20

203 28 3
                                    

Disinilah Dita sekarang, bukan di Bali, ia sedang menjadi anak rantau di Jakarta, menjadi salah satu mahasiswi akuntansi disalah satu perguruan tinggi swasta disana. Kini Dita harus membiasakan diri dengan hiruk pikuk ibu kota. Kemacetan, polusi dan terik matahari yang luar biasa menurutnya.

Dita tinggal sendiri disalah satu apartment kecil yang orang tuanya siapkan untuknya. Nyatanya dia berani berpisah dengan ibunya yang menyusul sang ayah yang kini pindah tugas ke Jepang. Awalnya terasa sulit, namun ia menantang rasa takutnya itu dan itu berhasil.

Sebulan sudah berlalu semenjak ia meninggalkan Korea dan Taeyong. Selama ini komunikasi mereka baik-baik saja. Rindu pasti, tapi mereka mencoba bertahan. Baru sebulan, masih bertahun-tahun tersisa.

Ponsel Dita berbunyi. Ia yang baru saja akan menyendokkan makan malamnya tertahan. Diletakkannya sedok berisi nasi goreng bakso buatannya lalu segera menjamah ponselnya. Tentu saja Taeyong nama yang tertera di layar. Dita segera menekan tombol terima lalu meletakkan ponselnya agar ia bisa terlihat dalam layar.

"Hai matahari. Lagi makan malam ya." Sapa laki-laki yang kini mewarnai rambutnya dengan warna putih. Alih alih mengejek kekasihnya itu seperti kakek-kakek, Dita malah terpesona saat pertama kali melihat kekasihnya itu berganti warna rambut seminggu yang lalu.

 Alih alih mengejek kekasihnya itu seperti kakek-kakek, Dita malah terpesona saat pertama kali melihat kekasihnya itu berganti warna rambut seminggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, masak nasi goreng. Besok sudah mulai ospek. Tadi seharian nyiapin keperluan ospek. Ya ampun ribet banget pokoknya." Keluh Dita lalu ia menyendokkan nasi goreng yang tadi belum jadi masuk ke mulutnya. Taeyong terkekeh melihat tingkah Dita yang selalu menggemaskan.

"Semangat ya, emang kebiasaan di Indonesia ospeknya gimana?"

"Ya sebenernya cuma pengenalan lingkungan dan aktivitas perkuliahan doang, tapi kadang-kadang seniornya iseng. Ngasih tugas-tugas bawa ini itu. Benda-benda aneh disuru bawa."

"Kamu emang bawa benda aneh apa?"

"Name tag segede ini. Terus besok ospek aku harus kucir rambut sesuai bulan lahir. Nah aku kan kudu kucir 12, gimana coba?" Dita menepuk dahinya sendiri merasakan pusing akibat stress.

"Whaahahaha, nggak nyangka seru juga ospek di Indonesia. Besok difoto ya, aku jadikan profile picture." Jelas saja Dita langsung melotot mendengarnya.

"Ih, kamu kok malah ngeledekin sih yang." Dita cemberut. Ia kembali menyendokkan nasi gorengnya dengan emosi.

"Jangan marah sayang. Sabar ya. Cuma tiga hari. Setelah itu akan kembali ke aktivitas biasa." Dita mengangguk pelan. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Eh, Sayang, aku di kampus nggak sendirian lho. Kemarin waktu daftar ulang aku ketemu Angga disana. Kita sekampus. Untung ga sepi-sepi banget lah di Jakarta sendirian."

"Yang, jangan bikin kepikiran deh." Sahut Taeyong mulai cemberut. Bagaimana tidak? Kondisi sedang LDR tapi malah mendapat kabar kalau pacarnya disana ditemani oleh orang yang menyukainya.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang