3

490 79 12
                                    

Dita mengerjapkan matanya tak percaya. Taeyong menyatakan cinta padanya. Pertama kali dalam hidupnya seorang laki-laki menyatakan cinta padanya. Bukankah ini terlalu cepat? Dia baru mengenal Taeyong kurang dari seminggu pikir Dita.

Taeyong melepaskan genggaman tangannya yang berada dipergelangan tangan Dita.

"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Mungkin kamu merasa ini terlalu cepat. Aku bisa menunggumu, selama itu kita bisa saling mengenal lebih jauh terlebih dahulu." kata Taeyong seakan membaca pikiran Dita.

Dita mengangguk pelan, kepalanya sedikit menunduk. Dia tersipu.

"Baiklah, ayo kita pulang dan selesaikan tugas Lee-saem." Taeyong mencoba memecah kecanggungan yang tercipta. Dita kembali mengangguk belum berani mengeluarkan suara.

...

Setengah jam setelahnya Dita dan Taeyong sudah sampai di rumah Dita. Dita masih canggung menghadapi Taeyong mempersilakan laki-laki itu masuk ke rumahnya. Lalu mereka lanjut mengerjakan tugas di ruang baca milik ayah Dita. Suasana mulai mencair dengan sendirinya saat mereka berdiskusi. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

"Akhirnya selesai juga tugas kita. Terimakasih ya Dit buat hari ini." ucap Taeyong.

"Sama-sama Taeyong." jawab Dita senang.

"Ngomong-ngomong kemarin kita janjian waktu di sekolah belum sempat tukeran nomer telpon, aku boleh minta nomer telponmu?" pinta Taeyong sambil menyodorkan ponselnya. Tanpa berkata Dita mengambil ponsel itu dan menyimpan nomernya di ponsel Taeyong.

"Ini nomorku." kata Dita menyerahkan ponsel Taeyong.

"Sip, kalau gitu aku pulang dulu." kata Taeyong. Merekapun berjalan keluar rumah. Lalu Taeyong pun pulang dengan senyum mengembang di bibirnya.

Dita segera berlari menuju kamarnya setelah bayangan Taeyong menghilang dari pandangan matanya. Ia berguling-guling di ranjangnya kegirangan. Ia menutup wajahnya dengan boneka kesayangannya.

"Kyaaaaa... Lee Taeyong menyukaiku. Aku tidak percaya ini." jeritannya teredam oleh boneka Rillakuma besarnya.

"Kuma-ya, sepertinya aku juga menyukainya. Jantungku selalu tidak bisa tenang jika didekatnya, dan merasa senang saat bersamanya, juga merasa tenang dan nyaman. Apa aku harus menjawabnya sekarang? Tapi apakah itu terlalu cepat? Aku bingung Kuma." Dita mencurahkan isi hatinya pada boneka kesanyangannya itu. Ini adalah kebiasaannya, baginya boneka Rillakumanya adalah sahabatnya, yang selalu mendengar keluh kesahnya tanpa protes.

"Bagaimana jika aku minta pendapat pada Zuu dan Soodam?" tanya Dita lagi yang jelas-jelas tidak ada jawaban dari boneka beruang besar berwarna cokelat muda itu. Dita segera meraih ponselnya lalu melakukan panggilan video dengan kedua sabatnya itu.

"Aloha." seru Zuu semangat.

"Eh, eh maaf aku belum bisa terima telpon dulu lagi ada acara." jawab Soodam lalu memutuskan sambungan panggilan videonya.

"Yah dia pergi. Yaudah deh nggak apa. Gimana Dita?" sahut Zuu.

"Yah Soodam nggak bisa ikutan, yaudah deh. Jadi gini Zuu jangan kaget ya." kata Dita perlahan.

"Ah kamu malah bikin aku kepo. Cepetan cerita." memang Zuu ini ceriwis dan humoris.

"Tadi kan aku pergi ke Changdeokgung sama Taeyong bikin tugas sejarah, nak pas maksi bareng tiba-tiba dia bilang dia suka sama aku Zuu." akhirnya Dita menceritakannya.

"Whattttt!!! Really!!! Lee Taeyong? Lee Taeyong NCT 127?" Zuu seakan tak percaya apa yang dikatakan Dita.

"Jadi sekarang kalian jadian?" sambungnya lagi. Dita menggeleng. Wajah Zuu langsung berubah penuh tanya.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang