8

268 46 2
                                    

Hi man teman Im back... makasi yang sudah setia ngikutin FF ini. Semoga menghibur kalian. Happy reading...


Lagu dansa mengalun merdu. Dita dan Angga sudah berada di lantai dansa. Angga mengulurkan tangannya. Dita tersenyum lalu menerima uluran tangan Angga. Keduanya saling mendekatkan tubuh dan mulai menari seirama dengan musik yang mengalun.

Dita yang tampak anggun dengan dress diatas lutut dan outer transparan serta rambut coklat tua panjang berkilau yang dibiarkan terurai tampak serasi dengan Angga yang mengenakan setelan jas slimfit hitamnya.

"Kamu cantik malam ini Dit." puji Angga.

"Makasih Ngga. Kamu juga keren pake jas ini." balas Dita.

"Dita, maaf ya karena aku yang terlambat." Angga menatap Dita dengan senyuman tipisnya.

"Terlambat apa Ngga?"

"Terlambat terlambat buat ngungkapin perasaanku ke kamu." kata Angga. Dita tercekat, ia tak pernah berpikir bahwa Angga akan menyukainya.

"Hei jangan diam begitu. Katakan sesuatu." Angga menyadarkan Dita.

"Aku nggak nyangka kalau kamu menyimpan rasa untukku. Maafkan aku Angga, aku nggak bisa menerima perasaanmu." ucap Dita terus terang.

"Iya aku tahu. Tidak apa. Setidaknya kita bisa bersahabat selamanya." Dita tersenyum mendengar jawaban Angga.

Di sudut ruangan Taeyong melihat Dita dan Angga tanpa ekspresi. Jujur ia cemburu, tapi dia sudah mendapatkan Dita dan laki-laki itu tidak akan bertemu kekasihnya saat kembali ke Korea. Lagi pula ia tidak ingin membuat kekasihnya sedih jadi ia membiarkan mereka berdua berdansa. Setelah menunggu beberapa saat, Taeyong memutuskan untuk menyusul Dita dan Angga. Ia menepuk bahu Dita sehingga Dita dan Angga berhenti berdansa.

"Permisi, bolehkah aku berdansa denganmu?" ucap Taeyong mengulurkan tangannya pada Dita. Dita menatap Angga sejenak. Angga paham, ia tersenyum lalu memberi kode Dita agar menerimanya.

"Baiklah tuan yang tampan. Mari kita berdansa." Dita pun menerima uluran tangan Taeyong. Setelah itu Angga undur diri dari lantai dansa.

Musik berubah dari instrumen dansa melow ke tango.

Dita menaikkan alisnya heran. Apa Taeyong yang meminta teknisi untuk memutar lagu ini? Para tamu yang sedang berdansa saat itu berhenti. Dita dan Taeyong menjadi pusat perhatian sekarang. Por Una Cabeza mulai mengalun. Taeyong memimpin dansa Tango mereka, dan Dita menari seirama dengan musik dan menyeimbangkan tarian Taeyong. Sangat romantis. Dita terbuai dengan tarian mereka berdua.

Saat lagu berhenti dan dansa usai para tamu bergemuruh bertepuk tangan dan menyoraki mereka berdua. Taeyong dan Dita memberi hormat pada para tamu, lalu meninggalkan lantai dansa.

"Aku baru tau kalau kamu bisa dansa, tango lagi." tukas Dita.

"Apalagi aku. Aku kira kamu cuma anak pendiam yang cuma bisa dansa biasa." timpal Taeyong.

"Yeee, aku emang pendiem tapi ngedance itu hobi. Aku pernah ambil kelas menari waktu SMP dan mempelajari dansa." terang Dita. Taeyong mengangguk, ia senang ternyata hobinya sama dengan pacarnya.

"Hei couple baru. Keren banget kalian." sebuah suara membuat Taeyong dan Dita mengalihkan perhatian.

"Kak Kirana, hehehe, maaf ya kita nyuri panggung." kata Dita melihat kakaknya dan suami menghampiri Dita dan Taeyong.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang