17

247 42 3
                                    

Happy reading all...

🍀

"Sedih banget Jane meninggal." Dita menyeka air matanya, ia memang mudah menangis melihat hal-hal sedih dan mengharukan. Zuu menganguk menyetujui Dita.

"Udahan dong kalian gandengannya. Balik ke pasangan masing-masing." protes Haechan yang sedaritadi  mencoba sabar karena sejak Dita dan Zuu bertemu kencan mereka berantakan. Setelah dicuekin di dalam bioskop karena mereka nonton sambil ngobrol sesekali. Haechan yang di sebelah kiri Zuu dicuekin karena Dita ada di sebelah kanan pacarnya. Begitupun Taeyong, tapi sepertinya stok kesabaran Taeyong memang lebih banyak dari Haechan karena laki-laki dengan putih susu itu masih belum protes.

"Apaan sih Chan. Kan jarang-jarang Double date gini." Zuu masih tidak menyadari sindiran Haechan.

"Iya Double datenya kamu sama Dita, aku sama Taeyong gitu? Mending aku balik lah, Tiap hari udah ketemu sama Taeyong di markas." Kini Zuu paham kata-kata Haechan, ia buru-buru berpindah posisi di samping Haechan dan menggandengnya dengan senyum manis yang ia tujukan pada Haechan.

"Hehehe, maap ya sayang. Ok sekarang kita mau kemana?" tanya Zuu, Haechan yang masih sebal, mencoba menahan senyumnya melihat tingkah Zuu yang menggemaskan.

"Kok diem aja, mau kemana kita? Mau kemana?" tanya Zuu lagi. Haechan yang sudah tidak tahan akhirnya terkikik sendiri.

"Dah lah, nggak bisa sebel lama-lama sama kamu. Gemesin banget, makan yuk, laper." Zuu mengangguk. Dita tersenyum melihat tingkah kedua temannya itu. Kelihatan bahagia sekali. Tanpa diduga Dita tangan Taeyong sudah melingkar di pinggangnya hal itu membuatnya tersentak kaget.

"Kita pindah lokasi yuk, biar nggak ganggu mereka." ucap Taeyong, Dita mengangguk setuju.

"Kalau gitu kita sampai disini saja ya, aku sama Taeyong mau lanjut mencari sesuatu. Semoga kencan kalian menyenangkan." Dita dan Taeyong pamit pada Haechan dan Zuu.

"Ooo, hati-hati ya kalian berdua, selamat bersenang-senang." balas Zuu. Haechan hanya menyunggingkan senyum dan lambaikan tangannya.

Dita dan Taeyong berjalan ke parkiran lalu segera masuk ke mobil. Kali ini mereka memutuskan untuk nongkrong di pinggir sungai Han. Taeyong melajukan mobilnya santai. Ia tak melewatkan kesempatan itu dengan menggenggam tangan Dita sepanjang jalan. 

"Kabar Soodam  gimana ya? Sudah dua bulan sejak kejadian percobaan bunuh dirinya dan ia memutuskan keluar dari sekolah. Dia nggak pernah menghubungiku." celetuk Dita memecah keheningan. 

"Kamu nggak usah khawatir Dita. Jaehyun selalu menemani Soodam. Kata Jaehyun, Soodam ngambil homeschooling biar pengobatan mentalnya bisa maksimal. Sekarang Soodam jauh lebih stabil dan tau nggak, sekarang mereka jadian." Taeyong mengeratkan genggamannya. Ia benar-benar bangga punya kekasih seperti Dita, cantik dan baik hati. Bahkan sahabatnya berkhianat ia masih bisa memaafkannya. Dita membulatkan matanya tak percaya.

"Eh serius? Kok kamu baru cerita sekarang sih. Padahal aku selama ini sering kepikiran Soodam." Dita menggerutu.

"Baru juga diceritain Jaehyun tadi malam. Mau cerita ke kamu tapi hari ini kamu ngobrol terus sama Zuu. Gimana mau ngasih tau sayang." Taeyong membela diri. Dita yang sebal cemberut.

"Aaaakkk. Sakit Tae." Dita mengelus pipinya yang dicubit Taeyong.

"Kamu kalo cemberut gitu gemesin, hahaha." 

"Nggak mau tau, kamu harus cerita semuanya Tae." 

"Baik tuan putriku."

🍀

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang