9

256 46 2
                                    

Yeyyyy akhirnya post lagi. Happy reading all.... 



Hari ini Dita dkk dan NCT 127 pulang ke Korea. Dua minggu penuh sudah mereka habiskan di Bali dengan segala moment yang mereka dapatkan. Setelah berpamitan dengan orang tua Dita, kakak Dita dan Mila, mereka semua berangkat ke bandara. Mila tidak bisa mengantar karena kakinya belum boleh digerakkan lama-lama untuk menghindari cedera parah.

"Woi tungguin aku dong." Zuu dengan susah payah menggeret koper besarnya menyusul teman-temannya di depan.
"Ish, lama. Sini aku bawain." Haechan menyusul Zuu dan mengambil alih koper besarnya. Zuu cemberut, namun tetap saja mengikuti Haechan tanpa berkata lagi persis seperti anak kecil yang dimarahi ibunya.

"Yong, mentang-mentang sudah nggak jomblo jangan pamer kemesraan di depan mata para bujang dong. Gak kasian sama kita?" Jungwoo protes karena sejak dari rumah hingga bandara mereka selalu bergandengan tangan dan seperti tidak bisa dilepaskan lagi.

"Makannya cari pacar." jawab Taeyong santai. Dita yang dasarnya orang yang nggak enakan melepaskan genggaman tangan Taeyong sambil senyum-senyum malu. Namun sedetik berikutnya tangannya kembali disambar Taeyong. Dita menatap Taeyong keheranan. Sedangkan Taeyong memasang wajah galaknya.

"Lah ini si Johnny kok mau balik Korea tapi wajahnya malah sendu gitu." celetuk Yuta.

"Maklumin aja Yut, sedih kudu pulang ke Korea ga bisa bawa pulang atlit basket." timpal Doyoung.

"Apaan sih kalian. Seenggaknya bersimpati gitu. Malah julid." wajah kesal Johnny membuat semua orang tidak berani lagi bertanya atau bercanda.

Sesampainya di dalam pesawat, Taeyong dan Zuu kembali bertukar posisi sehingga Taaeyong dan Dita kembali duduk berdua dan Zuu kembali berada di antara Taeil dan Haechan.

'Ini adalah kesempatan terakhir sebelum sampai di Korea. Harus maksimal.' batin Zuu.

"Hai Taeil." Zuu menyapa Taeil bersemangat. Taeil hanya tersenyum tipis sambil menanggukkan kepalanya. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut laki-laki manis nan kalem itu. Zuu segera duduk di kursinya dan menempatkan tas selempangnya di dipangkuannya. Haechan sedari tadi lirik lirik sebal pada Zuu yang caper ke Taeil.

"Gimana liburanmu dua minggu ini? Senengkan?" Zuu mulai basa-basi.

"Lumayan." jawab Taeil singkat.

'Ih, kok jawabannya singkat gitu sih.' Zuu menggerutu dalam hati. Ia harus extra keras menggapai laki-laki ini.

"Pergi kemana aja kemarin sama temen-temen?" Zuu memancing Taeil untuk lebih banyak bicara.

"Eum, banyak, macam-macam pantai, bedugul, pasar sokawati, GWK sama caffee-caffee aja." Taeil tampaknya mulai mau berbicara.

"Sama sih tapi kok kita jarang ketemu ya. Kenapa kemarin nggak bareng aja ya mainnya. Makin rame kan makin asyik."

"Iya." jawaban Taeil mematahkan semangat Zuu. Lagi-lagi singkat padat dan kurang jelas. Iya apa coba?

Haechan nyolek pundak Zuu. Zuu sedikit terkejut lalu menoleh ke arah Haechan yang ada di samping kanannya. Haechan mengintruksikan Zuu untuk mendekat.

"Kita belum sampai di Korea, perjanjian kita belum selesai." bisik Haechan. Bener-bener ini anak paling jago memperkeruh suasana hati. Zuu langsung BT sejadinya.

"Inget, masih punya janji buat traktir aku burger besar double patty, double cheese." kata laki-laki super tengil di sebelahnya itu.

"Iya iya, ga lupa kok." Zuu cemberut.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang