21

124 25 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 7 malam saat Dita terbangun dari tidurnya. Ia mendapati kamarnya gelap gulita. Tanda bahwa Angga dan Beby belum kembali ke Apartemennya. Ia menyalakan lampu tidur yang ada di atas nakasnya. Lalu mengambil ponselnya. Ada 5 pesan dan 5 Miss call dari kakaknya.

"Kak Mila pasti tau dari Johnny. Siapa lagi yang kasi tau Johnny kalau bukan Taeyong." Gumamnya. Dita segera menelpon Mila.

tut tut..

'Kenapa baru telpon?!!! Bisa-bisanya nggak ngabari aku kalau habis jatuh!!!' Seketika Dita menjauhkan ponselnya dari telinga. Suara khawatir kakaknya itu memekakan telinga.

"Santai kak, tarik nafas dulu. Aku baru bangun tidur kak." Dita mencoba menenangkan kakaknya yang rupanya masih suka meledak-ledak emosinya.

'Gimana bisa santai Dit. Gimana kondisimu sekarang? Udah baikan?' berhasil, nada bicara kakaknya itu sudah tidak sepanik tadi.

"Baik banget kalo aku mah, sehat, cuma nggak bisa jalan aja. Kakak nggak usah khawatir, aku baik-baik aja, istirahat seminggu juga sudah baikan." 

'Ya udah kalau gitu. Aku agak tenang soalnya Taeyong lagi terbang nyusulin kamu. Jadi kamu ada yang ngurus.' Sontak mata Dita membulat.

"Whatt?!!! Ngapain Taeyong kesini coba?" Tak dipungkiri ada rasa senang dalam hatinya. Dita bahkan mencoba untuk tidak tersenyum dan berbicara dengan normal.

'Salah siapa ngabari pacar sendiri kalo cowo lain bakal nginep di apartementmu. Apa lagi itu Angga yang jelas-jelas naksir sama kamu. Taeyong nggak bakal tenang Dit kalo belum ada disampingmu secepatnya. Eit, tapi inget, jangan macem-macem kalian berdua.' Dita menepuk dahinya sendiri. 

cklekkkk... terdengar suara pintu terbuka.

"Assalamualaikum." suara Beby sangat jelas terdengar. Sepertinya kedua temannya itu sudah sampai.

"Iya iya kak. Beres pokoknya. Eh kak, temen-temenku udah sampai. Lanjut nanti ya. Bye, love you." tut.. Dita memutuskan telponnya sepihak.

(Mila di South Korea)

"Dih, main putusin sambungan ni anak. Nggak tau kakaknya khawatir apa?" Mila jadi uring-uringan sendiri.

"Sabar sayang. Yang penting kan kondisi Dita sudah terkendali sekarang. Ada Taeyong yang jagain dia." Sahut Johnny yang sedang menyendok ice cream coklatnya.

(Back to kamar Dita)

"Sorry Dit kita baru sampe. Baby lama banget packingnya, kaya mau setaun nginep di apartementmu." tukas Angga setengah menggerutu. Beby langsung melotot tidak mau disalahkan.

"Ya kan emang perempuan rempong." sudah dimulai ronde perdebatan Angga dan Beby. Dita hanya geleng-geleng tapi sambil senyum-senyum sendiri melihat keduanya berdebat.

"Nyebelin lo Ngga." Beby melipat kedua tangannya di depan dada dengan kasar. Wajah cantiknya cemberut.

"Udah-udah, jadi nemenin aku apa mau debat aja berdua?" Dita akhirnya menengahi mereka berdua. Beby melirik sebal ke arah Angga yang masih sok jaim.

"Dah lah, gue ngerjain tugas ospek aja. Sana lo garap di luar." Seru Beby yang masih jengkel. Angga hanya mengangkat bahu lalu meninggalkan pada teman perempuannya. Memilih mengalah daripada berlarut-larut membuat perempuan blasteran itu lebih emosi lagi.

'Akhirnya tenang juga. Gemes juga liat mereka berdua berantem.' batin Dita. Setelah tenang, ia meminta bantuan Beby untuk mandi. Angga yang nganggur keluar membeli makan malam untuk mereka bertiga.

Tit tit tit tit terdengar pintu yang sedang dibuka dari luar. 

"Eh, si Angga cepet banget sampenya" celetuk Beby yang baru saja selesai membantu Dita kembali dari kamar mandi.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang