15

233 42 3
                                    

15+ ya hehehe


"Wah, ada yang kangen berat nih." Taeyong membalas pelukan Dita dan mengelus kepala pacarnya penuh kasih sayang.

Tiba-tiba saja Taeyong merasa baju di dadanya basah. Lalu tak lama kemudian punggung Dita bergerak naik turun.

"Sayang, kamu nangis?" Taeyong menarik mundur badan Dita. Perempuan itu hanya menunduk dengan pipi yang sudah basah.

"Maafkan aku Taeyong. Karena menyelamatkanku kamu jadi begini." ucap Dita sambil terisak. Taeyong tersenyum tipis lalu kembali menarik kekasihnya itu dalam pelukannya.

"Sudah jangan menangis. Aku baik-baik saja. Bukankah aku sudah bilang kalau aku akan melindungimu? Jadi kamu nggak perlu sedih sayang." Taeyong mencium puncak kepala Dita.
Dita melepaskan diri dari pelukan Taeyong lalu memberanikan diri menatap laki-laki di depannya itu.

"Tapi aku nggak suka lihat kamu sakit seperti ini. Aku sayang kamu Taeyong." Taeyong menangkupkan kedua tangannya di wajah Dita lalu menghapus air mata Dita.

"Aku juga sayang kamu Dita. Aku lebih tidak ingin melihatmu terluka. Jadi jangan sedih lagi ya. Aku jadi ikutan sedih." Dita mengangguk pelan.

Melihat Dita dengan wajah sembabnya membuat hati Taeyong hangat karena ada orang yang begitu khawatir dan memperhatikannya. Taeyong mendekatkan wajahnya menuju Dita. Dita reflek menutup matanya saat melihat Taeyong mendekat. Detik berikutnya, bibir Taeyong mendarat tepat di bibir Dita kemudian melumat bibir mungil itu dengan lembut. Dita yang mulai terbawa suasana membalas lumatan Taeyong dan memeluk kekasihnya. Tak lama Dita melepaskan ciumannya karena kehabisan nafas. Taeyong terkekeh melihat ekspresi Dita yang sangat lucu baginya. Wajah Dita memerah karena malu.

"Berhenti tertawa Taeyong." protes Dita melihat Taeyong masih menertawakannya.

"Kamu imut banget sayang. Aku nggak tahan pengen ketawa." Dita memukul lengan Taeyong sambil cemberut.

"Iya iya maaf." Taeyong hanya pasrah di pukul Dita.

🍀

Flashback on

Zuu melangkahkan kakinya cepat. Wajahnya sembab, airmatanya masih mengalir. Ia mengusap airmatanya kasar. Rasa sesak segera muncul dihatinya ketika Haechan menceritakan segalanya pada Zuu sepulang dari rumah sakit. Tentang siapa dalang yang membully Dita dan siapa yang berniat mencelakai sahabat barunya itu. Kecewa adalah kata yang paling tepat untuk mendiskripsikan perasaannya saat ini.

"Soodam." Zuu memanggil Soodam yang sedang sendirian di kelas setelah jam pulang sekolah. Ya sejak tadi siang, Soodam mendadak menghilang.

Soodam menoleh ke sumber suara. Wajahnya tak kalah sembab dengan Zuu. Dengan emosi yang membuncah Zuu berjalan menuju meja Soodam. Lalu...

Plakkkk

Zuu menampar keras pipi Soodam. Soodam diam saja sambil memegangi pipinya yang memerah seolah ia mengerti kalau tamparan itu sangat layak ia dapatkan.

"Aku nggak nyangka kamu bakal melakukan hal jahat sejauh itu Soodam. Kamu tega banget melakukan semua itu pada Dita dan Taeyong. Kamu nggak kaya Soodam yang aku kenal." bentak Zuu penuh amarah. Soodam menunduk, air matanya kembali mengalir.

"Aku menyukai Taeyong sejak lama. Aku hanya ingin dia menjadi untukku. Setidaknya jika aku tidak dengannya, tidak ada yang boleh dengannya." ucapnya lirik. Zuu tercengang dengan ucapan Soodam, tak percaya jika sahabatnya itu punya pemikiran sekejam itu.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang