Suara sirine ambulance mengalun keras memekakan telinga. Tanda bagi para dokter untuk segera keluar menyambut datang pasien emergency-nya. Mereka segera datang degan sebuah brankar dorong sedangkan petugas yang keluar dari dalam ambulance dengan sigap membuka pintu mobil putih itu dan mengeluarkan seorang pasien emergency yang ada di dalamnya. Dita dengan wajah sembabnya ikut keluar dari dalam ambulance.
"Satu, dua, tiga.." seru seorang petugas ambulance.
Dalam hitungan bersama dua orang petugas ambulance itu memindahkan pasien dari brankar ambulance ke brankar yang dibawa oleh dokter jaga di unit emergency rumah sakit itu. Segera saja pasien itu dibawa masuk ke emergency.
"Taeyong, sadarlah." Dita ikut mengiringi Taeyong yang sudah bersimbah darah dengan mata terpejam.
"Anda sampai disini saja nona, kami akan menangani pasien di ruang khusus." Ucap salah satu perawat pada Dita sesampainya mereka di depan sebuah ruangan khusus. Dita terisak sendiri menanti di depan ruangan itu.
"Taeyong, kamu harus bertahan. Kamu harus kembali padaku." Dita masih terus terisak.
"Dita." Sebuah suara memanggilnya. Mila dan para 127 ternyata baru saja sampai rumah sakit dan langsung menghampiri Dita. Mila segera memeluk Dita yang sudah berantakan.
"Taeyong akan baik-baik saja. Maafkan aku tidak bisa melindungimu sehingga Taeyong jadi seperti ini." ucapn Mila. Dita tak berkata apapun tangisnya langsung pecah begitu dipeluk kakaknya itu.
flash back on
"Taeyong." Jaehyun memanggil Taeyong yang masih di kelasnya saat istirahat. Taeyong segera saja menghampiri Jaehyun.
"Aku sudah mendapatkan pelakunya. Tapi sebelum itu aku akan tanya padamu. Apa yang akan kamu lakukan padanya?" tanya Jaehyun dengan wajah yang tidak bisa dimengerti Taeyong.
"Tentu saja kan memberinya pelajaran. Beraninya membuat Dita menangis seperti kemarin." ucap Taeyong tanpa ragu dan dengan amarah yang menggebu.
"Aku harap kamu tidak berlebihan dengannya. Karena ini sedikit sulit. Karena pasti Dita juga tidak akan mengharapkan kamu memperlakukannya dengan kejam." Taeyong memincingkan matanya pada Jaehyun tidak paham.
"Soodam yang melakukan semuanya." seketika mata Taeyong membulat tak percaya.
"Serius? Jangan sembarangan. Soodam sahabat Dita. Mana mungkin dia menghianatinya." Taeyong masih tidak percaya.
"Aku juga awal mengetahuinya tak percaya. Tapi setelah bertemu dengannya di ruang IT dan dia kelihatan menutupi sesuatu ditambah dengan rekaman ini, aku hanya bisa menyayangkan hal ini." kata Jaehyun. Taeyong tampak berpikir keras.
"Makasih ya Jae sudah bantu aku. Aku akan menyusul Dita ke kantin dulu. Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak. Dia ke kantin hanya berdua dengan Zuu. Aku takut Soodam melakukan hal yang lebih nekat lagi." tukas Taeyong. Ia segera pergi ke kantin mencari Dita.
"Woi, jangan ninggal juga kali. Aku ikutan." Jaehyun menyusul Taeyong.
🍀
"Eh Dita, kamu ngerasa nggak kalau Soodam akhir-akhir ini jadi aneh?" tanya Zuu pada orang yang ia gandeng saat ini. Dita mengalihkan pandangan matanya pada Zuu.
"Aneh gimana Zuu?" Dita malah penasaran.
"Dia jadi lebih pendiam, terus jarang ke kantin lagi sama kita. Sejak kita pulang dari Bali, rasanya dia jadi bukan kaya Soodam yang aku kenal." curhat Zuu. Dita diam, ia memang merasakan hal yang sama dengan Zuu namun ia pikir itu bukan masalah besar karena Soodam adalah ketua kelas dan akhir-akhir ini ketua kelas diminta membantu persiapan pentas seni sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You
FanfictionDita Karang perempuan asal Indonesia yang pendiam dan pemalu menjadi siswi baru di salah satu SMA Internasional. Ia bertemu teman-teman baru dan pengalaman baru salah satunya adalah Lee Taeyong, ketua geng NCT 127 yang paling disegani di sekolah. ...