menggandrungi alurnya sebagai penulis. Nam...