"Terapi tahap pertama sudah selesai. Hasil pemeriksaan keseluruhan sudah baik. Hanya saja kamu masih belum boleh menggunakan kakimu untuk olah-raga paling tidak 2 sampai 3 minggu pagi." jelas dokter spesialis yang menangani kaki Mila. Mila mengangguk paham.
"Berarti terapinya sudah selesai dok?"
"Saya sarankan untuk ikut terapi tahap 2 karena anda seorang atlit. Terapi bisa melatih kelenturan otot jadi performa anda pasca cidera tidak turun drastis."
"Baik dok, saya akan lakukan anjuran dokter."
"Ok, saya jadwalkan ya terapi tahap keduanya." Mila mengangguk mengiyakan.
"Terimakasih dok."
"Sama sama." Perempuan tampan itupun bangkit dari duduknya lalu keluar dari ruang pemeriksaan diikuti asisten dokter.
"Nona Mila, dari dokter tidak ada resep obat, kemudian ini jadwal terapi tahap keduanya. Silakan langsung ke kasir untuk menyelesaikan administrasi." ujar asisten dokter itu.
"Baik makasih sus."
"Gimana hasilnya?" laki-laki jangkung yang dari tadi menunggu Mila di ruang tunggu pasien dan menghampirinya.
"Sudah bagus cuma masih belum boleh olahraga 2 sampai 3 minggu lagi. Terapi juga masih dilanjutkan untuk melatih otot aja." Johnny mengangguk paham.
"Aku ke bagian administrasi dulu ya. Udah selesai periksanya." baru melangkah tangan Mila sudah dicekal oleh Johnny. Laki-laki itu malah menarik Mila menuju bangku ruang tunggu dan mendudukkan perempuan itu disana.
"Mana dokumennya. Aku aja yang urus. Kamu duduk sini aja. Istirahat dulu." tanpa aba-aba Johnny mengambil dokumen ditangan Mila lalu meninggalkan perempuan yang masih terbengong dengan perlakuannya.
'Sialan si Johnny. Selalu bikin jantung bekerja keras.' batin Mila setelah mampu menguasai dirinya.
Tak lama johnny datang dengan senyum mengembang di bibirnya. Mila sampai heran, hobi banget anak satu ini senyum didepannya, apa giginya nggak kering batin Mila. Mila berdiri menghampiri Johnny yang sudah dekat.
"Sudah selesai, yuk pulang. Mau mampir kemana?" spontan Mila mengangkat bahu. Johnny kembali tersenyum, ia kemudian menggapai tangan Mila lalu memposisikan diri disamping perempuan itu. Tak butuh waktu lama orang-orang disekitar mereka menatap.
"Johnny, jangan disini. Ini rumah sakit." Mila salah tingkah. Bagaimana nggak salah tingkah. Gandengan tangan di rumah sakit. Belum lagi mendengar celetukan ibu-ibu biang gosip yang bikin malu sendiri.
"Sst, itu yang digandeng cewe apa cowo sih." celetuk salah satu orang yang tidak sengaja terdengar. Mila makin berontak dalam genggaman Johnny. Johnny sih masa bodoh dengan omongan orang-orang itu.
"Nggak usah dipikirin. Kamu kan cewek. Mereka aja yang matanya ga bisa lihat ada cewe yang cantik begini." yap, segera saja wajah Mila merona sempurna, ia hanya mampu mengalah. Berjalan sambil menutupi wajahnya yang malu.
"Kak Mila?" sebuah suara membuyarkan konsentrasi Mila yang hendak masuk mobil di parkiran rumah sakit.
"Eh Dita, Taeyong. Kok di rumah sakit? Siapa yang sakit?" sapa Johnny.
"Habis nengokin Seulgi nunna. Bentar ini kayanya aku agak ketinggalan berita." Taeyong memperhatikan genggaman tangan Johnny pada Mila. Tersadar, Mila gelagapan langsung melepas gandengannya. Johnny cekikikan sendiri melihat reaksi pacar barunya itu. Dita melongo dong.
"Kapan jadiannya? Kok kak Mila nggak cerita sih?" Dita menghambur ke Mila. Ia sangat senang akhirnya kakaknya itu mau menerima Johnny dan memulai hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You
FanfictionDita Karang perempuan asal Indonesia yang pendiam dan pemalu menjadi siswi baru di salah satu SMA Internasional. Ia bertemu teman-teman baru dan pengalaman baru salah satunya adalah Lee Taeyong, ketua geng NCT 127 yang paling disegani di sekolah. ...